Stop Penaikan BI Rate!
Ditulis oleh: Anthony Budiawan
Rektor – Kwik Kian Gie School of Business
Suku bunga acuan Bank Indonesia yang juga disebut BI rate naik sebanyak empat kali dengan total kenaikan sebesar 150 basis points (atau 1,5%), dari 5,75% menjai 7,25%, hanya dalam kurun waktu 3 bulan saja. Menurut para pejabat Bank Indonesia, penaikan BI rate dilakukan untuk memerangi inflasi serta meredam pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS.
Bank Indonesia menaikkan BI rate pada tanggal:
- 13 Juni 2013 sebesar 0,25%, menjadi 6% (dari 5,75%);
- 11 Juli 2013 sebesar 0,5% , menjadi 6,5%;
- 29 Agustus 2013 sebesar 0,5%, menjadi 7%; dan
- 12 September 2013 sebesar 0,25% menjadi 7,25%.
Meskipun BI rate sudah naik sebanyak empat kali menjadi 7,25%, pelemahan kurs rupiah masih tidak tertahankan, yang mana mencerminkan kebijakan ini tidak efektif untuk menahan anjloknya kurs rupiah. Perkembangan kurs rupiah seputar tanggal kenaikan BI rate juga mendukung pendapat di atas.
Kurs rupiah pada tanggal 13 Juni 2013 tercatat sebesar Rp 9.887 per dolar AS, dan tidak berubah secara berarti meskipun cenderung melemah setelah BI rate naik menjadi 6%. Lihat grafik di bawah ini.
Ketika BI rate dinaikkan 50 bps menjadi 6,5% pada tanggal 11 Juli 2013, kurs rupiah pada hari itu tercatat Rp 9.979 per dolar AS. Setelah BI rate naik, kurs rupiah malah melemah dan tembus Rp 10.000 per dolar AS, hingga hampir Rp 11.000 sebelum Bank Indonesia menaikkan lagi BI rate pada tanggal 29 Agustus 2013 menjadi 7%. Ketika itu kurs rupiah tercatat Rp 10.936 per dolar AS. Setelah kenaikan Bi rate, kurs rupiah masih cenderung melemah dan tembus Rp 11.000, menjadi Rp 11.494 per dolar AS pada tanggal 12 September 2013, di mana BI rate dinaikkan lagi sebesar 25 bps menjadi 7,25%. Kurs rupiah sempat naik pada tanggal 19 Sepetember 2013, tetapi hal tersebut lebih disebabkan karena kebijakan the FED yang menunda tapering QE. Setelah pelaku pasar sadar bahwa the FED hanya menunda dan, cepat atau lambat, tapering akan terjadi, kurs rupiah kemudian melemah kembali. Pada hari ini, 24 September 2013 kurs rupiah tercatat Rp 11.535 per dolar AS.
Akankah Bank Indonesia menaikkan lagi BI rate karena ternyata kurs rupiah masih belum menguat juga meskipun BI rate sudah naik empat kali?
Kenaikan BI rate pasti akan memukul ekonomi kita: pertumbuhan investasi akan turun, dan pertumbuhan konsumsi juga akan turun. Oleh karena itu, sebaiknya Bank Indonesia stop menaikkan BI rate karena permasalahan pelemahan kurs rupiah bukan karena BI rate terlalu rendah, melainkan apakah Bank Indonesia mempunyai stock dolar yang cukup untuk memenuhi permintaan dolar apabila tapering QE jadi dilaksanakan oleh the FED.
— 000 —
kkg November 27th, 2013 05:47 am
indonesia amat beruntung memiliki seorang kwik kian gie.
dan peran yang bapak jalankan sekarang untuk membangun negri dengan mencerdaskan bangsa adalah amat sangat teramat luar biasa mulia nya.
saya terus menunggu tulisan tulisan bapak.
terima kasih pak.
kris Desember 13th, 2013 12:23 pm
walau saya tidak berback ground ekonomi,bila membaca tulisan2 Bapak (misalnya,analisa ekonomi kwik kian gie, dikompas..,artikel Bapak ttg mimpi jadi konglemerat,..buku bapak yang berjudul pikiran yang terkorupsi),..jadi “mudheng..atau cetho melo2,..kata orang Juawana..)…bahasanya tidak mbulet2…tidak menggunakan istilah2 yang “Dhuwur2″
sehingga menambah wawasan saya…makasih Pak Kwik…terus menulis ya Pak buah pikiran Bapak Luar biasa….