Kontroversi Kenaikan Harga BBM
PENGANTAR
Dalam paparan ini saya memberlakukan penyederhaan atau simplifikasi dengan maksud untuk memperoleh gambaran yang sangat jelas tentang esensinya saja.
Maka saya mengasumsikan bahwa semua minyak mentah Indonesia dijadikan satu jenis BBM saja, yaitu bensin Premium. Metode ini sering digunakan untuk memperoleh gambaran tentang esensi atau inti permasalahannya. Metode ini dikenal dengan istilah method of decreasing abstraction, terutama kalau dilanjutkan dengan penyempurnaan dengan cara memasukkan semua detil dari data dan kenyataan, yang dikenal dengan istilah putting the flesh on the bones.
Cara perhitungan yang saya lakukan dan dijadikan dasar untuk paparan hari ini ternyata 99% sama dengan perhitungan oleh Pemerintah yang tentunya sangat mendetil dan akurat.
Dengan data dan asumsi yang sama, Pemerintah mencantumkan kelebihan uang tunai sebesar Rp. 96,8 trilyun, dan saya tiba pada kelebihan uang tunai sebesar Rp. 97,955 trilyun.
PERMASALAHAN
Kepada masyarakat diberikan gambaran bahwa setiap kali harga minyak mentah di pasar internasional meningkat, dengan sendirinya pemerintah harus mengeluarkan uang ekstra, dengan istilah “untuk membayar subsidi BBM yang membengkak”.
Harga minyak mentah di pasar internasional selalu meningkat. Sebabnya karena minyak mentah adalah fosil yang tidak terbarui (not renewable). Setiap kali minyak mentah diangkat ke permukaan bumi, persediaan minyak di dalam perut bumi berkurang. Pemakaian (konsumsi) minyak bumi sebagai bahan baku BBM meningkat terus, sehingga permintaan yang meningkat terus berlangsung bersamaan dengan berkurangnya cadangan minyak di dalam perut bumi. Hal ini membuat bahwa permintaan senantiasa meningkat sedangkan berbarengan dengan itu, penawarannya senantiasa menyusut.
Sejak lama para pemimpin dan cendekiawan Indonesia berhasil di-“brainwash” dengan sebuah doktrin yang mengatakan : “Semua minyak mentah yang dibutuhkan oleh penduduk Indonesia harus dinilai dengan harga internasional, walaupun kita mempunyai minyak mentah sendiri.” Dengan kata lain, bangsa Indonesia yang mempunyai minyak harus membayar minyak ini dengan harga internasional.
Harga BBM yang dikenakan pada rakyat Indonesia tidak selalu sama dengan ekuivalen harga minyak mentahnya. Bilamana harga BBM lebih rendah dibandingkan dengan ekuivalen harga minyak mentahnya di pasar internasional, dikatakan bahwa pemerintah merugi, memberi subsidi untuk perbedaan harga ini. Lantas dikatakan bahwa “subsidi” sama dengan uang tunai yang harus dikeluarkan oleh pemerintah, sedangkan pemerintah tidak memilikinya. Maka APBN akan jebol, dan untuk menghindarinya, harga BBM harus dinaikkan.
Pikiran tersebut adalah pikiran yang sesat, ditinjau dari sudut teori kalkulasi harga pokok dengan metode apapun juga. Penyesatannya dapat dituangkan dalam angka-angka yang sebagai berikut.
Harga bensin premium yang Rp. 4.500 per liter sekarang ini ekuivalen dengan harga minyak mentah sebesar US$ 69,50 per barrel. Harga yang berlaku US$ 105 per barrel. Lantas dikatakan bahwa pemerintah merugi US$ 35,50 per barrel. Dalam rupiah, pemerintah merugi sebesar US$ 35,50 x Rp. 9.000 = Rp. 319.500 per barrel. Ini sama dengan Rp. 2009, 43 per liter (Rp. 319.500 : 159). Karena konsumsi BBM Indonesia sebanyak 63 milyar liter per tahun, dikatakan bahwa kerugiannya 63 milyar x Rp. 2009,43 = Rp. 126,59 trilyun per tahun. Maka kalau harga bensin premium dipertahankan sebesar Rp. 4.500 per liter, pemerintah merugi atau memberi subsidi sebesar Rp. 126,59 trilyun. Uang ini tidak dimiliki, sehingga APBN akan jebol.
Pikiran yang didasarkan atas perhitungan di atas sangat menyesatkan, karena sama sekali tidak memperhitunkan kenyataan bahwa bangsa Indonesia memiliki minyak mentah sendiri di dalam perut buminya.
Pengadaan BBM oleh Pertamina berlangsung atas perintah dari Pemerintah. Pertamina diperintahkan untuk mengadakan 63 milyar liter bensin premium setiap tahunnya, yang harus dijual dengan harga Rp. 4.500 per liter. Maka perolehan Pertamina atas hasil penjualan bensin premium sebesar 63.000.000.000 liter x Rp. 4.500 = Rp. 283,5 trilyun.
Pertamina disuruh membeli dari:
Pemerintah |
37,7808 milyar liter |
dengan harga Rp. 5.944/liter = |
Rp. 224,5691tr |
Pasar internasional |
25,2192 milyar liter |
dengan harga Rp. 5.944/liter = |
Rp. 149,903 tr |
Jumlahnya |
63 milyar liter |
dengan harga Rp. 5.944/liter = |
Rp. 374,4721 tr |
Biaya LRT |
63 milyar liter @Rp. 566 |
|
Rp. 35,658 tr |
Jumlah Pengeluaran Pertamina |
|
Rp. 410,13 tr |
|
Hasil Penjualan Pert |
63 milyar liter @ Rp. 4.500 |
|
Rp. 283,5 tr |
PERTAMINA DEFISIT/TEKOR/KEKURANGAN TUNAI |
Rp. 126,63 tr. |
Tabel di atas menunjukkan bahwa setelah menurut dengan patuh apa saja yang diperintahkan oleh Pemerintah, Pertamina kekurangan uang tunai sebesar Rp. 126,63 trilyun.
Pemerintah menambal defisit tersebut dengan membayar tunai sebesar Rp. 126,63 trilyun yang katanya membuat jebolnya APBN, karena uang ini tidak dimiliki oleh Pemerintah.
Ini jelas bohong di siang hari bolong. Kita lihat baris paling atas dari Tabel denga huruf tebal (bold), bahwa Pemerintah menerima hasil penjualan minyak mentah kepada Pertamina sebesar Rp. 224,569 trilyun. Jumlah penerimaan oleh Pemerintah ini tidak pernah disebut-sebut. Yang ditonjol-tonjolkan hanya tekornya Pertamina sebesar Rp. 126,63 trilyun yang harus ditomboki oleh Pemerintah.
Kalau jumlah penerimaan Pemerintah dari Pertamina ini tidak disembunyikan, maka hasilnya adalah:
• Pemerintah menerima dari Pertamina sejumlah |
Rp. 224,569 trilyun |
• Pemerintah menomboki tekornya Pertamina sejumlah |
(Rp. 126,63 trilyun) |
• Per saldo Pemerintah kelebihan uang tunai sejumlah |
Rp. 97,939 trilyun |
Perhitungan selengkapnya dapat di-download di sini.
TEMPATNYA DALAM APBN
Kalau memang ada kelebihan uang tunai dalam Kas Pemerintah, di mana dapat kita temukan dalam APBN 2012 ?
Di halaman 1 yang saya lampirkan, yaitu yang dirinci ke dalam :
• Pos “DBH (Dana Bagi Hasil) sejumlah |
Rp. 45,3 trilyun |
• Pos “Net Migas” sejumlah |
Rp. 51,5 trilyun |
• Jumlahnya | Rp. 96,8 trilyun |
Sumber :
Perhitungan Bp. Anggito Abimanyu dan Perhitungan Bp. Anthony Budiawan
Perbedaan sejumlah Rp. 1,1 trilyun disebabkan karena Pemerintah menghitungnya dengan data lengkap yang mendetil.
Saya menghitungngya dengan penyederhanaan/simplifikasi guna memperoleh esensi perhitungan bahwa Pemerintah melakukan kehohongan publik. Bedanya toh ternyata sama sekali tidak signifikan, yaitu sebesar Rp. 1,1 trilyun atau 1,14 % saja.
SUBSIDI BUKAN PENGELUARAN UANG TUNAI
Dalam pembicaraan tentang BBM, kata “subsidi BBM” yang paling banyak dipakai. Kebanyakan dari elit bangsa kita, baik yang ada di dalam pemerintahan maupun yang di luar mempunyai pengertian yang sama ketika mereka mengucapkan kata “subsidi BBM”.
Ketika mulut mengucapkan dua kata “subsidi BBM”, otaknya mengatakan “perbedaan antara harga minyak mentah internasional dengan harga yang dikenakan kepada bangsa Indonesia.” Ketika mulut mengucapkan “Subsidi bensin premium sebesar Rp. 2.009 per liter”, otaknya berpikir : “Harga minyak mentah USD 105 per barrel setara dengan dengan Rp. 6.509 per liter bensin premium, sedangkan harga bensin premium hanya Rp. 4.500 per liter”.
Mengapa para elit itu berpikir bahwa harga minyak mentah yang milik kita sendiri harus ditentukan oleh mekanisme pasar yang dikoordinasikan oleh NYMEX di New York ?
Karena mereka sudah di-“brain wash” bahwa harga adalah yang berlaku di pasar internasional pada saat mengucapkan harga yang bersangkutan. Maka karena sekarang ini harga minyak mentah yang ditentukan dan diumumkan oleh NYMEX sebesar USD 105 per barrel atau setara dengan bensin premium seharga Rp. 6.509 per liter, dan harga yang diberlakukan untuk bangsa Indonesia sebesar Rp. 4.500 per liter, mereka teriak : “Pemerintah merugi sebesar Rp. 2.009 per liter”. Karena konsumsi bangsa Indonesia sebanyak 63 milyar liter per tahun, maka Pertamina merugi Rp. 126,567 trilyun per tahun.
Selisih ini disebut “subsidi”, dan lebih konyol lagi, karena lantas mengatakan bahwa “subsidi” ini sama dengan uang tunai yang harus dikeluarkan”.
UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI
Pikiran hasil brain washing tersebut berakar dalam UU nomor 22 tahun 2001. Pasal 28 ayat 2 berbunyi : “Harga bahan bakar minyak dan gas bumi diserahkan pada mekanisme persaingan usaha yang sehat dan wajar”. Ini berarti bahwa rakyat harus membayar minyak yang miliknya sendiri dengan harga yang ditentukan oleh NYMEX di New York. Kalau harganya lebih rendah dikatakan merugi, harus mengeluarkan tunai yang tidak dimiliki dan membuat APBN jebol.
Seperti yang baru saya katakan tadi pikiran seperti itu tidak benar. Yang benar ialah pengeluaran uang tunai untuk pemompaan minyak sampai ke atas muka bumi (lifting) ditambah dengan pengilangan sampai menjadi BBM (refining) ditambah dengan pengangkutan sampai ke pompa-pompa bensin (transporting), seluruhnya sebesar USD 10 per barrel. Dengan kurs yang 1 USD = Rp. 9.000, uang tunai yang dikeluarkan untuk menghasilkan 1 liter premium sebesar Rp. 566.
BAGAIMANA UUD HARUS DITAFSIRKAN TENTANG KEBIJAKAN MINYAK?
Menurut UUD kita harga BBM tidak boleh ditentukan oleh siapapun juga kecuali oleh hikmah kebijaksanaan yang sesuai dengan kepatutan, daya beli masyarakat dan nilai strategisnya bagi sektor-sektor kehidupan ekonomi lainnya. Mengapa ? Karena BBM termasuk dalam “Barang yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak”.
PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI
Itulah sebabnya Mahkamah Konstitusi menyatakan pasal 28 ayat (2) dari UU nomor 22 tahun 2001 tentang Migas bertentangan dengan UUD RI. Putusannya bernomor 002/PUU-I/2003 yang berbunyi : “Harga bahan bakar minyak dan gas bumi diserahkan pada persaingan usaha yang sehat dan wajar dari Undang-Undang nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi bertentangan dengan Undang-Undang dasar Republik Indonesia.”
Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2004 pasal 72 ayat (1)
Brain washing begitu berhasilnya , sehingga Putusan MK ini disikapi dengan Peraturan Pemerintah nomor 36 Tahun 2004. Pasal 72 ayat (1) berbunyi : “Harga bahan bakar minyak dan gas bumi, kecuali gas bumi untuk rumah tangga dan pelanggan kecil, diserahkan pada persaingan usaha yang wajar, sehat dan transparan.”
Ini benar-benar keterlaluan. UUD, MK dilecehkan dengan PP.
Jelas Pemerintah telah berpikir, berucap dan bertinak yang bertentangan dengan UUD kita dalam kebijakannya tentang BBM. Toh tidak ada konsekuensinya apa-apa. Toh Pemerintah akan memberlakukannya dengan merujuk pada Undang-Undang yang telah dinyatakan bertentangan dengan Konstitusi.
APA MAKSUD DAN DAMPAK DARI MEMPERTAHANKAN BERLAKUNYA UU NO. 22 TAHUN 2001 ?
Maksudnya jelas, yaitu supaya mendarah daging pada rakyat Indonesia bahwa mereka harus membayar harga BBM (bensin) dengan harga yang ditentukan oleh NYMEX. Bahkan setiap hari harga BBM harus bergejolak sesuai dengan fluktuasi harga minyak mentah yang diumumkan oleh NYMEX setiap beberapa menit sekali.
Harian Kompas tanggal 17 Mei 2008 memuat pernyataan Menko Boediono (yang sekarang menjabat Wakil Presiden) yang berbunyi : “Pemerintah akan menyamakan harga bahan bakar minyak atau BBM untuk umum di dalam negeri dengan harga minyak di pasar internasional secara bertahap mulai tahun 2008……..dan Pemerintah ingin mengarahkan kebijakan harga BBM pada mekanisme penyesuaian otomatis dengan harga dunia.”
Harian Indopos tanggal 3 Juli 2008 mengutip Presiden SBY yang mengatakan :”Jika harga minyak USD 150 per barrel, subsidi BBM dan listrik yang harus ditanggung APBN Rp. 320 trilyun.” “Kalau (harga minyak) USD 160, gila lagi. Kita akan keluarkan (subsidi) Rp. 254 trilyun hanya untuk BBM.”
Jelas bahwa Presiden SBY sudah teryakinkan bahwa yang dikatakan dengan subsidi memang sama dengan uang tunai yang harus dikeluarkan. Hal yang sama sekali tidak benar, seperti yang diuraikan di atas tadi.
SHELL SUDAH MENJALANKAN HARGA BBM NAIK TURUN OTOMATIS DENGAN NAIK TURUNNYA HARGA MINYAK DI PASAR INTERNASIONAL
Barang siapa membeli bensin dari pompa Shell akan mengalami bahwa harga naik turun. Kemarin, tanggal 18 Maret 2012 harga bensin super Shell Rp. 9.550 per liter.
Harga Rp. 9.550 dikurangi dengan biaya LTR sebesar Rp. 566 = Rp. 8.984 per liter. Dengan kurs 1 USD = Rp. 9.000, harga ini setara dengan harga minyak mentah USD 0,9982 per liter atau USD 159 minyak mentah per barrel. Harga minyak mentah di pasar internasional USD 105 per barrel. Shell mengambil untung dari rakyat Indonesia sebesar USD 54 per barrel atau USD 0,34 per liter, yang sama dengan Rp. 3.057 per liternya. Ini kalau minyak mentahnya dibeli dari pasar internasional dengan harga USD 105 per barrel. Tetapi kalau minyak mentahnya berasal dari bagiannya dari kontrak bagi hasil, bayangkan berapa untungnya !!
PEMERINTAH BERANGGAPAN BAHWA PENENTUAN HARGA BBM KEPADA RAKYATNYA SENDIRI HARUS SAMA DENGAN YANG DILAKUKAN OLEH SHELL
Sekarang menjadi lebih jelas lagi bahwa Pemerintah merasa dan berpendapat (sadar atau tidak sadar) bahwa Pemerintah harus mengambil untung yang sama besarnya dengan keuntungan yang diraih oleh Shell dari rakyat Indonesia, bukan menutup defisit BBM dalam APBN, karena defisitnya tidak ada. Sebaliknya, yang ada surplus atau kelebihan uang tunai.
BENSIN PERTAMAX DARI PERTAMINA SUDAH MEMBERI UNTUNG SANGAT BESAR KEPADA PERTAMINA
Harga bensin Pertamax Rp. 9.650 per liter. Dikurangi dengan biaya LTR sebesar Rp. 566 menjadi setara dengan harga minyak mentah sebesar Rp. 9.084/liter. Dengan kurs 1 USD = Rp. 9.000, per liternya menjadi USD 1,0093, dan per barrel (x 159) menjadi USD 160,48. Untuk bensin Pertamax, Pertamina sudah mengambil untung sebesar USD 55,48 per barrelnya.
Nampaknya Pemerintah tidak rela kalau untuk bensin premium keuntungannya tidak sebesar ini juga.
MENGAPA RAKYAT MARAH ?
Kita saksikan mulai maraknya demonstrasi menolak kenaikan harga bensin premium. Bukan hanya karena kenaikan yang akan diberlakukan oleh Pemerintah memang sangat memberatkan, tetapi juga karena rakyat dengan cara pikir dan bahasanya sendiri mengerti bahwa yang dikatakan oleh Pemerintah tidak benar.
Banyak yang menanyakan kepada saya : Kita punya minyak di bawah perut bumi kita. Kenapa kok menjadi sedih kalau harganya meningkat ? Orang punya barang yang harganya naik kan seharusnya lebih senang ?
Dalam hal minyak dan bensin, dengan kenaikan harga di pasar internasional bukankah kita harus berkata : “Untunglah kita punyak minyak sendiri, sehingga harus mengimpor sedikit saja.”
ADAKAH NEGARA YANG MENJUAL BENSINNYA ATAS DASAR KEBIJAKANNYA SENDIRI, TIDAK OLEH NYMEX ?
Ada. Fuad Bawazir mengirimkan sms kepada saya dengan data tentang negara-negara yang menjual bensinnya dengan harga yang ditetapkannya sendiri, yaitu :
- Venezuela : Rp. 585/liter
- Turkmenistan : Rp. 936/liter
- Nigeria : Rp. 1.170/liter
- Iran : Rp. 1.287/liter
- Arab Saudi : Rp. 1.404/liter
- Lybia : Rp. 1.636/liter
- Kuwait : Rp. 2.457/liter
- Quatar : Rp. 2.575/liter
- Bahrain : Rp. 3.159/liter
- Uni Emirat Arab : Rp. 4.300/liter
KESIMPULAN
Kesimpulan dari paparan kami ialah :
- Pemerintah telah melanggar UUD RI
- Pemerintah telah mengatakan hal yang tidak benar kepada rakyatnya, karena mengatakan mengeluarkan uang tunai sebesar Rp. 126 tr, sedangkan kenyataannya kelebihan uang tunai sebesar Rp. 97,955 trilyun.
- Dengan menaikkan premium menjadi Rp. 6.000 per liter, Pemerintah ingin memperoleh kelebihan yang lebih besar lagi, yaitu sebesar Rp. 192,455 trilyun, bukan sekedar menutup “bolongnya” APBN.
- Pertamina sudah mengambil keuntungan besar dari rakyat Indonesia dalam hal bensin Pertamax dan Pertamax Plus. Nampaknya tidak rela hanya memperoleh kelebihan uang tunai sebesar Rp. 97,955 trilyun dari rakyatnya. Maunya sebesar Rp. 192,455 trilyun dengan cara menaikkan harga bensin premium menjadi Rp. 6.000 per liter.
- Pemerintah menuruti (comply) dengan aspirasi UU no. 22 tahun 2001 yang menghendaki supaya rakyat Indonesia merasa dan berpikir bahwa dengan sendirinya kita harus membayar bensin dengan harga dunia, agar dengan demikian semua perusahaan minyak asing bisa memperoleh laba dengan menjual bensin di Indonesia, yang notabene minyak mentahnya dari Indonesia sendiri.Bukankah Shell, Petronas, Chevron sudah mempunyai pompa-pompa bensin ?
guzzrud Maret 22nd, 2012 15:21 pm
bisakah kita berharap MK mau berteriak bahwa keputusannya telah diabaikan pemerintahan SBY dan mewajibkannya untuk mematuhi keputusan tersebut?
bapanaali Agustus 31st, 2014 13:33 pm
makin banyak wong cilik,setelah kenaikan BBM
satrisna proletar Maret 23rd, 2012 01:32 am
yang miskin tambah miskin,,,ratyat selalu jadi tumbal kepentingan, hati nurani pemimpin di bungkam oleh uang,uang,uang,,,apa nanti para pemimpin mati membawa uang, mana hati nurani kalian !!! banyak tunas bangsa yang sedang tumbuh jangan rusak harapan bangsa sendiri !!!
@Fanani_Daim Maret 23rd, 2012 08:14 am
Penjelasan yang menarik. Terima kasih atas analisis dan artikulasi kejengahan kami atas kebohongan dan pengkhianatan pemerintah terhadap rakyatnya sendiri dengan kebijakannya yang tidak bijak berupa #bensincampur, campur pembohongan, campur penyesatan, campur pengkhianatan, campur penjajahan. Subsidi BBM-nya sendiri sudah dusta, ditambah lagi dijadikan kedok untuk berdusta.
@Fanani_Daim
Fahmi Maret 23rd, 2012 10:24 am
makasih Pak, saya jadi mengerti arti kata ‘subsidi’ yang selama ini dipasang di semua pombensin ternyata hanya sebuah bualan berkiasan kebaikan..
hamzah Maret 24th, 2012 01:08 am
pak kwik yang terhormat…sebelumnya perlu saya sampaikan bahwa saya memilih SBY pada pemilu yg lalu…knapa??? karena dia pilihan terbaik diantara pilihan buruk yg disodorkan kepada kami (rakyat)…artinya adalah bahwa apapun nantinya kebijakan yg ditelorkan oleh kepemimpinan beliau, saya (kita) seharusnya sudah bisa menduga bahwa kebijakan yg dihasilkan adalah kebijakan yg buruk…..sebagaimana mungkin juga apabila yg terpilih sebagai presiden waktu itu bukan SBY…ato siapapun yg jadi presiden…knapa???? karna bangsa indonesia adalah bangsa yg buruk….kita punya semua ahli dari semua disiplin ilmu….. contohnya anda…
jadi pertanyaan saya adalah kenapa kondisi perekonomian kita carut marut begini??? knapa kondisi perhukuman kita begini???? knapa jalanan kita semuanya rusak.?????? knapa sepakbola kita sampe begini????? dan lain sbgnya
saya mungkin tahu jawabannya pak kwik……..yaitu karna kita semua adalah orang yg buruk…saya, SBY…dan mungkin juga anda…..
pertanyaan saya untuk anda pak kwik…APA SEBENARNYA YANG INGIN ANDA SAMPAIKAN..??????? dengan mengulas dan merinci semua angka2 ini…?????? apakah yg anda sampaikan ini bisa mengurangi penderitaan rakyat…???????? apakah anda berharap semua orang akan membenarkan “analisa anda” ini.???? lalu kemudian karna SBY sudah melakukan kebohongan publik SBY lantas layak di lengserkan..????? apakah anda juga bisa berhitung berapa biaya yg timbul apabila SBY BERHASIL anda LENGSERKAN…????????
sooooo….pak kwik yg terhormat….apakah yang sebenarnya ingin anda sampaikan adalah anda ingin mengatakan kepada semua orang bahwa ANDA ADALAH ORANG YANG PINTAR..????????
karna kalo anda ternyata, atau siapapun juga, adalah orang yang pintar…. berarti anda BUKAN ORANG INDONESIA…!!!!!!!!!!!!!
mohon ma’af kalo tidak berkenan….
Praditya Maret 24th, 2012 17:19 pm
Salut ama Pak Kwik , Makasih bgt ya pak atas pencerahannya , lg pgn belajar ekonomi mikro kaya gini nih saya. hehehe….
wnd Maret 25th, 2012 10:32 am
Apakah benar itu ? harga minyak di negara lain sedemikian murahnya??
fakta yang mengagetkan bagi saya
Tian Harington Maret 25th, 2012 14:34 pm
Sangat masuk akal dari banyak hal hitungan yang telah Om kwik paparkan diatas tadi, Jikalaulah ini benar maka saya sebagai anak bangsa sungguh miris teramat malu terhadap para pemimpin bangsa ini yang berpikiran picik dengan memeras rakyat ini bertubi tubi tampa ampunan, sehingga semakin berkembangnya pola pikir rakyat yang semakin merajalela yaitu peniruan pola pikir pemerasan terhadap hal apapun didalam masyarakat !
msalim Maret 25th, 2012 16:06 pm
Harga minyak mentah di pasar internasional selalu meningkat. Sebabnya karena minyak mentah adalah fosil yang tidak terbarui (not renewable).
==================
utk pernyataan itu munkin pak KKG blm menerima info ini :
http://sinarilahdunia.wordpress.com/2012/03/13/propaganda-peak-oil-ternyata-minyak-bumi-bukan-berasal-dari-fosil/
Simson Arifin Maret 25th, 2012 16:14 pm
Saya sangat tertarik dengan paparan kalkulasi tersebut.
Saya mau bertanya mengenai kpernyataan “Pertamina disuruh membeli dari:
Pemerintah 37,7808 milyar liter dengan harga Rp. 5.944/liter = Rp. 224,5691tr”
Bagaimana hal ini terjadi secara aktual?
Makudnya, Apakah sekarang ini prakteknya Pertamina selalu ada pengeluaran konstan / semacam biaya yg hrs dibayarkan ke Pemerintah sejumlah sekian?
Atau apakah ada istilah lain yang digunakan pemerintah hingga bisa terlaksana pengeluaran sbebesar itu?
Karena, jika saya baca sebagai orang awam (yang tidak memahami seluk beluk pemerintahan: “Karena sudah terlalu bosan dengan celoteh Pemerintah”) terkesan aneh / janggal?
Mohon sedikit penjelasannya.
Terima kasih banyak.
bambang suhadi Maret 25th, 2012 17:42 pm
Terima kasih atas ulasan Bapak, sebelunya saya termasuk yang pro dengan kenaikan, dan setelah baca tulisan bapak pun saya masih pro dengan kenaikan BBM, maaf saya belum tercerahkan sepertinya.
pertama yang ingin saya tanyakan adalah,
kenapa biaya investasi( alat dan biaya ekplorasi) yang ditanamkan oleh perusahan minyak tidak bapak ikutkan, demikian juga dengan tax yang harus ditanggung perusahaan minyak bukankah nialinya cukup besar?
Selanjutnya, apakah setiap kontrak migas selalu memberikan 70% dari hasil kepada RI?
Bapak juga harus melihat negara-negara berkembang seperti Malaysia, China, Vietnam,India bahkan Timor Leste dapat hidup dengan layak tanpa harus menggelontorkan triliunnan rupiah untub sussidi BBM
sebagian dari mereka juga penghasil negara penghasil minyak.
sepertinya ulasan bapak cukup mendasar, dan jika memang benar kenapa paka tidak pernah sampaikan secara teruka di forum yang lebih luas semacam TV dll
pendapat saya walupun toh Negara di untungkan sekian triliun dari hasil penjualan minyak bumi kita, bukankah lebih baik jika keuntungan itu di berikan untuk mensubsidi sektor-sektor yang lebih produktif semacam pertanian, industri galangan kapal, industri penerbangan, maupun subsidi-subsidi bunga untuk UMKM, seperti Uni ERopa, korea selatan Jepang arau AS
maaf jika pendapat saya terkesan picik dan tak berbobot, saya bukan ekonom semacam Bapak, jadi mohon penjelasaannya
terima kasih
Ahmad Fikri Aulia Maret 25th, 2012 21:08 pm
Yth. Pak Kwik, terima kasih telah memberi pencerahan.
Namun, masih ada yang belum jelas di benak saya.
Saya pernah melihat perhitungan Bapak sebelumnya ketika Bapak menjadi pembicara pada Seminar Mafia Minyak di FEUI.
Yang saya ingin tanyakan adalah bagaimana dengan alokasi pendapatan pemerintah yang hilang itu?
Jika dengan perhitungan Bapak, bukankah ada opportunity cost yang seharusnya dapat dialokasikan ke pos lain seperti pendidikan, kesehatan, dll?
Mohon penjelasannya.
Terima kasih.
Salam,
Fikri
nanda goeltom Maret 25th, 2012 22:34 pm
Logic. Harusnya memang kita bisa berdiri sendiri. Apakah kebijakan2 ini ada kaitannya dengan kontrak2 politik? Terima kasih atas jawabannya..
Firman Maret 25th, 2012 22:36 pm
Terima kasih atas pencerahannya Pak. Kalau ada negara2 yang bisa menetapkan harga BBMnya sendiri, mengapa negara kita malah memilih harga pasar internasional? Apakah kebijakan pemerintah ini hasil dari “kekuatan luar” atau hasil dari “rekayasa dari segelintir orang2 kita juga”?
Farhan Maret 27th, 2012 05:52 am
Pertanyaan selanjutnya; “Nominal yang sedemikian besar dan disembunyikan dari publik kemanakah larinya?” Untuk kesejahteraan rakyatkah? Atau untuk “tambahan” kesejahteraan para cukong?
Robinson Elohansen Maret 27th, 2012 14:37 pm
Analisa yang hebat, Pak Kwik. Memang tidak semua orang bisa menganalisa sejauh itu, apalagi lengkap dengan detailnya, sebab mereka harus ikut kedalam sistim pemerintahan baru mengerti. Semoga ada orang-orang yang masih mau berpikiran patriotik dalam rezim pemerintah saat ini untuk menerapkan analisa Bapak. Saya hanya khawatir demo-demo yang digelar oleh sebagian kecil mahasiswa dan masyarakat lebih condong pada politik pemerintah ketimbang ke titik permasalahan yang dihadapi oleh negara, sehingga ketika mereka kelak duduk di pemerintahan, mereka juga tidak mampu menganalisanya. Bukankah isu kenaikan harga BBM sudah pernah didiskusikan oleh rakyat Indonesia beberapa tahun lalu?
Robinson Elohansen Maret 27th, 2012 14:38 pm
Analisa yang hebat, Pak Kwik. Memang tidak semua orang bisa menganalisa sejauh itu, apalagi lengkap dengan detailnya, sebab mereka harus ikut kedalam sistim pemerintahan baru mengerti. Semoga ada orang-orang yang masih mau berpikiran patriotik dalam rezim pemerintah saat ini untuk menerapkan analisa Bapak. Saya hanya khawatir demo-demo yang digelar oleh sebagian kecil mahasiswa dan masyarakat lebih condong pada politik pemerintah ketimbang ke titik permasalahan yang dihadapi oleh negara, sehingga ketika mereka kelak duduk di pemerintahan, mereka juga tidak mampu menganalisanya.
Robinson Elohansen Maret 27th, 2012 14:39 pm
Analisa yang hebat, Pak Kwik. Memang tidak semua orang bisa menganalisa sejauh itu, apalagi lengkap dengan detailnya, sebab mereka harus ikut kedalam sistim pemerintahan baru mengerti. Semoga ada orang-orang yang masih mau berpikiran patriotik dalam rezim pemerintah saat ini untuk menerapkan analisa Bapak. Saya hanya khawatir demo-demo yang digelar oleh sebagian kecil mahasiswa dan masyarakat lebih condong pada politik pemerintah ketimbang ke titik permasalahan yang dihadapi oleh negara.
Uce Prasetyo Maret 29th, 2012 17:20 pm
Apakah arti sebesar-besarnya u kemakmuran Rakyat,bila punya penghasilan 225T dari Migas itu langsung di habiskan 225T agar BBM murah atau bila perlu BBMnya gratis? Bukankah UUD juga mewajibkan pemerintah bahwa Fakir Miskin dan Anak-anak terlantar dipelihara negara serta negara bertanggunjawab atas penyediaan fasilitas kesehatan dan umum yang layak.. Apakah ada bunyi UUD yg mengatakan BBM harus murah atau harus gratis? Dan bagaimana kondisi fakir miskin, anak terlantar n fasilitas umum di Indonesia sekarang, sudah cukup baikkah? Kan belum. Kalau belum, berarti dana itu diperlukan untuk menjalankan kewajiban itu.BBM dengan harga murah hanya di Negara yang melibah ruah BBMnya (Timur Tengah) dan Negara Komunis 30 tahun lalu yaitu di CIna dan Uni Soviet, hasilnya Uni Soviet pecah dan hancur, sedangkan CINA walau komunis sudah merubah ideologi eknonominya sejak 25 tahun lalu sehinggga sekarang Maju.
Uce Prasetyo Maret 29th, 2012 17:50 pm
BUAT PAK THAJYO PDIP:
Gubernur dan walikota itu ikut turun ke jalan ya nggak masalah, kan yang memilih rakyat.” Kata Pak Tjahyo Kumolo (Sekjen PDIP). Pak andai, sekarang presidenya Bu Mega, bapak jadi Mendagrinya, dan walikota yang PROTES TERBUKA dan Membangkang itu kader Demokrat, APA BAPAK TETAP BERSIKAP YANG SAMA dan MEMBELANYA. Atau Kepala Desa di pilih oleh Rakyat, protes terbuka dan membangkang kepada kebijakan BUPATI, Apa tetap kepala desa nya tidak bisa di pecat oleh Pak Sekda karena kades juga di pilih oleh Rakyat? Kalau bapak bersikap sama itu saya anggap kebenaran, bila bapak bersikap yang berbeda, hemat saya pendapat bapak murni karena berdasar KEPENTINGAN.
Fuad BW Maret 30th, 2012 12:55 pm
Perhitungan Pak Kwik terlalu menyederhanakan persoalan. Dikira negara ini milik orang-orang yang punya kendaraan bermotor dan mobil saja. Mereka, para penolak pencabutan subsidi BBM, adalah orang yang ingin mengangkangi kekayaan alam berupa minyak untuk mereka sendiri.
Mana bagian untuk orang miskin, orang yang yang tidak punya kendaraan baik sepeda motor maupun mobil?
Barkah Soamole April 10th, 2012 18:36 pm
Salam …dari Timr Indonesia
Pa Kwik…saya sering membaca buku karangan Pa Kwik ttng
Ekonomi Indo dlm krisis dan transisi politik…..!
Sebelumnya saya sampaikan terima kasih atas pencerhan tentang penyederhanaan kenaikan harga BBM.
Kapan kita bisa maju kalau Terus begini hal yang kecil aja kita harapkan dari Luar Negeri …
DPR…… tambahan pasal aja bertentangan dengn UU 33 tidak salah kata Gusdur DPR seperti taman kanak-kanak
coba kita Tegong sedikit RRC,, suatu negara yg pernah terisolasi selama 50 tahun
tetapi nyatanya mereka maju dan berkembang pesat.
Andhy Aryutama Juni 25th, 2013 20:18 pm
Itu karena Negara-negara tersebut Eksportir Minyak masbro Firman,
Konsumsi minyaknya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan produksi minyaknya, lah kalo Indonesia sekarang kondisinya kita sudah net Improtir minyak. Jadi tidak bisa lagi menentukan harga minyak
Bambang MS Maret 25th, 2012 23:22 pm
pemahaman seperti paparan diatas perlu di sosialisasikan agar masyarakat luas tahu yang sebenarnya. untuk pak Kwik.. terus buat tuliasan2 yang membuat rakyat lebih pintar .. salute untuk pak Kwik
Uce Prasetyo Maret 29th, 2012 17:33 pm
Apakah arti sebesar-besarnya u kemakmuran Rakyat,bila punya penghasilan 225T langsung di habiskan 225T agar BBM murah? UUD juga mewajibkan pemerintah Fakir Miskin,Anak terlantar diplihara negara n bertanggunjawab atas penyediaan fasilitas kesehatan&umum yg layak. Adakah bunyi UUD, BBM harus murah atau gratis? Bgmana kondisi fakir miskin,anak terlantar,fasilitas umum sekarang, sudah cukup baikkah? Kan belum. Kalau belum, berarti dana itu diperlukan untuk menjalankan kewajiban itu. BBM harga dimurahkan hanya di Negara yang melipah ruah BBMnya (Timur Tengah) dan Negara Komunis 30 tahun lalu yaitu di Cina, Uni Soviet, hasilnya Uni Soviet pecah dan hancur, sedangkan CINA walau komunis sudah merubah ideologi eknonominya sejak 25 tahun lalu sehinggga sekarang Maju. Sekarang CINA yang partainya masih KOMUNIS saja sudah meninggalkan ideologi ekonomi komunisnya, dan apakah P Kwik mau menganjurkan agar RI yang demokratis ini ideologi ekonominya jadi ekonomi KOMUNIS?
dr.emi Maret 25th, 2012 23:35 pm
sebaiknya artikel ini kita kirimkan ke meja pak BEYE, pertanyaanya aapakah pak BEYE ngerti apa gak.
nama rahasia Maret 26th, 2012 08:55 am
Misal dengan duit yang banyak itu menyamaratakan harga BBM sampai di pelosok Timur Indonesia sana. Juga menjaga stoknya.
Dan kalo misal dengan duit yang banyak itu juga, menghilangkan pemadaman listrik di Sumatra, Kalimantan, dan mungkin mengurangi (sementara) di Sulawesi, Papua dan pulau2 Maluku dan Nusa Tenggara.
Kalo kayak gitu, setuju dah BBM naek…
Erlangga Santoso Maret 26th, 2012 08:56 am
Pak Kwik,
Saya sangat menghargai jerih payah anda dalam menjelaskan hal-hal di atas. Termasuk perhitungan keuntungan yang diperoleh Pertamina dari penjualan pertamax. Tp saya agak ragu dengan hitungan anda.
Beberapa waktu lalu, pd forum diskusi yang diselenggarakan Metro TV, anda men-challenge untuk mendapatkan akses pada perhitungan di Pertamina karena anda meyakini ada kebohongan pemerintah di sana; dan kemudian, Menteri BUMN memerintahkan Dirut Pertamina untuk membuka akses kepada anda. Dan reaksi anda kira2 seperti ini: “OK, saya percaya Pertamina merugi; tp saya butuh akses atas kalkulasi di Kemenkeu.” Lalu anda terlihat sangat tidak percaya diri.
Hal lainnya: anda dan si ‘ahli ekonomi’ Fuad Bawazier pernah duduk di pemerintahan dan pada posisi yang selalu bersentuhan dengan kebijakan ekonomi, termasuk harga BBM. Dimana hitungan anda selama anda sekalian ada di sana? OK, di forum diskusi Metro TV anda sudah mengatakan bahwa pada saat itu anda tidak mempunyai akses dan cukup power. Bagi saya ini agak mengherankan.
Fuad Bawazier? Anda masih percaya pada perkataannya? Termasuk sms-nya? Dalam pandangan saya, dia bahkan mampu berbohong pada dirinya sendiri, dengan kesadaran penuh. Maaf kalau pandangan saya ini tidak pas menurut anda. Sudahlah… lupakan dia!
Saya sama sekali tidak bermaksud membela pemerintah, pun tidak mencoba mengatakan perhitungan anda salah. Saya hanya belum yakin dengan publikasi anda dan juga publikasi pemerintah. Saya pun punya perhitungan sendiri, sesuai dengan pengetahuan yang saya miliki, dan perhitungan ini masih untuk konsumsi saya pribadi.
Kapan anda akan memanfaatkan akses yang sudah diberikan Dahlan Iskan? Segera lakukan dan umumkan hasilnya. Jangan biarkan rakyat terombang-ambing.
Mari kita sama-sama mencerdaskan rakyat dengan cara yang cerdas pula.
Tetaplah kritis demi pembangunan Indonesia.
Salam hormat,
Angga
vladimir Maret 26th, 2012 09:27 am
ya begitu lah,kalau berkawan terlalu dekat dengan amerika
Erlangga Santoso Maret 26th, 2012 10:17 am
Pak Kwik,
Saya sangat menghargai jerih payah anda dalam menjelaskan hal-hal di atas, termasuk perhitungan atas uang masuk pemerintah dari penjualan BBM dan keuntungan yang diperoleh Pertamina dari penjualan Pertamax. Namun, maaf, saya masih meragukan perhitungan anda.
Beberapa waktu lalu, pada forum diskusi yang disiarkan oleh Metro TV, anda men-challenge Pemerintah untuk membuka akses bagi anda atas perhitungan di Pertamina karena anda sangat yakin ada kebohongan Pemerintah di sana. Menteri BUMN serta merta memerintahkan Dirut Pertamina untuk memberikan akses itu kepada anda. Dan kemudian, reaksi anda kira-kira seperti ini: “OK, saya percaya bahwa Pertamina pasti merugi. Tetapi saya butuh akses atas kalkulasi di Kemenkeu karena uang masuk ada di sana.” Lalu anda terlihat sangat tidak percaya diri. Ketika satu akses yang anda minta sudah diberikan, anda mencoba meminta hal lain.
Fuad Bawazier?? Ahh… anda masih percaya pada orang ini? Termasuk sms-nya? Dalam pandangan saya, orang ini bahkan mampu berbohong pada diri sendiri, dengan kesadaran penuh dan dilakukan berulang-ulang. Maaf kalau pandangan saya ini tidak pas menurut anda.
By the way, anda dan Pak Fuad B pernah duduk di jajaran perumus dan pembuat kebijakan ekonomi nasional. Dimana anda dan perhitungan anda pada saat itu, termasuk perhitungan tentang harga BBM? Di forum diskusi yang saya sebutkan di atas, anda memang mengatakan bahwa pada saat itu anda tidak punya akses dan tidak cukup power. Bagi saya, ini sangat mengherankan! That’s it! Bagaimana dengan Pak Fuad, orang yang kata-katanya masih anda percaya?? Ah… sudahlah! Lupakan dia!!!
Saya sama sekali tidak bermaksud membela Pemerintah, pun tidak ingin mengatakan perhitungan anda salah. Saya hanya belum yakin dengan publikasi anda dan juga publikasi pemerintah. Saya punya perhitungan sendiri, sesuai dengan pengetahuan yang saya miliki. Dan perhitungan saya ini hanya untuk konsumsi saya pribadi. Setidaknya, dengan hitungan ini, saya bisa menetapkan posisi saya, tidak hanya mengikut arus.
Kapan anda akan memanfaatkan akses yang sudah disediakan Menteri BUMN? Saran saya, segera manfaatkan dan umumkan hasilnya.
Mari kita cerdaskan masyarakat dengan cara yang cerdas pula.
Tetaplah kritis demi pembangunan bangsa dan Negara Indonesia.
Salam hormat,
Angga
benny hardjono Maret 26th, 2012 10:17 am
Pak maaf, apakah bpk tdk kelupaan sesuatu – bgm dgn gaji para pekerja yg mengeluarkan minyak bumi tsb + biaya sewa alat, depresiasi alat (yg hrs diganti pada suatu saat), biaya asuransi (pegawai dan aset) (dsb. ?) – sebab dlm perhitungan bpk – hal2 itu tdk disebut :
“pengeluaran uang tunai untuk pemompaan minyak sampai ke atas muka bumi (lifting) ditambah dengan pengilangan sampai menjadi BBM (refining) ditambah dengan pengangkutan sampai ke pompa-pompa bensin (transporting), seluruhnya sebesar USD 10 per barrel. Dengan kurs yang 1 USD = Rp. 9.000, uang tunai yang dikeluarkan untuk menghasilkan 1 liter premium sebesar Rp. 566.”
Maaf saya cuma dosen – org awam – tapi cukup prihatin dgn permainan politik di negara yg “semrawut” ini. Semrawut krn “the have, the powerful people and the brains” – sama2 ternoda dgn maksud2 yg tdk baik. Jadi sebaiknya datanya dulu yg perlu benar. Mohon balasan (ASAP ya pak) bpk ke publik dan ke saya secara japri isinya sama ya pak. Mungkin ada beda – tapi bedanya tdk sebesar itu ya ? Tentu saja saya sih sangat setuju bila harga BBM kita sama saja dgn Uni Emirat Arab misalnya .. he he he dan terima kasih kalau bpk murni masih “care” dgn negara kita. Keep up you good works pak. Kira gentar pada sang PENCIPTA diberikan ke semua org di negara ini. Mari kita mulai dgn diri kita sendiri. Salam, Ben
onyx Maret 26th, 2012 10:37 am
Menurut saya ada yang lupa diperhitungan diatas :
1. Biaya overhead pemerintah untuk mendapatkan Rp. 224,569 trilyun (237,615 Juta barel) itu belom dihitung ?
Berikut ini perhitunganya :
kelebihan uang tunai sebesar Rp. 97,955 trilyun. yang dikatakan pak kwik ini jika kita dapatkan baru 43.62% dari biaya pemerintah untuk mendapatkan 37,7808 milyar liter / 224.569 trilyun. Mana mungkin pemerintah mendapatkan minyak segitu banyak tanpa ada biaya yang harus dibayar baik itu mereka import or produksi sendiri.
Dengan perhitungan : (97.955 trilyun / 224.569 trilyun ) x 100% = 43,62%
JADI HITUNGAN YANG MENUDING PEMERINTAH UNTUNG 97.955 TRILYUN ITU SALAH MENURUT SAYA. MINIMAL BIAYA PEMERINTAH 70% JIKA MAU UNTUNG 30%. INI SAJA BARU 43,62% BELOM ADA 70% . LIAT PERHITUNGAN DIATAS ADA YG MENYEBUTKAN DARI MANA PEMERINTAH MENDAPATKAN 37.7808 MILYAR LITER ??
Wisnu Maret 26th, 2012 11:15 am
muantafs sekali pak kwik pencerahan & data2nya..saya sempat heran sewaktu di Jakarta Lawyers Club..wakil2 pemerintah kayak nggak punya kompetensi duduk & menjelaskan di forum tsb, bener2 penjelasan yg nggak bermutu…salut pak..maju terus memerangi kesewenang2an para penyelenggara negara yg korup..salam dari desa
Uce Prasetyo Maret 29th, 2012 17:41 pm
Ketika kita jadi anak (jadi warga dalam Keluarga),tentu terasa Nikmat & Nyaman ketika semua keinginan n kebutuhan selalu dipenuhi ORTU. Tapi apakah yang terasa Nikmat & Nyaman itu selalu baik buat masa depan anak? Dan ketika ada ORTU yang memberikan keinginan anaknya secara terbatas agar anak cepat Mandiri & penghasilan ORTU digunakan untuk investasi agar hasilnya bisa dirasakan anak di masa depan dan harta yg dihematnya nantinya toh diwariskan ke si Anak? Tentu ini dirasakan tidak nyaman bagi Anak, Apakah Ortu itu salah? Jadi bukan NIKMAT atau Tidaknya yang perlu kita pilih, tapi yang BAIK & MENDIDIKlah yang perlu kita pilih, ketika dewasa si Anak akan menyadari mana yang BAIK & MENDIDIK. Begitu juga kenaikan BBM ini, ini hanya pilihan cara Pemerintah (ORTU) dalam mendidik dan mempersiapkan masa depan kita?
irfan Maret 26th, 2012 11:37 am
Betul Pak, tapi apakah selamanya Indonesia punya cadangan minyak yang bisa dijual? apakah benar subsidi BBM terus diadakan sementara sebagaian besar yang menikmati masyarakat yang mampu? apakah subsidi BBM tidak lebih baik digunakan untuk membangun infrastruktur umum, seperti jalan dan MRT, daripada menjadi terbuang percuma menjadi polusi di jalan macet?
Cepat atau lambat, masyarakat Indonesia dan negara2 lain yang bapak sebutkan di atas pasti akan menggunakan harga pasar apabila cadangan minyak mereka menipis.
mohon tanggapan Pak Kwik.
terima kasih Pak.
samuel Maret 26th, 2012 12:10 pm
terima kasih pak kwik atas pencerahannya… itu sebabnya pemerintah tdk mau transparan ..ngitung nya dr mana tu kenaikan… mohon ijin untuk disebar luaskan ya pak buat kawan2.. spy semua tahu…. trims pak
Uce Prasetyo Maret 29th, 2012 17:45 pm
Hal yang wajib dilakukan NEGARA adalah membangun INFRASTRUKTUR & FASILITAS PUBLIK merata di wilayahnya, misal JALAN, JEMBATAN, PELABUHAN, LISTRIK, AIR, PELABUHAN, BENDUNGAN, PENDIDIKAN, & KESEHATAN serta mengurus Fakir Miskin & Anak Terlantar. Dengan itu ekonomi bisa bergerak, tumbuh dan Negara jadi maju dan rakyat lebih sejahtera, dan yang masih miskin tidak terlalu menderita. Sedangkan plesiran rakyatnya dengan BBM murah dll itu hanya SUNNAH alias bagus kalau bisa dilakukan. Namun tidak tepat bila hal yang SUNNAH dipaksakan untuk dilakukan, sedangkan yang WAJIB TIDAK DI JALANKAN.
Capt D Maret 26th, 2012 12:17 pm
Negara tidak akan pernah pro-rakyat, kalo logika penguasa berseberangan terlalu jauh dengan logika rakyat..
terima kasih pencerahannya pak kwik…
the Capt
Sammy Nd Maret 26th, 2012 12:45 pm
Itulah akibatnya kalau punya pemimpin Neolib…apa-apa tergantung luar negeri. Sudah saatnya pilih pemimpin yang pro rakyat!
Lily Maret 26th, 2012 13:32 pm
Pak KKG,
Bukankah Pertamina itu adalah badan usaha sendiri (BUMN) yang ada laporan keuangan (neraca & laba-rugi) sendiri? Keuangnanya berdiri sendiri, terpisah dari pemerintah?
Sepengetahuan saya, dalam menghitung laba-rugi, yah yang dihitung adalah pemasukan & pengeluaran masing-masing. Pertamina adalah neraca & laba rugi Pertamina. Pemerintah adalah APBN. Tidak boleh dicampur aduk. Kenapa Bapak mencampuradukan keuangan dari transaksi jual-beli bbm ini antara kas Pertamina dengan kas Pemerintah. Bapak mencatat pengeluaran untuk pembelian BBM dari kas Pertamina, lalu mencatat penerimaan lewat kas Pemerintah. Yah, gak fair dunk, Pak??
Kalau Pertamina disuruh mengeluarkan uang untuk pembelian bbm thok, lalu penerimaannya semua masuk ke kas Pemerintah, yah Pertamina jelas rugi bandar, Pak!
Pak Kwik, apakah ada penjelasan yang lain? Atau saya yang tidak paham??
Terima kasih,
Lily
fransnoel Maret 26th, 2012 13:52 pm
wah, saya jadi tahu. Ternyata rinciannya seperti itu. Tidak habis pikir dengan pemerintah Indonesia. :’(
Uce Prasetyo Maret 29th, 2012 17:47 pm
KEBIASAAN itu belum tentu baik dan benar, yang perlu dilakukan adalah mulai melakukan hal yang baik dan benar sehingga menjadi KEBIASAAN. Kenikmatan adanya BBM & Listrik yang disubsidi ini bisa jadi juga suatu KEBIASAAN yang belum tentu baik dan benar. Dan tentu serta pasti tidak ada yang NYAMAN ketika pertama kali kita akan meninggalkan suatu hal yang Nikmat, untuk memulai melakukan hal yang BAIK & BENAR, namun lambat laun baru akan terasa memilih jalan yang baik & benar itu akan lebih terasa Nikmat.
legowo Maret 26th, 2012 14:25 pm
Setuju harga minyak sesuai harga pasar, biar jalanan tidak macet. Tutup semua sumur minyak yg hanya dinikmati oleh asing dan segelintir orang yg tdk amanah. Wariskan kepada generasi yang akan datang.
Andri Wilfritz Maret 26th, 2012 15:02 pm
ini lah jawaban dari tanda tanya besar yang dari dulu ada dibenak saya pak.. bagaimana mungkin pemerintah harus menombok biaya pemakaian BBM pada saat harga jual minyak dunia naik? padahal kita adalah negara produsen minyak..trimakasih pak Kwik untuk pencerahannya..
Uce Prasetyo Maret 29th, 2012 17:48 pm
Saya pribadi setuju BBM Naik, namun saya lebih setuju bila perubahanya adalah satu paket yaitu 1. BBM Naik; 2. Anggaran infrastrutur, pendidikan, kesehatan Naik; 3. PNS/POLRI yang suka bolos & tidak berkinerja baik dipermudah untuk di PECAT sebagaimana di Swasta (agar kasih kesempatan warga lain yg berkinerja baik jadi PNS); 4. KORUPTOR yang betul betul terbukti menerima & menggelapkan dana lebih dari 1 Milyar langsung di Vonis Mati, Agar mempermudah kasih kesempatan pegawai lain yang baik jadi Pejabat; 5. Ekspor bahan baku mentah atau energi (batubara,gas,minyak,dll) maksimal hanya 20% saja, agar energinya digunakan untuk menghidupkan Industri dalan negeri, lalu barang jadinya di Galakkan di ekspor. 6. Kejahatan ringan (lalu lintas) dll hukumanya dengan kerja sosial saja agar tidak membebani keuangan negara (di LP maknanya negara yg nanggung) 7. Hakim/Jaksa gajinya dinaikan 3x lipat, namun kalau terbukti mempermainkan kasus, langsung di Hukum Mati, toh penduduk indonesia kan masih banyak yang perlu dikasih kesempatan kerja.
Ahmad Fikri Aulia Maret 26th, 2012 15:07 pm
Bagaimana dengan opportunity cost dari pendapatan pemerintah yang hilang tersebut? Seharusnya bisa membangun infrasuktur, pendidikan, kesehatan, dll.
Ruth N Maret 26th, 2012 15:36 pm
Pak Kwik, mohon penjelasannya.
Saya sedang lihat realisasi APBN hingga 2012 (sebelum APBN-P). Di situ pendapatan negara dari minyak bumi sejak 2010 hanya berkisar di angka 150 T.
Jika dalam analisis Pak Kwik ada penerimaan 224 T itu darimana perhitungannya dan masuk ke mana berarti Pak?
Apakah mungkin persentase lifting Indonesia memang tidak sampai 70%?
m fahrozi zaelnai Maret 26th, 2012 15:38 pm
Terimakasih untuk Pak Kwik atas paparan mengenai harga BBM di Indonesia.
pemaparan bapak telah membuat fikiran sy menjadi jauh lebih terbuka. sangat ilmiah, factual dan mencerahkan. saya akan terus sosialisasikan pemaparan Pak Kwik ini. kita ingin rakyat kita menjadi jauh lebih cerdas.
Untuk Pemerintahan SBY tolong kedepankan hati nurani. Rakyat menjerit selama ini, karena beban hidup yang begitu berat. Jangan tambah penderitaan rakyat dengan menaikkan harga BBM.
Rudi Sahrizal, S.Kom Maret 26th, 2012 16:00 pm
buat pak kwiek, semoga selalu diberi kesehatan dan slalu memberikan pandangan dan pikirannya demi kemakmurah rakyat Indonesia…. semoga yang duduk di pemerintahan juga bisa memiliki pandangan yang sama seperti pak kwiek….
Tirta Ganda Maret 26th, 2012 16:03 pm
Pemahaman yang mudah dimengerti.
Terima kasih banyak buat pak kwik atas pencerahannya.
Yunus Indra Maret 26th, 2012 17:19 pm
Permisi Pak Kwik, saya mau tanya sedikit (mungkin rekan2 yg lain bisa bantu saya).. Saya bukan org pintar, dan saya bingung hehehe..
1. Darimanakah asal minyak yg dimiliki pemerintah yang dijual ke Pertamina? Apakah diimpor? Jika diimpor, apa bedanya dengan pembelian minyak dari pasar internasional?
2. Apakah penerimaan pemerintah hasil penjualan ke pertamina masih harus dikurangi biaya2 operasional atau HPP pembelian minyak dari pihak lain? Jika demikian, bukankah seharusnya penerimaan Rp 224 tr itu tidak bisa langsung dikurangkan ke angka Defisit Rp 126 tr tersebut?
Saya bingung pak hehehe, mohon dijelaskan.
Maturnuwuunn…
ahmad Maret 26th, 2012 18:22 pm
pak thanks buat infona, tp maaf harus diluruskan nih,, ada angka2 yang menurut saya perlu di betulkan,
asumsi per barel 105 pedahal bisa jadi nanti 240 atau 170,,
pokonya harga minyak pasti naik aja, dan di atas 105.
klo perbarel USD 105 pak kwik menganalogikan Rp 6.509,
pedahal permium skrg 4.500, jelas udah tekor Rp.2.009,-
katakan saja minyak naeknya USD 180/barel. tuh jadi berapa.
mari kita kalkulasikan dengan cermat, begini pak Kwik,,
3 x 4 = Rp.750,- sedangkan 4 x 6 = Rp. 1.500,-
terus bagaimana kalo kita naikan lagih menjadi A4,
bisa di hitung dong jadi berapa?
nah untuk harga promosi aja ya,, sebelum kenaikan BBM
dapet diskon 25% untuk 3 x 4 dan untuk 4 x 6 bonus figura.
yang jelas kwalitas catnya jamin bagus, yang jelas hitungan
di atas masih flexibel bisa nego kok, datang aja ke
digital printing studio kami, di jl. margahayu raya.
thanks..
damai indonesiaku,, damai negriku,,
hidup pa kwik….
I love you full, pak kwik,, kandidat presiden 2014,, wakil juga aku dukung pa kwik,, I love you full lagi pak kwik,, Maaf saya gak gitu ngerti itungannya. ngaikut aja sayamah sama itung2an pak kwik…
harry Maret 26th, 2012 18:47 pm
Pak Kwik,
Bapak pernah menjadi Menko Ekuin pada saat ibu Mega menjadi Presiden, apakah bapak mempunyai data berapa harga pokok produksi minyak Indonesia? selama ini kita selalu di sajikan data akhir nilai subsidi versi pemerintah tanpa pernah dijelaskan berapa harga pokok produksi pemerintah.
Mengapa ulasan ekonomi bapak tidak pernah dimuat di koran Kompas seperti sebelum nya.
Terima kasih.
adhieprasetyadn Maret 26th, 2012 19:03 pm
semoga sebagian besar masyarakat membaca dan jadi ada gambaran pak kwik…
John Rizal Maret 26th, 2012 19:44 pm
Masyarakat perlu tahu yang sebenarnya… jangan rakyat dijadikan sapi perah pemerintah.
mohamad ashari Maret 26th, 2012 19:50 pm
terima kasih atas pencerahannya pak
semoga selalu diberi kesehatan dan keteguhan hati
rakyat Maret 26th, 2012 20:12 pm
Secara tidak sadar jika bbm murah maka kita menggunakan bahan yang non renewable dan menjadi ketergantungan. Nah jika bbm dinaikkan harganya maka ada kemungkinan pergeseran pola pikir dan ketergantungan bbm berpindah ke sumber energi alternatif (terbarukan). Ini yang tidak ditonjolkan dalam alasan mengapa harus menaikkan harga bbm. Efeknya banyak perusahaan dan lembaga riset yang bersaing untuk menciptakan sumber energi terbarukan dan ini akan memacu perkembangan teknologi bidang energi lebih cepat. Sehingga diharapkan konsumsi bbm akan tergantikan dengan sumber energi terbarukan.
me Maret 26th, 2012 20:24 pm
Pak tapi saya masih bingung apakah Pemerintah tidak mengeluarkan dana untuk produksi minyaknya?[ataukah minyak ini dri perusahaan asing yg diberikan scara gratis kpda pemerintah?]
goldy oceaneawan Maret 26th, 2012 20:40 pm
Menurut pemahaman saya kelebihan uang tunai tersebut dimasukan oleh pemerintah sebagai pendapatan negara dari sekto migas. .
pendapatan ini digunakan untuk membiyayai APBN dan juga membayar cost recovery untuk perusahaan migas. .
kalo pendapatan dari sektor ini kurang, artinya APBN kita defisit. Bukan begitu pak? karena pendapatan berkurang, sementara pengeluaran tetap..
Artinya apabila harga minyak naik, pendapatan dari sektor migas berkurang (APBN defisit). Agar pendapatan tetap, subsidi harus dikurangi. . jadi menurut hemat saya pemerintah tidak melakukan kebohongan. Karena yang dilakukannya memang untuk menyelematkan APBN. .
kenapa hal ini bisa terjadi?
karena kita mengimpor minyak (hasil produksi minyak kita tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri)
karena pengeluaran/belanja negara kita terlalu BOROS, membiyayai pejabat2 dengan tingkat produktivitas rendah dengan biaya tinggi
karena pengeluaran/belanja negara kita terlalu banyak yang BOCOR dan DIKORUPSI
Sejatinya kita harus mulai berpikir bahwa kita bukan negara kaya minyak, karena kita lebih kaya akan gas bumi, batu bara, dan geothermal. Sehingga seharusnya ketergantungan kita akan minyak harus dikurangi. Jangan boros dan mulailah mengehemat energi.
Saya termasuk orang yang tidak terima ketika masyarakat kelas menengah atas (pengguna mobil), malas menggunakan angkutan kota dan lebih memilih mobil pribadi dengan BBM bersubsi, yang mana selalu dihambur-hambrkannya di tengah kemacetan.
Sekian,
Terima kasih
-Goldy Oceaneawan-
Mahasiswa S2 jurusan Teknik Perminyakan ITB
bram Maret 26th, 2012 20:52 pm
terima kasih buat pencerahannya Pak Kwik. Saya bantu share ke sebanyak mungkin orang, biar turut tercerahkan.
adi uii Maret 26th, 2012 21:02 pm
kesimpulanya kasian rakyat kecil dan awam tentang pengetahuan….
karena yang terkena dampaknya adalah rakyat kecil .
dengan kesimpulan di atas BBM sebenarnya TIDAK HARUS NAIK, karna kita masih memepunyai keuntungan 15% /thn. dengan adanya keuntungan tersebut kita bisa menutupi kekurangan yg ada sekarang ini.
noza Maret 26th, 2012 22:04 pm
pak, alasan/faktor2 suatu negara menetapkan sendiri harga bbm nya apa ya?
apalagi bisa sampai segitu murahnya, seprti negara2 yg bpak ksih contoh itu
trims sblumnya
Sukhoi7264 Maret 26th, 2012 22:15 pm
Terima kasih informasinya, pak kwik. Sukses trus tetap kritis
elendra Maret 26th, 2012 22:21 pm
Pak Kwik, mohon juga dibahas solusi lain untuk tidak menaikan harga BBM, tapi memenuhi APBN yang katanya defisit. Karena rakyat cuma ingin terjangkaunya daya beli bahan pokok. Terima kasih.
ade Maret 26th, 2012 22:28 pm
pak kwik keuntungan untuk orang-orang tertentu yang sudah ditetapkan adalah bagian dari modal
Jonny Maret 26th, 2012 22:56 pm
Pak Kwik, saya selalu mengagumi ketajaman berfikir pak Kwik, akan tetapi untuk masalah kenaikan BBM ini sy berpendapat lain. sebenarnya yg terjadi kesalahan adalah “mismanagement” hasil keuntungan penjualan minyak. Walaupun saya terbebani atas kenaikan setiap tetes premium dan pertamax. Saya setuju untuk kenaikan premium, akan tetapi hasil dari keuntungan premium tersebut harus di alokasikan kepada infrastruktur jalan, Public Transportation, pendidikan dan KEBUTUHAN POKOK. Umpamanya harga beras yg “layak makan” didiskon 2 ribu perak. (Karena orang yg berkecukupan tidak akan mau makan beras jenis ini, dgn kata lain subsidi yg tepat sasaran). Bensin di negara kita memang murah tp karena macet, akhirnya total pemakaian lebih besar dari bensin di negara maju.
Jadi bukan kenaikan bensin yg harus diributkan (karena kita semua tahu bahwa itu bukan subsidi tapi “opportunity cost” yang tidak akan selesai walaupun kita perdebatkan) . Negara kita ini banyak sekali orang yang sangat pintar membaca masalah dan kritik, akan tetapi sangat sedikit yang punya solusi untuk memecahkan masalah tersebut.
Saya tidak ingin mengkritik anda, tapi saya hanya ingin memberi masukan dan kebetulan anda salah satu tokoh favorit saya dan forum ini adalah tempat yang cocok untuk itu.
Terima Kasih
Mitchel Vinco Maret 26th, 2012 23:10 pm
Analisis Pak Kwik bagus sekali. Perlu disosialisasikan ke masyarakat. Semoga Pak Kwik berumur panjang. Semoga lahir ekonom muda dengan paradigma/perspektif seperti Pak Kwik Kian Gie.
Mozart Maret 26th, 2012 23:18 pm
Terima kasih atas ilmu dan pencerahannya pak. Jujur saya sebagai rakyat lama-lama muak dengan mereka semua di parlemen atau pemerintahan yang mengatasnamakan rakyat akan tetapi dari setiap kebijakan yang dikeluarkan justru lebih sering merugikan rakyat. Tidak bisakah ada people power bukan untuk revolusi sekadar meluruskan hal-hal yang mulai melenceng atau dilencengkan. Saya rasa dari 200 juta rakyat Indonesia tidak mungkin tidak ada yang sepaham dan sejalan dengan bapak.
popo Maret 26th, 2012 23:33 pm
ini baru top markotop, harusnya org seperti Bapak diangkat buat membantu negri ini yg sudah makin sekarat, semua perusahaan milik pemerintah rugi nga ada yg untung katanya, la wong semua perusahaannya ada koruptornya gmana bs untung?????
Rakyat biasa Maret 27th, 2012 17:48 pm
Mas/Mbak Popo (sori, nggak tau gendernya apa )
Oom Kwik ini dulu pernah diangkat jadi mentri, dan pernah menduduki jabatan strategis di pemerintahan waktu jaman Bu Mega jadi presiden. Namun beliau akhirnya memilih mundur karena tekanan yg begitu hebat dari kanan kiri atas bawah. Banyak pihak yg nggak suka dgn keberadaan beliau, karena sikap beliau yg gigih memperjuangkan kepentingan rakyat dan bangsa. Salah satu contohnya, pada saat Chevron ingin memperpanjang kontrak, beliau satu2nya wakil pemerintah yg menolak perpanjangan dengan alasan “Sudah waktunya bangsa ini mengelola sendiri kekayaan alamnya”. Namun pada akhirnya keputusan pemerintah berkata lain, dan beliau adalah salah satu org yg paling kecewa dgn keputusan tsb.
Semoga Oom Kwik sehat selalu dan dapat membagikan pemikiran2nya yg kritis bagi kita2 kelompok muda yg masih “sering dibohongi” oleh…. (silahkan isi sendiri).
arie Maret 26th, 2012 23:37 pm
mohon dijelaskan konversi bensin premium (gasoline) dari minyak mentah (crude oil)
setau saya minyak mentah harus direfine menjadi bensin (faktor konversinya 42 ke 19.5), jadi dari 1 Barrel minyak mentah menghasilkan hanya 0.46 Barrel Bensin
harga crude oil saat ini 105 USD per barrel = 0.66 cent (Rp 5943) per liter
untuk menjadi bensin harus ditambah ongkos operasi pengilangan+transport+etc yang Rp 566/L dan faktor konversi tadi
baru dihitung lagi berapa yg harus ditomboki hanya dengan penjualan Bensin Rp 4500 per liter
Revil.Z. Maret 26th, 2012 23:39 pm
Terimakasih atas paparannya Pak Kwik,dengan bahasa bapak yang sederhana maka semakin jelas terlihat bahwa kita rakyat ini hanya dibohongi oleh penguasa. Teruslah beri kami penjerahan, agar kami tidak dibohongi terus oleh penguasa
wieky gusta Maret 26th, 2012 23:47 pm
Saya sdh sejak dulu berpikir yg sama… Subsidi itu sebenarnya apa? Gak masuk akal kalau bbm nya kita sendiri yg punya malah disibsidi…. Subsidi thd apa? Uang banyak tp hidup tak ada kedamaian…. Mudah2n rakyat Indonesia akan makin cerdas dan kritis… Saya sangat bersyukur ada rakyat Indonesia seperti Pak KKG….
ferry nur ambiya Maret 27th, 2012 00:00 am
paparan Bapak bagus sekali,
tetapi, jika Bapak berkenan mohon jelaskan sumber perhitungan biaya lifting dan perbedaan harga produksi antara premium, pertamax dan pertamax plus.
terima kasih.
andrew Maret 27th, 2012 00:10 am
Om, dari dulu masih canggih terus analisisnya. hebat, hebat…
panjang umur ya…:)
Andreas Maret 27th, 2012 00:13 am
Menurut saya analisis anda kurang tepat, yg paling aneh, anda sepertinya “mencemburui” pemerintah yg untung. Kalo pemerintah untung, rakyat pasti untung….ckckck.
Gubix Maret 27th, 2012 00:23 am
wow…
iya juga ya, itu minyak punya kita sendiri kn?
Jadi yg ada bukannya rugi Rp. 126 tr, tapi pengen untung Rp. 126 tr lagi.
___Trima kasih Pak atas pencerahannya
>__<
Julian Cholse Maret 27th, 2012 00:39 am
Waow.. Info yang sangat menarik Pak, saya juga kurang setuju dengan alasan peemrintah menaikkan harga BBM karena besaran Subsidi yang di tanggung APBN, karena sejatinya Indonesia memiliki Sumber minyak, dan Pemerintah juga telah mengistruksikan pertamina untuk menggenjot produksi minyaknya.
UUD 1945 bukan lagi menjadi konstitusi di Indonesia karena telah banyak di ubah maksudnya baik melalui PP, UU,atau peraturan2 sejenis termasuk Peraturan Daerah.
Salam..
Angin Maret 27th, 2012 01:08 am
Bener2 edan! Semoga azab dan laknat segera turun meyergap para penghisap darah bangsanya sendiri…Thanks Pak Kwik atas paparannya…saya jadi tau yg mana aktor, mana dalang, mana vampir bertopeng manusia…
Angga Maret 27th, 2012 02:14 am
Selalu membuat tulisan tulisan yang sangat berharga untuk kebanyakan yang tidak terlalu mengerti tentang perekonomian Indonesia. Maju terus pak Kwik.
apakah ada maksud lain dari pemerintah mengikuti harga pasar dunia selain mendapatkan keuntungan Rp. 192,455 trilyun? misalnya kekuatan luar,atau sesuatu yang mengharuskan Indonesia harus mengikuti harga pasar dunia,investasi asing,dan lain lain?
apakah kita tidak bisa memberikan pengaruh terhadap harga pasar minyak dunia meskipun kita salah satu negara penghasil minyak mentah? kita selalu sedih dengan kenaikan harga minyak,padahal seperti yang disampaikan diatas memang seharusnya kita berbahagia karena produk yang kita hasilkan mempunyai harga yang tinggi di pasaran.
“Harga bahan bakar minyak dan gas bumi, kecuali gas bumi untuk rumah tangga dan pelanggan kecil, diserahkan pada persaingan usaha yang wajar, sehat dan transparan.”
pada kenyataan saat ini, persaingan usaha yang wajar,sehat dan transparan seperti apakah yang sedang dialami pemerintah dalam halnya haraga BBM?
terimakasih,,semoga di respone..
ibnu syabri Maret 27th, 2012 02:45 am
Walaupun ada kelebihan 97T, bukankah itu sudah dialokasikan (fix) utk belanja negara? beli jalan, listrik, irigasi, gedung sekolah, jalan desa, dlsb. Ini kan masalah pilihan, dan pilihan inikan sudah digodok di DPR dan sudah ditetapkan. Apa salahnya BBM kita ditetapkan dgn harga dunia? toh kalau perolehannya akhirnya dikembalikan kpd rakyat, yg tidk mesti dlm bentuk BBM murah.
Danu Maret 27th, 2012 03:23 am
“mantap,..
Nisa Maret 27th, 2012 04:58 am
Sebenarnya saya bukan orang ekonomi, tapi saya sedikit banyak mengerti dan setuju dengan pemaparan bapak. Saya sering main game tentang perdagangan, jadi saya mengerti hitung-hitungan bapak. Jika kita produksi barang sendiri, untuk menentukan harga apakah untung atau rugi bukan berdasarkan harga pasar, tapi berdasarkan modal yang dikeluarkan. Jika menjual dengan harga yg lebih besar dari modal yg dikeluarkan, walaupun lebih rendah dari harga pasar, namanya tetap untung. Sayang rupanya pemerintah tidak mengerti tentang hal ini, atau mungkin tidak mau untuk mengerti.
Ardy Maret 28th, 2012 10:32 am
terima kasih atas pencerahannya. pemerintah sebetulnya tahu cuma bbm dijadikan kepentingan politik. semoga pak kwik panjang umur dan diberi kesehatan yg baik.
Aris Nickolas Maret 27th, 2012 05:32 am
Jaman dulu, ketika kesadaran sosial manusia masih sebatas desa dan sukunya, faham yg berlaku di kepala manusia adalah Sukuisme. Sumber daya dibagi hanya untuk sesama-suku saja.
Ketika kesadaran manusia melintasi batas-batas kesukuan, lahirlah faham NASIONALISME, dimana sumber daya (alam) tidak lagi dipandang sebagai milik suku, tapi milik bangsa, artinya orang yg dianggap sebangsa, dari Aceh sampai Papua, berhak juga atas batubara di tanah orang Dayak, minyak di tanah orang Riau, dst., selama mereka bisa mengambilnya atau membelinya. Biarpun kita lahir di tanah Riau yg penuh minyak, tapi kalau tidak mampu (bodoh) dan tidak mau (malas) memanfaatkannya, maka orang dari daerah lain yg dianggap bangsa Indonesia berhak mengambil dan memanfaatkannya. Inilah konsep resource-sharing dalam skala NASIONAL. Prosesnya dinamakan NASIONALISASI. Manusiapun berkelompok bukan berdasarkan kesamaan suku, tapi kesamaan kepentingan. Orang Jawa bisa saja berkawan dengan orang Dayak, demi urusan Batubara di Kaltim. Orang Aceh bisa saja berkawan dengan orang Papua, demi urusan tambang emas di Papua atau bahkan di Sumatra. Tidak ada lagi faham: Minyak di Riau milik orang Riau, atau Batubara di Kaltim milik orang Kaltim.
Saat ini, teknologi membawa kesadaran manusia melampau batas-batas nation (bangsa). Lahirlah faham GLOBALISME. Artinya, manusia tidak lagi mempersoalkan ras, suku, bangsa, maupun kewarganegaraan. Asal sama-sama manusia penduduk bumi (globe) dan punya kepentingan sama, maka perkawanan dan persatuan bisa terjadi. ARTINYA: Orang dari seluruh dunia berhak atas sumber daya (alam) di manapun di bumi, SELAMA MEREKA MAMPU MENGAMBIL dan MEMANFAATKANNYA, sehingga Orang Jawa berhak atas intan di Afrika, atau minyak di Kazakhztan, selama mereka mampu dan mau mengambilnya. demikian juga orang Belanda, berhak atas minyak di Riau, selama mereka mampu dan mau mengambilnya. Inilah konsep resource-sharing skala GLOBAL. Prosesnya dinamakan GLOBALISASI. Orang Jawa bisa saja berkawan dengan orang Amerika demi urusan Minyak di Irak, maupun batubara di Kalimantan.
Mekanisme harga hanyalah instrumen untuk menerapkan filosofi resource-sharing di skala-nya masing-masing. Ketika terjadi nasionalisasi, harga minyak di seluruh daerah Indonesia disamakan. Akibatnya walaupun kita orang Riau yang kaya minyak, tapi kalau cuman punya uang untuk beli 1 liter, kita cuman berhak atas 1 liter, sementara orang Papua yang punya uang untuk beli 10 liter, ya berhak dapat 10 liter, dengan harga satuan yg sama per liter.
Kenaikan harga BBM kali ini didasari pada filosofi GLOBALISME, yg diakomodasi di UU tahun 2001 ttg harga Minyak, yg ditetapkan menurut harga GLOBAL. Tujuannya adalah untuk menyamakan hak setiap penduduk bumi atas sumber daya yang sudah di-globalisasi, dlm hal ini BBM.
Tapi, sebelum anti globalisasi karena merasa tidak siap membayar 1 liter BBM dengan harga sama seperti orang di Eropa, maka mari kita bertanya, apakah ketika terjadi Nasionalisasi, kesiapan orang Riau membayar minyak dengan harga sama seperti orang Jawa sudah dipikirkan? Sepertinya tidak.
Jadi, urusan harga BBM ini sebenernya hanyalah penerapan dari proses Globalisasi, yang sebenarnya hanyalah pengulangan dari proses Nasionalisasi sumber-daya, dalam skala lebih luas. Kalau kita menganggap Globalisasi harga minyak ini tidak adil bagi bangsa yg lahir di tanah penuh minyak, maka tentunya kita juga harus menganggap Nasionalisasi minyak adalah tidak adil bagi suku yang lahir di tanah penuh minyak…
Rahadian Maret 27th, 2012 05:48 am
Menurut saya postingan anda sangatlah Provokatif dan tidak memberikan solusi sedikitpun. Coba sekali2 anda jangan hanya melihat kenaikan BBM ini dari segi ekonomi saja, jika anda hanya melihat dari 1 satu sisi berarti anda berpikiran sempit (maaf). Mungkin tujuan lain pemerintah untuk menaikan harga BBM ini adalah untuk menekan konsumsi BBM yang sangat boros di Indonesia, menekan angka penggunaan kendaraan pribadi. Dimana dengan kenaikan harga BBM ini diharapkan masyarakat agar lebih pintar untuk menggunakan energi yang tidak dapat diperbaharui ini. Mengingat bahwa dengan harga BBM yang murah menyebabkan kemacetan, polusi dan juga pembangunan jalan dimana – mana, yang sangat berdampak buruk untuk lingkungan. Jadi saya mohon anda jangan menjadi provokator yang hanya melihat dari 1 sisi dan tidak memberikan solusi sama sekali. Terima Kasih.
Indonesian Maret 27th, 2012 06:01 am
Terbuka sudah “borok” dari ekonom2 Pemerintah serta Pemerintahnya sendiri.
Kalau memang sudah tidak pro rakyat, buat apa dipertahankan lagi ?
Negeri ini hampir sama dengan tuannya sang adikuasa dalam menjalankan proses demokrasi sehingga apapun yg diinginkan sang tuan maka serta merta Pemerintah mengikuti, kalau tidak langsung diturunkan baik secara halus maupun paksa.
Selama itu yg dilakukan Pemerintah, DIJAMIN negeri ini tidak akan maju nan sejahtera !
Ari Bimo Prakoso - Komunitas Mahasiswa Sentra Energi Maret 27th, 2012 06:30 am
Terima kasih pak Kwik, sudah menjelaskan perhitungannya dengan gamblang dan luar biasa jelas. Tapi sebenarnya saya masih bingung dengan konsep Pertamina beli minyak mentah dari pemerintah. Bukannya Pertamina sendiri adalah BUMN yang justru menghasilkan minyak mentah dari kilang di dalam negeri? Kenapa komponen pengeluaran Pertamina malah “beli minyak mentah dari pemerintah” bukan “biaya produksi atau pengolahan minyak dari kilang dalam negeri”? Apakah memang begitu aturan pemerintah? Mohon penjelasannya pak Kwik…
wong cilik Maret 27th, 2012 07:05 am
bukannya indonesia memiliki minyak sendiri diperut buminya?
apakah benar pemerintah indonesia dengan kebodohannya tak bisa merebut kembali hak mereka sebagai pemilik minyak ??????
#sungguh menyedihkan melihat kenyataan ini
Dudi Jaya Maret 27th, 2012 07:22 am
terimakasih om Kwik, pandangan saya jadi terbuka. Ternyata secara diam2 Pemerintah sudah mencoba “membohongi” dan “mendzalimi” rakyat.
dwi wahyuono Maret 27th, 2012 07:32 am
Kebohongan yang satu untuk menutupi kebohongan yang lain. Kenaikan harga BBM untuk menutupi uang yang sudah “mereka” gunakan sebelumnya. Rakyat selalu dibodohi.
roby Maret 27th, 2012 07:32 am
Guru Besar Ilmu Ekonomi dan Pengelolaan Lapangan Migas pada Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB itu menguraikan, Indonesia memproduksi minyak 329 juta barel, mengeskpor minyak mentah 132 juta barel, mengimpor minyak mentah 99 juta barel dan BBM 182 juta barel pada tahun 2011 (sumber ESDM 2012), dan mengkonsumsi BBM 479 juta barel. Jadi, terdapat defisit sebesar 150 juta barel/tahun.
Wamen ESDM juga menjelaskan, cadangan minyak Indonesia hanya 3,7 miliar barel atau 0,3% dari cadangan dunia. “Jadi, sebagai negara importir minyak yang tidak memiliki cadangan minyak yang banyak, tidak bijaksana apabila kita mengikuti harga BBM murah di negara-negara yang cadangan minyaknya berlimpah,” tutur dia.
Ditambahkan Wamen, bahwa BBM murah saat ini hanya diterapkan di negara-negara yang cadangan minyaknya melimpah, seperti Arab Saudi, Irak, Libya, dan Venezuela. Sementara Iran yag cadangan minyaknya hanya 138 miliar barel menjual bensin lebih mahal dari Indonesia yang cadangan minyaknya 3,7 miliar barel, yaitu 0,671 dollar AS/liter atau Rp 6.039 (dengan kurs Rp 9.000/dollar AS), sementara Indonesia hanya 0.59 dollar AS/liter (Rp 4.500).
Biaya dan Bagian Kontraktor
Mengenai pandangan salah seorang anggota DPR yang menyebutkan, bahwa pemerintah menyembunyikan kelebihan hasil penjualan BBM ke Pertamina sebesar Rp 97,955 triliun, yang merupakan hasil dari penjualan BBM ke Pertamina dikurangi dengan besarnya subsidi (Rp 224,546 triliun – Rp 97,955 triliun), Widjajono menjelaskan, bahwa hitung-hitungan yang disampaikan anggota DPR dari PDIP, Rieke Diah Pitaloka itu keliru karena tidak memperhitungkan biaya (recoverable cost) dan bagian kontraktor (net contractor share) yang harus ditanggung dari setiap produksi minyak mentah di tanah air.
Ia memaparkan, perhitungan pemerintah pada tahun 2012 akan diperoleh pendapatan penjualan minyak mentah sebesar 58,3 miliar dollar AS. Pendapatan ini dibagi untuk biaya (recoverable cost) sebesar 16 miliar dollar AS (27,4%), penerimaan pemerintah 33,5 miliar dollar AS (57,5%), dan sisanya menjadi bagian kontraktor (net contractor share) sebesar 8,8 miliar dollar AS (15,1%). Dengan demikian, dari setiap produksi minyak di tanah air, harus dikeluarkan untuk biaya dan bagian kontraktor, yaitu 27,4% + 15,1% atau 42,5%.
“Jadi, untuk menjual Rp 224,6 triliun diperlukan biaya dan bagian kontraktor 42,5% X Rp 224,6 triliun atau Rp 96 triliun, bukan disembunyikan pemerintah. Ini yang tidak dijelaskan oleh kawan-kawan DPR dalam mempersoalkan pendapatan dari Pertamina,” jelas Wamen ESDM.
Widjajono melanjutkan, dengan membayar biaya dan bagian kontraktor Rp 96 triliun, artinya Pemerintah telah mengeluarkan subsidi ke Pertamina Rp 126,591 triliun. Hitungannya, sebagaimana disampaikan oleh Rieke Diah Pitaloka, bahwa hasil dari penjualan BBM oleh Pertamina sebesar 63 miliar liter kali harga saat ini (Rp 4.500), yaitu Rp 283,5 triliun.
Agar bisa menjual 63 miliar liter kilo itu, Pertamina memberi dari Pemerintah Rp 224,546 triliun, impor dari pasar internasional Rp 149,886 triliun, mengeluarkan uang untuk LRT 63 miliar @ Rp 556/liter atau keseluruhannya Rp 35,658 triliun. Sehingga jumlah pengeluaran Pertaminan secara keseluruhan mencapai Rp 410,091 triliun.
Dengan harga penjualan BBM Rp 4.500/liter sebagaimana diuraikan di atas, maka pembayaran Pertamina minus Rp 410,091 triliun – Rp 283,5 triliun = Rp 126,591 triliun. “Inilah nilai subsidi yang ditanggung pemerintah, yang seharusnya akan lebih bermanfaat jika digunakan untuk subsidi yang lain,” tandas Wamen ESDM.
ini sumbernya : http://www.setkab.go.id/index.php?pg=detailartikel&p=3920
pulsa Maret 27th, 2012 07:35 am
Wah Bagus sekali analisanya Pak Kwik, saya baru mengerti sekarang ini. Ini kalau begitu bukan cuman kebohongan SBY dong, namun kebohongan Pak Karno, Pak harto, Gusdur, Megawati dan SBY juga dong. Lalu keuntungan sebanyak itu uangnya pada ke mana ya?
rita widiarti Maret 27th, 2012 07:46 am
Terimakasih Pak Kwik atas penjelasannya. Pertanyaan saya apakah pemerintah yang diwakili oleh Presiden dan kabinetnya sudah mendapat pencerahan ini? Atau mereka sebenarnya tahu tetapi tidak bisa berbuat apa-apa? Di arus bawah, harga beras sudah mulai mencekik, padahal jika tidak makan pakai nasi lebih boros lagi karena perut tidak pernah kenyang. Akan semakin banyak orang miskin di sekitar kita, jangankan berpikir untuk belajar / bersekolah, makan aja semakin susah. Jika Bapak ada upaya lagi untuk lebih menyebarluaskan gagasan ini sehingga setiap elemen tahu yang sebenarnya, saya bersedia ikut melaksanakan.
Randy Alkalino Maret 27th, 2012 07:53 am
Oh ya, dulu kan Kwik Kian Gie ketika jadi menteri pada pemerintahan Megawati baru 2 tahun aja udah 2 kali menaikkan harga BBM. Trus kira-kira apa alasannya ya?
Coba kalo pada masa pemerintahan Megawati dulu itu tidak menjuali BUMN dan Gas kita dengan harga murah ke asing, mungkin kita jadinya tidak terlalu menderita seperti sekarang ini ya…
fahmi Maret 27th, 2012 08:34 am
pada intinya saya tidak setuju dengan kenaikan harga premium yang terkesan sangat dipaksakan oleh pemerintah kita saat ini, tapi, kalo boleh tau, solusi seperti apa yang harus diperhitungkan pemerintah dalam menanggapi trend harga minyak yang pasti akan naik seperti yang Bapak jelaskan di atas..
selain itu juga, jika memang ternyata pemerintah memang mendapatkan surplus anggaran harga BBM saat ini, bukankah jika kenaikan BBM ini, juga akan meningkatkan surplus anggaran tersebut menjadi lebih besar, nah, yang saya herankan dikemanakan surplus anggaran tersebut??
Aldi Maret 28th, 2012 13:27 pm
Anda tahu kan bagaimana pekerjaan seorang pengadaan barang di suatu perusahaan.. Harga murah dilaporkan harga mahal kepada atasan, kalo kata kerennya “mark up”. Kemana kelebihannya? Tentu saja masuk ke dalam kantongnya sendiri. Itulah orang-orang yg kemaren dipilih dalam Pemilu 2009 kemaren. Orang-orang yg bermental calo. Apa mungkin dari 600 lebih orang di DPR itu tidak ada yg tahu dan bisa berpikir seperti Pak KKG ini?
tupal Hendrik Maret 28th, 2012 14:10 pm
dari semua komentar ini yang paling menukik…. Pak Kwik tolong kesimpulannya tidak berhenti pada kebohongan publik, namun harus dilanjut sampai:
1. di mana uang keuntungan BBM tersebut disalurkan/diposkan dalam APBN
2. kemana pula uang yang disebut sebagai subsidi tersebut dikeluarkan
Sebab logika yang dikembangkan selama ini kan kedua hal tersebut cuma dianggap sebagai masalah teknis pemasukan dan pengeluaran dalam APBN seperti yang dilansir oleh Menneg BUMN, Dahlan Iskan maupun Anggito Abimanyu dalam Diskusi di JAkarta LAwyers Club.
Jika kedua hal ini terungkap minimal dapat sedikit melacak kemana hilangnya Pendapatan Negara dan siapa-siapa sajayang ikut menikmati pendapatan Negara tersebut.
Oh ya Pak supaya sedikit lebih elegan dalam mengungkap DAna subsidi BBM, kalau bisa keluar aja pak dari PArtai
Fathor Rahman Jm Maret 27th, 2012 08:43 am
Rakyat Indonesia butuh orang-orang seperti Bapak Kwik… Saya memimpikan ada organisasi besar kumpulan orang-orang seperti Bapak untuk s elalu memberikan pencerahan dan memberikana amunisi pada rakyat vis avis Negara yang menindas. Bravo Pak Kwik…
hendra Maret 27th, 2012 09:19 am
oo,,,ternyata gtu toh perhitungannya,,,ngomong2 pak kwik baru tau juga atau dah lama tau ne,,,
knpa bru di analisa nya skrng ketika pemerintahnya bukan dari kelompok pak kwiek, apa yg bpak lakukan ketika BBM dinaikkan pada era pemerintahan MEGAWATI bukan nya BBM juga naik 2 kali tu,,,dan bpak juga menteri pada saat itu,,,
knpa bru analisa berlian nya bru muncul skrng,,,apa karna surplus yg di ceritakan diatas saat ini bapak ga ikut kbagian,,,maka analisa di sampaikan sekarng,,law dulu bpak masih ikut menikmati sehingga tidak perlu analisa nya di post ke publik
John Doe Maret 28th, 2012 13:10 pm
dulu om Kwik ini rasanya yang jual murah saham Telkomsel ke Singtel. Memang mudah kalau protes kebijakan, tapi waktu Om ini jadi Menteri juga rasanya banyak masalah juga. Yang saya paling ingat sih jual saham BUMN strategis ke pihak asing.
Antara Kenaikan BBM, Fakta dan Dusta Pemerintah? : Rif'an Muazin Dot Com Maret 27th, 2012 08:43 am
[...] Sumber: http://kwikkiangie.com/v1/2012/03/kontroversi-kenaikan-harga-bbm [...]
paramita30 Maret 27th, 2012 08:48 am
Setelah membaca tulisan ini, saya menjadi lebih mengerti tentang kontroveris kenaikan harga BBM. Saya juga semakin yakin bahwa pertama, pemerintah Indonesia tidak berpihak kepada rakyatnya; kedua, kenapa Indonesia seakan-akan tidak pernah bisa melakukan apa-apa sendiri, tidak bisa mengatur rumahnya sendiri, harus selalu butuh bantuan pihak lain.
bunsak Maret 27th, 2012 08:48 am
tranparansi pemerintah yang semakin hilang,
dan sikap warga negara yang masih dlm proses menjadi manusia pembelajar…
tulisan ini menyadarkan kita, berpikir komprehensif saja belum cukup,kita harus lebih kreatif dan proaktif dalam menyikapi persoalan dan menemukan solusi yang baik untuk hajat orang banyak…
doktrinasi sdh terlalu jauh, ayooo perjuangkan hak rakyat, hidup demokrasi…
T. Heru M. Maret 27th, 2012 08:50 am
artikel ini makin membuktikan bahwa kecerobohan rakyat memilih pemimpin, akan menyengsarakan rakyat sendiri … makanya jangan asal pilih & jangan mau dibeli apalagi cuma ditukar dengan kaos (saat pemilu) …
edy Maret 27th, 2012 08:54 am
Tulisan bapak benar2 membuat kita untuk membiasakan berpikir jernih dan detail sehingga semua tahu asal muasalnya.tidak hanya membuat mulut berbusa..Tetap mendukungmu… anda termasuk orang yang pantas dipercaya..
Roma HB Maret 27th, 2012 09:01 am
Great explanation Pak kwik….harusnya setiap pemilik koran, tabloit dan infotaiment yang mencintai negeri ini membuat ini jadi headline…agar semua rakyat indonesia sampai ke pelosok sana mengetahui dan mengerti betapa kita sudah dibohongi selama ini…..kenapa negeri yang makmur dan subur ini harus menjerit memikirkan harga bbm….sedangkan Allah SWT sendiri sudah memberikan secara cuma2 di bumi pertiwi ini……Maju terus pak kwik jangan sampai ini hanya sekedar pemaparan….tapi bisa selesai sampai ke akar- akar permasalahan……Merdeka…..
Sirene Maret 27th, 2012 09:04 am
Panjang umur selalu Om Kwik.. Semoga Indonesia sadar dan banyak Kwik Kian Gie lainnya yang bisa mencerdaskan dan menyadarkan bangsa kita ini. Ya Allah, Sang Maha Penggenggam Hati, tolonglah kami..
Anom Cestha S. Maret 27th, 2012 09:04 am
Ada apa ya dengan pemerintah kita sekarang? seolah-olah tdk mau mendengar pendapat orang yg sdh berpengalaman spt Pak Kwik. Ttp aja ngotot dengan pendapatnya utk menaikan BBM, apalagi orang-orang dari partai Demokrat yg bicara ttg kenaikan BBM, sakit hati mendengarnya. Sama sekali pernyataan2 mereka bertentangan dengan hati nurani rakyat.
Bravo Pak Kwik, teruslah berbicara kebenaran dengan data2 akurat yg anda punya, spy rakyat lebih cerdas dan tdk mudah dibohongi oleh Rezim pemerintah.
15.0379 Maret 27th, 2012 09:06 am
Paparan yang diutarakan pak Kwik saya rasa realistis dan logis bila memang didukung dengan data yang akurat, tetapi dalam menyelenggarakan pemerintahan para pembuat kebijakan pasti tidak hanya melihat satu sisi saja (APBN Jeblok dikarenakan subsidi yang membengkak) pasti ada sisi yang lain yang berkaitan dengan APBN yang mungkin tidak /tidak bisa disebutkan di media.nah itu yang dikatakan pak Kwik bahwa Pemerintah berkata tidak benar kalau APBN bisa jeblok kalau subsidi tidak dinaikkan, tetapi kita juga tidak bisa menyudutkan pemerintah karena banyak sisi yang harus dilihat dalam penyelenggaraan Pemerintahan itu dan tidak hanya sekedar analisis tertulis tetapi juga fakta, realitas dan situasional di “LAPANGAN”.
SM.Suryantara Maret 27th, 2012 09:08 am
Paparan Pak Kwik tersebut masih belum komprehensif, belum memasukkan data :
- Berapa perbandingan jumlah minyak mentah produksi dalam negeri dg yang harus diimpor. jangan sampai kita juga di brainwash bahwa negara kita kaya minyak padahal bukan.
- Agar lebih fair lagi , coba bandingkan tingkat produksi minyak Indonesia dngan negara penghasil minyak dunia, seperti negara yang disebut dalam sms Pak Fuad Bawazier.
Dan mohon dicheck kebenaran berita , dari arsip majalah online berikut :
tempo.co/read/news/2012/01/10/078376553/Megawati-Usulkan-Harga-BBM-Dinaikkan. Mengapa baru 2 bulan sudah berubah sikap? Bisa dicheck dengan mudah lewat google.com
Saya hanya rakyat biasa, seorang karyawan swasta, bukan juga pendukung fanatik partai pemerintah. Saya hanya ingin Indonesia lebih maju, pejabatnya tidak korup dan rakyatnya tidak mudah disulut dan di adudomba. Capek melihat berita tv dan koran, isinya demo dan demo yang saling klaim paling benar sendiri.
Salam,
kawan Giri Santoso Maret 27th, 2012 09:25 am
ternyata Indonesia adalah negara yang aneh……
yayan Maret 27th, 2012 09:29 am
super sekali pak kwik…sebenarnya apa sih yang ada di otak pemerintah, bodoh dan tidak tahu malu…kalau di negara lain, pejabat yang di demo dan tidak pro rakyat pasti turun, kalau tidak, ya perlu diturunkan…
Mansur Maret 27th, 2012 09:29 am
Amazing…. Di atas kemiskinan yang masih melanda rakyat Indonesia, pemerintah tega mencekik rakyatnya dengan skenario BBM yang disusun sangat rapi. Sekarang rakyat yang akan protes dlm aksi demonstrasi, akan diadu dengan TNI. Sungguh penguasa yang sangat dhalim. Tunggulah kehancurannya dan harus segera direvolusi.
herry pw Maret 27th, 2012 09:35 am
kita rakyat kecil…hanya bisa berteriak menjerit danbahkan menangis darah….kalo pun BBM selalu jadi alasan yang gak jelas….negara kita ini sudah waleh…sudahbosen di jajah..sampek di injak injak sama bangsa sendiri pun masih bisa sabar…..reformasi..reformasi..tapi apa…..reformasi republik telo…mbok yo sudah duduk bersama satu meja kasih belati dan pedang ……terimakasih saudaraku..terima kasih
ferry Maret 27th, 2012 09:40 am
mohon jangan kritik aja tapi solusi…. biar berimbang….kalau hanya kritik secara detail malah bingung…..
masalah bukan untuk dipermasalahkan tapi untuk dipecahkan dan dicari solusinya…..
boleh kritik tp wajib kasih solusi….
sudah saatnya kita perbaiki bangsa ini….
petrus sokibi Maret 27th, 2012 09:41 am
Sangat jelas bahwa rakyat harus membayar atas kekayaan alam mereka sendiri…..harusnya pemerintah membereskan kebobrokan yang terjadi di hampir semua elemen pemerintahan. Bravo Pak Kwik…..GBU.
nanang suroyo Maret 27th, 2012 09:41 am
Betul pak Kwik, kami jadi tahu sekarang, pemerintah sekarang sudah tidak punya kecerdasan yg bersumber dari Sang Khalik, tidak ada kejujuran dan keadilan bagi rakyatnya, sebaiknya pemerintah sekarang bertobat dan mohon ampun kpd Tuhan Yang Maha Kuasa……..Pak Kwik ,kami mohon terus menyuarakan kebenaran ,kejujuran dan keadilan bg warga bangsa Indonesia….Merdeka!
wanto Maret 27th, 2012 09:43 am
pak Kwik,seharusnya jadi Presiden R I.Saya tidak setuju BBM naik.Negara ini salah kelolah.Ekonomi Biaya Tinggi<dr bawah sampai keatas dalam pengurusan apa saja,kalo tdk sogok pasti dipersulit.perlu segera dibenahi semua line.Hormat saya Pada Pak Kwik.Berjuang terus,pantang mundur.Demi Kebenaran,bukan Pembenaran
ferry Maret 27th, 2012 09:54 am
mohon jangan kritik aja tapi solusi…. biar berimbang….kalau hanya kritik secara detail malah bingung…..katanyamasalahnya APBN JEBOL…salah satu sumber pendapatan kan dari penjualan BBM..kalau smber pendapatanya surplusnya dikit gimana mau nombokin pengluaran yg besar….gaji pns aj dipotong dikit biar ga terlalu kaya….lagian masih banyak orang yg kaya pake mobil masih beli premium…
masalah bukan untuk dipermasalahkan tapi untuk dipecahkan dan dicari solusinya…..
boleh kritik tp wajib kasih solusi….
sudah saatnya kita perbaiki bangsa ini….
omuda Maret 27th, 2012 10:07 am
Pak Kwik. kalau dulu pernah menaikan BBM ketika era presiden Megawati latar belakang dan justifikasinya apa ya?
Setahu saya minyak Sumatra Light dan Heavy Oil (produksi Sumatra kontribusi 50%) langsung di kirim ke Singapore untuk trading (karena mutu nomor 1) selisihnya dibelikan minyak dari Arab nah itu yang diolah di kilang Pertamina.
irwan Maret 27th, 2012 10:08 am
pak, APBN kan jatah untuk dikorupsi oleh penguasa. mana rela mereka kehilangan jatah haramnya dalam APBN untuk dibagikan kepada rakyat -yang seharusnya ga miskin kalo ga terus2an dijadikan tumbal -penguasa-
homobanget Maret 27th, 2012 10:10 am
Rada sukar bacanya…apalagi sambil baca ada foto bapa ngeliatin saya sambil senyum-senyum
Y. David Maret 27th, 2012 10:41 am
Apa? Pemerintah melanggar UUD 1945? Mengerikan!!!
ikhsan Maret 27th, 2012 10:50 am
wah mantap bnt nich untuk pencerahan…………….
andrew Maret 27th, 2012 10:59 am
bravo utk tulisannya pak Kwik…. Ada 1 permintaan utk bpk, bisakah Bpk membuat tulisan tentang kebijakan Bapak sewaktu menjadi MENKO EKUIN?
Terimakasih
tege Maret 27th, 2012 11:00 am
yang memprihatinkan adalah saat kita harus membayar minyak kita sendiri dengan harga yang ditentukan oleh pihak asing
sentabi Maret 27th, 2012 11:05 am
pemerintah jg dah tau itu pak,mereka tau persis,mslhnya mereka lg butuh uang, mengingat 2014 sudah dekat,juga kelebihan uang tsb akan siap diperebutkan oleh tikus2 di pemerintahan, klo nga itu kan nanti nga ada yg mau di korupsikan. just opinion.
SHEIN Maret 27th, 2012 11:06 am
tapi apa kuasa kita pak kwik?????,…membaca saja aku sulit…..dan sepertinya…pemerintah malu main denganku…( budi main bola )
@waktuSTM Maret 27th, 2012 11:07 am
artikel ini sungguh menyedihkan sekali bagi saya pak :’(
SHEIN Maret 27th, 2012 11:09 am
pemerintah yang mengelola uang rakyat,mau digunakan untuk rakyat koq sewot ya????wah..bahaya tuh
Rusmawati Maret 27th, 2012 11:10 am
Ternyata selama ini rakyat dibodoh-bodohi….saya juga telah menonton paparan bapak ini di Jakarta Lawyers Club…..terima kasih buat paparannya yg sangat tajam ini….hidup rakyat!
primandita Maret 27th, 2012 11:22 am
Semoga ada Partai yang mau mencalonkan anda jadi The next Presiden RI
Dudy Bagus Prasetyo Maret 27th, 2012 11:36 am
Pencerahan Wawasan Berpikir yg inspiratif, Pak Kwiek…
Terbersit ide agak gila sichh dari saya…terutama utk stock BBM di Negara Indonesia kita ini, teringat akan inspirasi dr istilah KOPERASI-nya Pak Hatta…
1) Mengapa gak kita NASIONALISASI-kan aja semua pengeboran Minyak dan Gas di Indonesia. Hal-hal yg dikelola asing lebih baik ditangani oleh Putra-Putri Bangsa sendiri…
2) Mengapa kita gak bikin Eksplorasi, Pengeboran dan Kilang Penyulingan Minyak dan Gas Bumi sendiri..? Apa kita gak mampu..? Saya kira tidak.
3) Beberapa Peneliti/Ilmuwan telah menyampaikan gagasan alternatif energi tergantikan…kenapa gak di follow-up….masak kalah dengan Singapore atau Malaysia…anehh khan.
Demikian, pak…makasih utk inspirasi-nya. MERDEKA
Denny 7naga_CC.MDN Maret 27th, 2012 11:37 am
hmm.. thanx buat bung kwik yg sudah memberi pencerahan.. biarlah rakyat boleh melihat,sadar dan kemudian melawan penindasan yg terjadi…
Nila Maret 27th, 2012 11:45 am
Dulu jamannya bu Mega menjadi presiden juga menaikkan harga minyak, kok bisa pak ? Waktu itu Bapak juga anak buahnya khan ?
udin Maret 27th, 2012 11:47 am
Udeh kebanyakan orang pinter di Indonesia…rakyat pusing jadinya…!!!
adi Maret 27th, 2012 11:47 am
ijin share pak,,
spya rakyat tahu betapa mereka telah dibodohi oleh negara
trima kasih atas pencerahannya pak,,
tetap semangat dan terus berkarya
:shakehand
Arianto Permadi Maret 27th, 2012 11:52 am
terima kasih atas pencerahan bapak dan rekan-rekan lainnya.
saya terkesima dengan statement berikut:
“Untuk bensin Pertamax, Pertamina sudah mengambil untung sebesar USD 55,48 per barrelnya.
Nampaknya Pemerintah tidak rela kalau untuk bensin premium keuntungannya tidak sebesar ini juga”.
dari kutipan diatas, sungguh keterlaluan sekali pemerintah kita, selain sudah melanggar UU juga.
iming2 BLT hanya sesaat, tetapi dampak psikologis dan efek jangka panjang tidak terpikirkan oleh pemerintah kita. yang ada hanyalah “pengadaan SUKHOI.. SUKHOI.. dan SUKHOI..”
Sei Maret 27th, 2012 12:00 pm
Waktu anda di kabinet juga pemerintahan anda menaikkan harga BBM khan? Sangat kontras dengan apa yang anda bahas sekarang.
Rahmat Hidayat Maret 27th, 2012 12:05 pm
Salut dengan Bapak Kwik Kian Gie, Rakyat Indonesia butuh orang-orang seperti Bapak.. Semoga kedepannya pemerintah bisa membuat solusi terbaik terutama terkait dengan masalah minyak-minyak ini… Jangan ekspor minyak mentah terus…
Jimmy Maret 27th, 2012 12:19 pm
Jadi Subsisdi Pemerintah = Surplus buat Pemerintah to, Hmm…………
gigi Maret 27th, 2012 12:20 pm
waw, seandainya semua pemimpin memiliki pendapat seperti itu,,,,pak kwik, dengan paparan anda di atas, bisakah bapak membantu rakyat indonesia untuk membatalkan kenaikan bbm pada pemerintah?
ramuni Maret 27th, 2012 12:42 pm
asik nih kalo harga minyak gak jadi naik bisa main-main selundupan minyak keluar
zuddin Maret 27th, 2012 12:49 pm
ngakak aja bacanya…… biasa saja…. kirain data sangat penting
fitri Maret 27th, 2012 12:54 pm
Ketika seoarang seperti Pak Kwik ini sudah jarang ditemukan.. Menimbulkan ketakutan tersendiri bagi saya.. Dimana nantinya semua orang hanya memikirkan dirinya sendiri dan memintarkan dirinya sendiri.. Terima Kasih Pak Kwik telah membuka wawasan kami sebagai penerus bangsa ini.. Semoga Pak Kwik selalu diberikan kesehatan, kekuatan, dan perlindungan dari Yang Maha Kuasa.. Aamiin
Ravi Maret 27th, 2012 12:57 pm
“BENSIN PERTAMAX DARI PERTAMINA SUDAH MEMBERI UNTUNG SANGAT BESAR KEPADA PERTAMINA”
Tetapi siapa yang rela membeli Pertamax Pak, sedangkan mobil-mobil yang bisa dikategorikan kelas mahal masih sangat banyak kok yang ngantri premium?
Rha Maret 27th, 2012 12:59 pm
Maaf cuma sekedar berdiskusi saja… memang benar penjabaran bapak kwik, tapi mari kita lihat lagi.. Pertamina membeli dari Pemerintah Rp. 224.546, dgn kata lain Pemerintah sudah dapat duit dari Pertamina sebesar Rp.224.546, Jumlah pengeluaran Pertamina Rp. 410.091, Sehingga Pertamina kekurangan uang sebesar Rp. 126.591, Maka Pemerintah menambal kekurangan itu dengan Subsidi sebesar Rp. 126.591, Tapi menurut Bapak Pemerintah sudah dapat keuntungan dari Pertamina sebesar Rp. 224.546, Jadi masih ada kelebihan Rp.97.955, Tapi yg jadi pertanyaannya Biaya Pertamina atau Pemerintah untuk bayar Gaji, Buka sumur baru (exploring), Pengembangan Pasar dan Beli minyak ke perusahaan pengolah minyak biayanya dari mana pak? Thanks
Bukanu Maret 27th, 2012 12:59 pm
Salut buat Pak Kwi….gak perlu ganti nama jd Indonesia yg penting hatinya lebih Indonesia dibandingkan dgn yg asli WNI…teruskan pak tulisan anda…GBU.
Adieska Maret 27th, 2012 13:05 pm
Salute to you KKG…
Selalu tercerahkan setiap kali membaca tulisan Bapak… Dan sampai sekarang belum ada orang di pemerintahan yang bisa membantah tulisan ini sebagai pembanding…
Semoga semakin banyak pemikir dan pencerah seperti Bapak…
God always bless you KKG…
rigthway Maret 27th, 2012 13:08 pm
maaf pak, cuma mau konfirmasi aja, bukannya kalau dari hasil penjulan minyak dalam pendapatan non pajak di APBN?…jadi akan kembali lagi menjadi belanja bagi pemerintah…
maaf saya tidak paham tentang hal ini.. mohon penjelasannya…
Rex Guevara Maret 27th, 2012 13:09 pm
Mantab om.. bisa jadi literatur buat generasi bangsa…
Terima Kasih atas wacana yg sdh diberikan ini…
Indra Maret 27th, 2012 13:12 pm
Hati-hati, jangan berpikir satu sisi saja.
Ingat, hutang kita masih ribuan trilyun dan pengangguran masih banyak
Kalo BBM seenak sendiri, hutang itu kapan lunasnya?
Pembangunan dan lapangan kerja kapan majunya?
@helgaindra Maret 27th, 2012 13:16 pm
pemerintah seharusnya baca tulisan ini
salut sama pak kwik!
wendi Maret 27th, 2012 13:25 pm
luar biasa penjelasan bapak
semoga negara kita maju…..teruuus
amiin
Dicky Maret 27th, 2012 13:26 pm
Mohon maaf sebelumnya kalau pendapat saya sedikit berbeda dengan pendapat mayoritas di forum ini, tapi pendapat saya sama dengan Bapak Anggito Abimanyu di acara Indonesian Lawyer Club, Bapak Jusuf Kalla di video conference Metro TV, dan pakar2 lainnya.
Yaitu memang benar pemerintah ada surplus dari penjualan minyak ke pertamina, tapi yg dibicarakan disini bukan hanya jual beli minyak, melainkan APBN. Karena pemerintah urusannya bukan cuma jual beli minyak saja.
Surplus tsb tentunya digunakan untuk membiayai keperluan negara yg lain (di luar adanya korupsi, mark up, dll. Kita coba pakai pola pikir positif dulu).
Lalu yg kedua, pemerintah sudah bagus menjual minyak ke pertamina dengan mengikuti harga minyak internasional. Coba dihitung kalau pemerintah menjual minyak ke pertamina dengan harga diskon, maka pendapatan pemerintah dari penjualan minyak tsb semakin sedikit.
Jadi tidak apa2 harga premium dinaikkan, biar surplus pemerintah lebih banyak dan bisa digunakan untuk membiayai kebutuhan negara yg lain.
Apalagi yg menikmati langsung subsidi premium mayoritas adalah rakyat yg mampu, yg bisa beli mobil. Sedangkan kenaikan harga bahan makanan pokok adalah dampak turunan yg sebetulnya menurut perhitungan Pak Jusuf Kalla harusnya hanya sedikit saja (saya lupa hitung2an pastinya berapa).
Adapun kenaikan harga yg tinggi itu karena para pedagang mengambil kesempatan di dalam kesempitan.
Sekian, sekali lagi mohon maaf kalau pendapat saya berbeda dengan mayoritas di forum ini. Bukannya saya tidak pro rakyat (saya juga rakyat biasa), tapi tentunya segala sesuatu harus dilihat dari berbagai sudut pandang.
Joe Dee Maret 27th, 2012 13:29 pm
Penjelasannya lumayan membuka pikiran …. namun bukankah subsidi tersebut juga merupakan pengeluaran bagi negara ? Akan sangat bijak apabila hal-hal tersebut diungkapkan pada masa pemerintahan terdahulu … tidak hanya pada masa pemerintahan SBY-Budiono saja.
Zainul Maret 27th, 2012 13:32 pm
Ow, ternyata dari pembelian dan penjualan migas pemerintah masih untung. Tapi, dari hitungan di atas sepertinya keuntungannya berkurang jika harga minyak dunia meningkat. Itu karena pertamina perlu impor dengan harga pasar, dan jual ke rakyat dengan harga fix, pertamina beli minyak dari pemerintah tidak perlu dihitung (anggap saja beli milik sendiri). Keuntungan pertamax belum masuk hitungan ya di atas? Entah seberapa besar. Juga ekspor minyak pemerintah, meskipun lebih kecil dari impor.
Berkurangnya keuntungan itu masalah bagi APBN. Pengeluaran rutin pemerintah: gaji pns, korupsi pejabat dll, sudah dirancang dengan asumsi penerimaan sekian-sekian dari migas. Berkurangnya keuntungan migas berarti asumsi meleset: anggaran makin defisit. And that’s the problem.
muhammad noor Maret 27th, 2012 13:32 pm
itu sih hitungan pribadi blh2 saja,cb saja pak kwik msh jd menteri pd jaman sekarang pasti beliau membela pemerintah jd sama saja tdk ada bedanya… jd kt sebagai manusia jangan terpengaruh pd hal2 yg begituan…biarkan lh presiden menjalankan tugas sampai akhir ms tugas2 dgn baik…megawati jd presiden BBM jd naik jg…wasallam
Marcoven Maret 27th, 2012 13:39 pm
makasih untuk pencerahannya pak, tdnya saya mendukung kenaikan BBM karna masih berpikir sama seperti pemimpin2 dan cendikiawan yang sdh di brainwash oleh doktrin Barat… makasih pak..
tinus Maret 27th, 2012 13:42 pm
anda indonesia sekali pak Kwik….salut..
padahal anggota DPR dan RI 1 itu orang pribumi asli..tapi mereka bukan orang indonesia…mereka penjajah….halo rakyat???? penjajah harus dihapuskan dari muka bumi…
danny Maret 27th, 2012 13:43 pm
ada beberapa hal yang patut dicermati. Statement berikut : Brain washing begitu berhasilnya , sehingga Putusan MK ini disikapi dengan Peraturan Pemerintah nomor 36 Tahun 2004. Pasal 72 ayat (1) berbunyi : “Harga bahan bakar minyak dan gas bumi, kecuali gas bumi untuk rumah tangga dan pelanggan kecil, diserahkan pada persaingan usaha yang wajar, sehat dan transparan.”
PP ini muncul tahun 2004, yang mestinya sudah digodok pada pemerintahan megawati. bapak juga duduk sebagai menteri saat itu.
simak link berikut: http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_countries_by_proven_oil_reserves, venezuela punya cadangan emas terbesar didunia pantas harga minyak dia cuma 500 perliter. bagaimana dgn cina yang cadangan minyaknya 5x lebih banyak dari indonesia tetapi harga minyaknya 12000 perliter.
dan ada beberapa statemen lagi yang jika dicari juga kurang kuat argumentasinya.
kami senang dengan paparan pak kwik. tapi mohon lebih bijak lagi dengan memberi data yang proporsional dan berimbang. Juga untuk menunjukkan bahwa yang diungkapkan pak kwik bukan untuk kepentingan 2014.
Kontroversi Kenaikan Harga BBM dan Perhitungannya Menurut Kwik Kian Gie « Absoluterevo's Blog Maret 27th, 2012 13:47 pm
[...] Pemerintah menuruti (comply) dengan aspirasi UU no. 22 tahun 2001 yang menghendaki supaya rakyat Indonesia merasa dan berpikir bahwa dengan sendirinya kita harus membayar bensin dengan harga dunia, agar dengan demikian semua perusahaan minyak asing bisa memperoleh laba dengan menjual bensin di Indonesia, yang notabene minyak mentahnya dari Indonesia sendiri.Bukankah Shell, Petronas, Chevron sudah mempunyai pompa-pompa bensin ? Sumber. [...]
effendi Maret 27th, 2012 13:48 pm
sampai saat ini saya masih sepakat dengan penjelasan Pak Kwik(tergantung informasi berikutnya ), dan berharap Pemerintah juga sepakat dengan penjelasan ini. Tapi sepertinya agak susah, Pemerintah sekarang sifatnya sama kayak orang tua, tidak pernah mendengarkan anak2nya. Misalpun akhirnya sadar jika salah, tetap orang tua tidak akan mengakui kesalahan atas anak2nya.
Jadi sering bertanya, apakah pemerintah sudah memperhitungkan post effect dari kenaikan BBM. Oke, misal Pemerintah mendapat (+) keuntungan 100 T, kemudian semua harga barang pokok naik, (kalau pemerintahnya bijak) mereka akan mensubsidi kenaikan harga barang pokok, dan mungkin bisa lebih dari 100 T, belum lagi efek ke masyarakat, kepercayaan masyarakat, perbankan, investasi, dll. Pemerintah, kami tidak mencaci anda, perhatikan semua huruf “P” kapital yang saya gunakan, itu karena kami menghormati para pemimpin kami, karena ditangan anda arah negara ini kami titipkan.
rupaka Maret 27th, 2012 13:48 pm
intinya adalah uang selalu begitu mempesona
Jowo Asli Maret 27th, 2012 13:51 pm
Analisis pak Kwik memang ada benarnya.. namun yg saya tanyakan bukankah negara kita sudah jd net impoter minyak dan cadangan minyaknya pun semakin menipis.. ?
kira kira mana yg lebih bermanfaat tetep menggunakan opportunity dr 126 T (yg kata pak kwik bukan subsidi) untuk mempertahankan harga minyak Rp4.500 yg hanya jd asap mobil/motor setahun
atau menggunakan 126T itu untuk Subsidi langsung Serta pembangunan energi terbarukan dan infrastruktur yg manfaatnya bisa dipetik hingga bertahun2 ke depan.. saya pilih yg kedua.. BBM naik juga akan mendorong munculnya penelitian2 energi terbarukan.. klo BBM murah, energi terbarukan jd tdk ekonomis.BBM Sudah terbukti merusak BUMI INI.
mohon maaf klo pemikiran saya salah
vini Maret 27th, 2012 13:54 pm
saya hanya berharap adanya pak kwik yang abadi…
tidak terbayang adakah sosok pengganti Anda?
ady purwanto Maret 27th, 2012 13:59 pm
sangat jelas dan mudah dipahami…semakin mantap bahwa pemerintah telah berbohong kepada rakyat Indonesia.
witdodo Maret 27th, 2012 13:59 pm
pak Kwik jadi presiden aja pak, saya dukung
Rudi Maret 27th, 2012 14:04 pm
Analisa yang sangat bermanfaat untuk di ketahui masyarakat Indonesia, kalo ada keuntungan buat negara kita juga pasti sangat senang bila dapat di manfaatkan untuk kemakmuran bangsa ini.
Tapi dengan harga minyak kita yang Rp. 4,500 saat ini juga sangat berdampak negatif di negri ini, anak sekolah SMP dan SMA sudah berkendaraan seperti sepeda motor bahkan tidak sedikit yang ber mobil ke sekolah padahal menurut usia belum berhak memiliki izin mengemudi, karena dengan uang jajan mereka mampu membeli berliter-liter minyak, belum lagi berdampak kepada kemacetan di jalan dan kurangnya aturan berlalu lintas.
Mungkin Pak Kwik, Pemerintah dan para Pemerhati bangsa ini dapat mencarikan solusi yang terbaik bagi kemakmuran bangsa ini. Sepertinya 14 tahun Reformasi hanya reformasi kekuasaan yang tidak membuat rakyat ini semakin baik kehidupannya. Amanah yang di emban bukan Amanah Rakyat tetapi amanah partai dan kelompok.
Semoga rahim negri ini masih subur, untuk melairkan orang-orang yang Patriot dan amanah kepada rakyat.
Daeng Sorang Maret 27th, 2012 14:12 pm
Terima kasih penjelasannya Pak Kwik. Saya ada satu pertanyaan, ada angka yang selama ini saya cari2 dalam urusan BBM ini, yaitu berapa sebenarnya jumlah produksi minyak mentah Indonesia (per tahun atu satuan waktu lainnya) dan berapa besar yang diimpor? Karena, jelas dua variabel ini akan mempengaruhi perhitungan harga jual BBM dalam negeri. Saya tidak bisa percaya begitu saja dengan data2 di Internet karena itu bisa saja pre-fabricated oleh pihak2 yang punya kepentingan. Terima kasih
winda Maret 27th, 2012 14:13 pm
tolong sampaikan langsung ke Pak SBY.
Faridl Maret 27th, 2012 14:19 pm
tulisan pak kwik sangat mencerahkan. kita bisa melek semua siasat jahat buah karya cuci otak ala mafia barkley dan chicago. tapi sayang momen penolakan kenaikan BBM ini dijadikan ajang cari muka PDI Perjuangan (partainya bapak Kwik) dan megawati..dulu jaman megawati BBM juga naik dua kali. Dalam kasus ini, megawati dan partai bapak sudah membodohi rakyat indonesia,,,,btw, pak posting trus pak tulisannya..trims
Ari Maret 27th, 2012 14:42 pm
Halo Pak Kwik,
Ada pertanyaan dari saya.
Jika Pemerintah menutupi defisit Pertamina, Pertamina bak buk alias nggak rugi dan nggak untung dong? Apa tanggapan Bapak?
Rudy tan Maret 27th, 2012 14:45 pm
Pertamina,managemant nya sarat kepentingan dan politis,…..apakah ada mentri yg mampu membuat pertamina lepas dr cengkraman politis dan kekuasaan,…??bung kwik pun kalau msk pd lingkaran di pertamina belum tentu mampu menjadikan perusahaan ideal………kalau pertamina mengunakan logika keuangan dan bisnis,bukan cuma menara kembar yg mampu dibangun,…..10 menara kembar pun mampu dibangun dan semua lini bisnisnya berjalan dg sangat menguntungkan,…….
Politisasi pertamina lah yg terjadi unt mengalihkan isu sentral nazarudin cs menjadi teredam dgn terbawanya semua komponen bangsa pd sentral kenaikan bbm,….kenapa kenaikkan yg di jadikan wacana ,…inilah yg mempunyai dampak sisitemik yg mampu mempengaruhi semua gol,….
Kalau mau ambil cerdasnya bknkah bisa dg isu go gren yg mengharuskan bbm tanpa timbal sehingga hrs menghapus premium kan cuma riak aja realsinya,…bbm naik tanpa protes yg kencang,…….ya inilah politisasi bumn yg jadi korban penderitanya tetap rakyat dg inflasi yg melangit dan tambah mencekik rakyat,………tdk merdeka!!!
Julvandi Purba Maret 27th, 2012 15:09 pm
Salam pak KKG, saya adalah salah seorang pengagum bapak. Dan juga salah seorang yg kontra dengan kenaikan BBM!
Saya mengutip kalimat bapak dibawah ini:
“Mengapa para elit itu berpikir bahwa harga minyak mentah yang milik kita sendiri harus ditentukan oleh mekanisme pasar yang dikoordinasikan oleh NYMEX di New York ?”
Pertanyaan saya, mengingat produksi minyak mentah Indonesia dikuasai oleh prusahaan2 asing (yg tentunya menentukan harga minyak mentah juga sesuai dengan harga internasional), bukankah hal yg wajar dan benar kalau akhirnya Pertamina juga dalam hal penentuan harga melalui mekanisme pasar internasional???
Mohon penjelasanny pak.
Thanks
rudi Maret 27th, 2012 15:11 pm
maklumlah mau pemilu/bntr lagi , duit “kelebihannya” dari pertamina/bbm itu bisa buat modal “dagang sapi”/kampanye
Hery Maret 27th, 2012 15:14 pm
Pertanyaan pak, pas bapa jadi mentri harga premium ko 6000/litter juga ya?
Dengan kondisi minyak bumi yang ampir mirip.
Trus cost recovery di perhitungan bapak ko ga dimasukin yah?
Bensin ambil dari tanah ga perlu biaya yah pak?
Trus premium itu minyak mentah yah pak?
Ga perlu di olah lagi bisa langsung pakai?
tolong jangan membodohi masyarakat pak, sebagai sesama warga keturunan saya malu sama pak kwik yang suka menipu rakyat kecil.
btw http://www.tempo.co/read/news/2012/01/10/078376553/Megawati-Usulkan-Harga-BBM-Dinaikkan
tolong PDIP ngaca
kak sai Maret 27th, 2012 15:21 pm
pak tolong jelaskan dan suguhkan data apbn yang baru.biar kita paham apa benar ada “kebolongan” di apbn…karena negara kita import dari tangan k3.bukannya itu mememrlukan pengeluaran juga?
dan saya sudah membaca berkalia-kali..tapi belum dijelaskan dana lebih yang disebut itu kemana.seperti pertnyaan mbak rike.P…keman dana itu.apakah memang masuk kantong organisasi atau individu.atau masuk dalam dana cadangan negara…kalau sekadar membaca tulisan ini memang benar ada lebihan dana yang diterima pemerintah…
…
Yunus Maret 27th, 2012 15:24 pm
Sebenar penjelasan ini pernah Bp Kwik jelas pada Perhimpunan Kebangsaan pada saat Deklarasi di Hotel Kartika Chandra pada tahun 2003 silam,saya banyak mendengar hal itu. Seperti pemerintah ngak punya nyali untuk itu. Untuk Bp Kwik selamat semoga rakyat Indonesia tambah cerdas di era globlisasi ini.
Chai Ahmad Maret 27th, 2012 15:25 pm
Pak, tolong di konfirmasi, angka konsumsi Rp. 63 MilyarLiter/tahun itu khusus konsumsi SELURUH JENIS BBM ataukah HANYA BBM JENIS PREMIUM??
Karena, setelah sy cek data dari KEMENTERIAN ESDM, angka Rp. 63 MilyarLiter/Tahun adalah total konsumsi seluruh BBM (Avtur.Pertamax,Premium,dll) bukan hanya premium.
Sedangkan untuk konsumsi Premium hanya 24,5 MilyarLiter/Tahun
MOHON HASIL HITUNGANNYA di tinjau ulang Pak..
Sumber Saya :
Statistik Kementerian ESDM :
http://prokum.esdm.go.id/Publikasi/Statistik/Statistik%20Minyak%20Bumi.pdf
Data Pertamina :
http://www.pertamina.com/index.php/detail/view/news-release/8736/konsumsi-premium-dan-solar-melampaui-kuota-pertamina-pastikan-bbm-untuk-natal-dan-tahun-baru-aman
vivie al rizky Maret 27th, 2012 15:28 pm
penjelasan pak kwik sudah saya liat langsung juga di TV one bersama dengan bapk Fuad bawazir juga. Paparan bapak menggunakan bahasa cukup sederhana yang bisa dicerna semua kalangan masyarakat. pada dasarnya sayapun tidak akan pernah setuju dengan kenaikan BBM. Knapa pemerintah bisa mengeluarkan subsidi berupa BLT jika memang tidak punya uang. berapa triliyun yg akan dikeluarkan untuk rakyat ini dan blm tentu merata ke rakyat tidak mampu, krn saya yakin ada unsur “penyunatan” dana shingga tidak merata sampe ke bawah.
Bagi saya semua ini hanya sandiwara pemerintah secara politis dan memperkaya pundi pundi uang pribadi saja.
Pemerintah kapan bisa jujur kepada rakyat ????
febry Maret 27th, 2012 15:52 pm
Yth Pak kwik,
kenapa selisih antara biaya LRT yg bapak sebutkan (Rp.566,-) dengan biaya LRT yg disebutkan pemerintah (Rp.3,019,-) jauh sekali ? Sampai Rp.2,453,-
Apakah ada perbedaan komponen’a?
Mohon penjelasannya..
Thanks
NB: Biaya LRT versi pemerintah saya dapatkan dari web berikut: http://www.pekalongankab.go.id/fasilitas-web/berita/berita-nasional/2005-10-jawaban-tentang-kenaikan-harga-bbm-bersubsidi.html
thomas Maret 27th, 2012 16:10 pm
nice info..
jadi kita jadi rakyat harus pintar, jangan selalu dibohongi pemerintah dengan transaksi, tender, apbn yang tidak transparan dan terkesan ditutup tutupi.
jon robet Maret 27th, 2012 16:20 pm
saya selalu menjadikan pak kwik kian gie jadi referensi yang saya anggap berimbang dan bermoral..terimakasih atas ulasannya pak Kwik..GBU
bondan Maret 27th, 2012 16:24 pm
kenapa perbandingan harga bbm itu penghasil minyak mentah terbesar ? negara2 super kaya ?
knp ga di bandingin sama yg pendapatan perkapitanya ga beda jauh kayak thailand atau malaysia ?
thailand 1 liter 12000 lho malaysia 7000
pertanyaan lagi, jual minyak memangnya uangnya hanya untuk subsidi bbm ya ? kebutuhan negara yg lain ga dihitung ?
unknown Maret 27th, 2012 16:26 pm
pemerintah yang *pintar ngakali* rakyatnya. salut buat pak kwik
MEI HASTUTI Maret 27th, 2012 16:29 pm
Waoow, ternyata banyak juga keuntungan pemerintah dari penjualan BBM, TIDAK ADA kerugian / defisit sama sekali yang disebut – sebut untuk menutupi subsidi !!
Terimakasih Pak Kwik..
dedi Maret 27th, 2012 16:37 pm
Saya setuju dengan tidak naiknya harga BBM..namun saya bingung dengan statement: kekurangan 126,63 trilyun bisa ditutup dengan 224,569 trilyun sehingga dapat saldo 97,939 trilyun.
Nah uang 224,569 trilyun itu kan merupakan penjualan 37,7 milyar liter dari pemerintah ke Pertamina. Artinya uang tsb merupakan biaya produksi pemerintah untuk menghasilkan 37,7 milyar liter (mungkin plus laba juga), biaya produksi disini bisa gaji karyawan, alat2 perminyakan, maintenance, dll. Tapi dari statement di atas, seolah-oleh 224,569 trilyun tsb isinya laba semua yg mana bisa menutupi kekurangan yg terjadi.
Kasarnya bisa dibilang pemerintah menjual 37,7 milyar liter itu tanpa biaya produksi. Mungkin bisa ada penjelasan lebih lanjut agar bisa dipahami lebih jelas. Terima kasih
dedi Maret 27th, 2012 16:40 pm
Saya bingung dengan statement: kekurangan 126,63 trilyun bisa ditutup dengan 224,569 trilyun sehingga dapat saldo 97,939 trilyun.
Nah uang 224,569 trilyun itu kan merupakan penjualan 37,7 milyar liter dari pemerintah ke Pertamina. Artinya di dalam uang tsb selain laba terdpt jg biaya produksi pemerintah untuk menghasilkan 37,7 milyar liter. Tapi dari statement di atas, seolah-oleh 224,569 trilyun tsb isinya laba semua yg mana bisa menutupi kekurangan yg terjadi.
Kasarnya bisa dibilang pemerintah menjual 37,7 milyar liter itu tanpa biaya produksi. Mungkin bisa ada penjelasan lebih lanjut agar bisa dipahami lebih jelas. Terima kasih
dedi Maret 27th, 2012 16:42 pm
Saya bingung dengan statement: kekurangan 126,63 trilyun bisa ditutup dengan 224,569 trilyun sehingga dapat saldo 97,939 trilyun.
224,569 trilyun itu kan penjualan 37,7 milyar liter dari pemerintah ke Pertamina. Artinya di dlm uang tsb selain laba terdpt jg biaya produksi utk mghasilkan 37,7 milyar ltr. Tp dari statement di atas, seolah-oleh 224,569 trilyun tsb laba semua yg mana bisa menutupi kekurangan yg terjadi.
Kasarnya bisa dibilang pemerintah menjual 37,7 milyar liter itu tanpa biaya produksi
dedi Maret 27th, 2012 16:45 pm
Saya bingung dgn statement: kekurangan 126,63 trilyun bisa ditutup dengan 224,569 trilyun sehingga dapat saldo 97,939 trilyun.
Nah 224,569 trilyun itu kan penjualan 37,7 milyar liter dari pemerintah ke Pertamina. Artinya dlm uang tsb selain laba terdpt jg biaya produksi utk mghasilkan 37,7 milyar ltr. Tp dari statement di atas, seolah-oleh 224,569 trilyun tsb laba semua yg mana bisa menutupi kekurangan yg terjadi.
Kasarnya pmrintah mjual 37,7 milyar liter itu tanpa biaya produksi
abhot Maret 27th, 2012 16:48 pm
kupikir inilah dampak yang dihasilkan disaat Pemerintah mengamini sistem kapitalisme. kenaikan harga BBM hanyalah salah satu dari kebijakan Pemerintah yang pro pengusaha.bukankan sangat jelah isi dari UU nomor 22 tahun 2001. Pasal 28 ayat 2.
sebagai salah satu orang yang dikenal dinegeri ini, sebaiknya pak kwik membuat buku atau paling tidak tulisan seperti inilah agar segala kebohongan pemerintah diketahui oleh khalayak…
koko Maret 27th, 2012 16:49 pm
mantap.. ijin share
goez thea Maret 27th, 2012 16:56 pm
Sepertinya saya menemukan teori baru ttg kontroversi BBM ini…masyarakat harus diberi tahu mengenai ini……ijin copasnya..pak..
amia Maret 27th, 2012 17:14 pm
terima kasih banyak pak kwik.. pencerahannya sangat bermanfat buat masyarakat banyak. Hal spt ini sangat dibutuhkan agar semuanya belajar… tdk perlu menyalahkan rezim yg lalu.. ketika ada pencerahan yg bisa diterima akal, logika dan hati kenapa tidak dipake sbg titik awal utk berubah.. skl lg terima kasih
tedongify Maret 27th, 2012 17:17 pm
semuanya ngomong mantab….kalo cuma teori doang mah…..
uler kadut Maret 27th, 2012 17:22 pm
KIMPOI GAAAAN
Felix Aditya Maret 27th, 2012 17:22 pm
Bravo Pa Kwik, penjelasan spt ini yg saya tunggu. However, ini sy nemu penjelasan ttg harga fuel international hasil survey thn 2010-2011. Ini link nya http://www.gtz.de/de/dokumente/giz2011-international-fuel-prices-2010-2011-data-preview.pdf
Indonesia berada persis dibelakang US.
Trus pastinya ada hubungan nya antara cadangan minyak di setiap negara sehingga menentukan harga jual minyak tsb. Berapa banyak cadangan minyak bumi kita dan kapan itu akan habis ? Kl ada teman2 yg bs bantu menjelaskan boleh jg di share. Merdeka.
Leyla Maret 27th, 2012 17:23 pm
Perhitungan yang disampaikan lebih mudah dimengerti pak..
Fektor Kurniawan Maret 27th, 2012 17:29 pm
So gimana kalo dep keu, pertamina dan Bp Migas di audit aja. audit menyeluruh. SIAP menerima amanat bangsa ini pak kwik ?!
Utri Maret 27th, 2012 17:31 pm
Analisa yang bagus pak kwick.. tapi bagaimana dg ; yg katanya ………………………………orang kaya jadi ikut menikmati subsidi……………………….
Utri Maret 27th, 2012 17:32 pm
Analisa yang bagus pak kwick.. tapi bagaimana dg ; yg katanya …………………………..orang kaya jadi ikut menikmati subsidi………………………
ratih Maret 27th, 2012 17:37 pm
wah,terima kasih paparannya pak Kwik…selama ini saya berpikir dan mendapat info bahwa pemerintah lebih suka menjual minyak ke luar karena dalam negeri membeli dengan harga yang lebih murah,..tapi ternyata saya SALAH,..karena dalm negeri pun membeli minyak dengan harga yang sama dengan harga internasional….LUAR BIASA RAKYAT INDONESIA INI!!!
jaga kesehatan dan jaga diri pak,banyak mafia di luar sana yang mungkin sekarang mengincar bapak..GBU
Murad Maret 27th, 2012 18:00 pm
Trima kasih pak KKG atas pencerahanx, smoga bapak tetap shat dan pikiran2nya dapa berguna bagi bangsa ini
ryo Maret 27th, 2012 18:08 pm
pak kwik, saya ijin copas. Rakyat Indonesia harus tau ini.
najwa Maret 27th, 2012 18:14 pm
Pak Kwik, bagaimana menurut ilmu terawangan yang dipelajari oleh tokoh2 spiritual kaitannya dengan kenaikan harga BBM di Indonesia?
Perlu saya komentari bahwa negeri ini hidup dengan fatamorgana, sehingga untuk mengambil keputusan naik atau tidaknya harga BBM perlu kiranya tokoh spiritual yang suka menerawang tentang masa depan…..dikumpulkan di istana negara atau di gedung DPR dan serahkan keputusan pada ahli terawangan biar sekaligus jeblok rakyat Indonesia….:D
Abasyari Maret 27th, 2012 18:23 pm
Terimakasih penjelasannya Pak Kwik. Maju terus Pak. Saya dukung dengan doa agar Pak Kwik tetap semangat mencerdaskan bangsa ini.
Semoga para pejabat di pemerintahan dan DPR dapat memperbaiki diri dan terbuka hatinya untuk mau mendengar aspirasi rakyatnya.
Mohon ijin share ke teman-teman lain, Pak Kwik.
Merdeka!
Salam,
Edwan Maret 27th, 2012 18:24 pm
wah untung banget dapet artikel ini dari temen yang share di fb, pikiran saya tentang kenaikan bbm ini menjadi lebih terbuka lagi, sudah untung sebanyak itu tp masih mau untung lagi? bener2 gawat nih pemerintah kita,,
ada minyak sendiri di perut sendiri kok g bisa dimanfaatkan dengan maksimal? *bingung
trus duit sebanyak itu untungnya buat apa ya? salah jalan dan sangat g bijak sekali klo sampai bukan untuk memanfaatkan kenadungan negri kita sendiri
sekali
untuk Pak Kwik termas kasih sekali pak
sijapri Maret 27th, 2012 18:24 pm
pak kwik..dan sahabat semua.., saya rakyat biasa..tanpa kepentingan apapun, tapi menurut saya pribadi, hitung-hitungan pak kwik tersebut mungkin benar.. tapi esensinya yang mungkin keliru dan maaf “menyesatkan”.. jumlah katakan “penerimaan” yang demikian besar itu akan lebih bermanfaat jika digunakan untuk pendidikan di semua jenjang gratis. dan digunakan untuk fasilitas kesehatan masyarakat.. Kita memang tidak harus mengacu pada harga internasional.. namun nilai suatu barang dengan system mata uang harus selalu naik, lain halnya jika minyak dinilai dengan harga emas.. perlu diingat wahai sahabat, penerimaan sektor migas yang demikian besar itu sebagian besar telah dinikmati korporasi, bukan oleh rakyat seperti kami. Kami hanya membeli premium tidak lebih dari 20 liter dalam sebulan atau 240 liter dalam setahun, artinya jika BBM jadi naik 1500, maka kami hanya harus menambah pendapatan 360 ribu per tahun, dan jumlah itu tidak ada apa-apanya jika pada akhirnya pendidikan anak kami, dan kesehatan kami terjamin.. Jadi yang perlu diperjuangkan adalah pengalihan penerimaan migas tersebut untuk sektor-sektor yang lebih bermanfaat bukan dengan BLT, tapi untuk pendidikan dan kesehatan.. Seandainya BBM itu naik mengikuti angka inflasi tiap tahun, atau mungkin tiap bulan, tiap 3 bulan, mungkin tidak seperti ini..SEKALI LAGI MENGIKUTI ANGKA INFLASI BUKAN HARGA INTERNASIONAL..
Penjaga Kedaulatan Republik Indonesia Maret 27th, 2012 18:24 pm
Saya Salut dengan Tulisan pak kwikkiangie
semoga ini bisa menjadi pembelajaran bagi rakyat kita
yang tadinya tidak tau, menjadi tau tentang perhitungan yang sebenarnya.
Edwan Maret 27th, 2012 18:24 pm
wah untung dapet artikel ini dari temen yang share di fb, pikiran saya tentang kenaikan bbm ini menjadi lebih terbuka lagi, sudah untung sebanyak itu tp masih mau untung lagi? bener2 gawat nih pemerintah kita,,
ada minyak sendiri di perut sendiri kok g bisa dimanfaatkan dengan maksimal? *bingung
duit sebanyak itu untungnya buat apa ya? salah jalan dan sangat g bijak sekali klo sampai bukan untuk memanfaatkan kenadungan negri kita sendiri
sekali
untuk Pak Kwik termas kasih sekali pak
Edwan Maret 27th, 2012 18:26 pm
wah untung dapet artikel ini dari temen yang share di fb, pikiran saya tentang kenaikan bbm ini menjadi lebih terbuka lagi, sudah untung sebanyak itu tp masih mau untung lagi? bener2 gawat nih pemerintah kita,ada minyak sendiri di perut sendiri kok g bisa dimanfaatkan dengan maksimal? duit sebanyak itu untungnya buat apa ya? salah jalan dan sangat g bijak sekali klo sampai bukan untuk memanfaatkan kenadungan negri kita sendiri
untuk Pak Kwik terima kasih sekali pak
Randy Alkalino Maret 27th, 2012 18:27 pm
Loh komentar saya kan di nomor urut ke-3, kenapa di-delete sama Admin ya?
Sebagai warga negara kan saya hanya mohon penjelasan yg berimbang dan tidak menyesatkan aja.
Kalau memang Kwik Kian Gie itu hebat dam dapat memaparkan perhitungan harga BBM dalam APBN kita secara ilmiah, tentunya secara proporsional dan profesional juga mampu memberikan penjelasan tentang alasan:
1. Mengapa Kwik Kian Gie ketika menjadi menteri perekonomian pada masa pemerintahan Megawati yg hanya 2 tahun saja ternyata sudah 2 kali menaikkan harga BBM?
2. Mengapa BUMN dan Gas kita dijual kepihak asing dg harga yg sangat murah/rendah serta dg kontrak dlm waktu jangka panjang, sehingga dampaknya begitu berat kita rasakan saat ini dan ke depan?
Edwan Maret 27th, 2012 18:27 pm
wah untung dapet artikel ini dari temen yang share di fb, pikiran saya tentang kenaikan bbm ini menjadi lebih terbuka lagi, sudah untung sebanyak itu tp masih mau untung lagi? bener2 gawat nih pemerintah kita,ada minyak sendiri di perut sendiri kok g bisa dimanfaatkan dengan maksimal? duit sebanyak itu untungnya buat apa ya?
untuk Pak Kwik terima kasih sekali pak
lisa chrisanty Maret 27th, 2012 18:34 pm
pemerintah hanya sekedar mengumbar hawa nafsunya belaka tanpa pikir panjang memikirkan nasib rakyat. memang benar jika sesuatu hal dipimpin oleh orang yang salah maka tunggulah kehancurannya. negeri ini butuh sosok negarawan bukannya politisi yang begitu oligarkis. ia harus benar-benar kompeten di bidangnya seperti bapak kwik atau bpk anggito abimanyu yang ternyata gagal menjadi menteri perekonomian akibat tindakan nepotisme…
B. Cuadai Agr07 Maret 27th, 2012 18:48 pm
sungguh sangat luarbiasa pemaparan bapak…saya sangat tidak menyangka bahwa ternyta negara bisa menetukan harga BBM sendiri…ibi brarti pemerintah tidak Pro Rakyat … masya Allah….TERIMA KASIH BANYAK ATAS PENCERAHANNYA PAK SEMOGA SEHAT SELALU…DAN TERUS MEMBERIKAN PENCERAHAN BAGI KAMI YANG SELALU MENURUT PADA KEBIJAKAN PEMERINTAH DENGAN KATA MENYELAMATKAN APBN”
B. Cuadai Agr07 Maret 27th, 2012 18:48 pm
sungguh sangat luarbiasa pemaparan bapak…saya sangat tidak menyangka bahwa ternyta negara bisa menetukan harga BBM sendiri…ibi brarti pemerintah tidak Pro Rakyat … masya Allah….
hartono Maret 27th, 2012 18:49 pm
bp. kwik,
kalau analisa/argumentasi bapak yang begitu bagus, kenapa waktu PDIP dikasih kepercayaan memimpin indonesia tetap harga BBM harus dinaikan juga waktu itu ?
rasanya yang bisa jawab hanya hati nurani bapak sendiri, saya bukan membela SBY tapi sebagai pemimpin memang kadang dihadapkan situasi yang sulit. Waktu PDIP memimpin indonesia dan menaikan harga BBM juga pasti anda akan memberikan argumentasi 1001 macam.
Kalau mau membela rakyat bertarung di 2014 jauh lebih gentlement, daripada mengobok-obok sekarang.
Dengan disparitas harga yang begitu besar, penjara bisa penuh dengan para penyelundup. Karena orang menyelundup bukan karena sejak lahir sudah jd penyelundup, tapi karena adanya peluang keuntungan yang sangat besar.
Mohon maaf kalau ada kata-kata yang kurang berkenan, tapi harusnya kita instropeksi diri.
hartono Maret 27th, 2012 18:50 pm
bp. kwik,
kalau analisa/argumentasi bapak yang begitu bagus, kenapa waktu PDIP dikasih kepercayaan memimpin indonesia tetap harga BBM harus dinaikan juga waktu itu ?
rasanya yang bisa jawab hanya hati nurani bapak sendiri, saya bukan membela SBY tapi sebagai pemimpin memang kadang dihadapkan situasi yang sulit. Waktu PDIP memimpin indonesia dan menaikan harga BBM juga pasti anda akan memberikan argumentasi 1001 macam.
Kalau mau membela rakyat bertarung di 2014 jauh lebih gentlement, daripada mengobok-obok sekarang.
Dengan disparitas harga yang begitu besar, penjara bisa penuh dengan para penyelundup. Karena orang menyelundup bukan karena sejak lahir sudah jd penyelundup, tapi karena adanya peluang keuntungan yang sangat besar.
hartono Maret 27th, 2012 18:50 pm
bp. kwik,
kalau analisa/argumentasi bapak yang begitu bagus, kenapa waktu PDIP dikasih kepercayaan memimpin indonesia tetap harga BBM harus dinaikan juga waktu itu ?
rasanya yang bisa jawab hanya hati nurani bapak sendiri, saya bukan membela SBY tapi sebagai pemimpin memang kadang dihadapkan situasi yang sulit. Waktu PDIP memimpin indonesia dan menaikan harga BBM juga pasti anda akan memberikan argumentasi 1001 macam.
madhan Maret 27th, 2012 18:51 pm
sangat membuka pikiran kita mengenai pencuri berkedok dasi dan jas..
semoga makin banyak sosok kwik kian gie dan soe hoek gie yang membela kemakmuran dan kesejahteraan rakyat indonesia..
muh ramadhan Maret 27th, 2012 18:53 pm
begitu membuka pikiran kita mengenai pencuri berkedok dasi dan jas..
semoga makin banyak sosok kwik kian gie dan soe hoek gie yang membela kemakmuran dan kesejahteraan rakyat indonesia..
merdeka…!!!
mamat rahmat Maret 27th, 2012 18:54 pm
Mantappp..! makasih atas pencerahannya pak kwik, Yg heran tadi ada elite partai berkuasa bilang.. “kenapa BBM naek pada protes, harga kendaraan bermotor naek kok diem ajah..?”. pernyataan konyol kan? kok ga relevan amat pernyataannya. Emang naeknya harga kendaraan bisa mempengaruhi harga sembako?.
harusame Maret 27th, 2012 19:07 pm
yang 63 milyar liter @Rp 5944 itu konsumsi minyak mentah Indonesia
konsumsi/penjualan bensin premium @Rp 4500 tidak mencapai 63 milyar liter
mohon dibedakan antara bensin dan minyak mentah
BBM naik atau tidak, saya terima yang penting argumennya valid
terima kasih
Mirna Maret 27th, 2012 19:25 pm
woww… wowww….
berdasarkan rincian di atas, artinya
Wakil Rakyat menipu Yang Mulia Rakyat….
dewi Maret 27th, 2012 19:28 pm
Penjelasan yg luar biasa. Terima kasih atas informasi dan pengetahuan yg membuka wawasan masyarakat umum yg sebagian besar awam dengan hal tersebut.
andy Maret 27th, 2012 19:29 pm
Pak Kwik, bagaimana dengan biaya produksi minyak itu sendiri (lifting)? di analisa bapak di atas tidak disebut bahwa ada biaya untuk dapat minyak.. kan tidak mungkin tiba2 minyak muncul di permukaan. Yang bapak highlight di atas hanyalah pemerintah menerima pembayaran dari Pertamina, tapi apakah untuk analisa seperti ini kita juga perlu mempertimbangkan biaya produksi? yah, mohon diralat jika salah, maklum saya hanya orang awam.
gidionalvian Maret 27th, 2012 19:40 pm
trima kasih pak kwik saya salut kepada anda atas kepedulian terhadap negara kita ini. saya sangat prihatin kepada orang dipemerintahan kita yang hanya sibuk mengurusi dan mempertahankan jabatannya.
Pertanyaan besar saya selama ini “kemana uang pajak yang telah kita beri kepada negara? mengapa pemerintah tidak melaporkan kepada rakyat? bukankan setiap hari kita menggunakan barang/makanan/fasilitas yang “berpajak” saya yakin pendapatan pajak kita sangat luar biasa besar … terima kasih
yanto Maret 27th, 2012 19:45 pm
Boleh tanya p kwik..Lalu biaya eksplorasinya dihitung berapa ya? apakah yg Rp 566 itu sudah termasuk biaya tersebut. kemudian nilai keuntungan perusahaan eksplorasinya bagaimana? Karena sepertinya keuntungan eksplorasi ini yang paling besar dibanding biaya lainnya.
Trims
Triakoso Maret 27th, 2012 19:48 pm
Analisis yang sungguh bagus. Harusnya para pengambil keputusan belajar banyak agar dapat mengambil keputusan yang bijaksana….
Saya berharap banyak Indonesia ini punya banyak Kwik, Kwik yang lain dan Dahlan, Dahlan yang lain…
Kalau tidak, mungkin Indonesia hanya berumur beberapa puluh tahun ke depan….
Anonymous Maret 27th, 2012 19:58 pm
Analisis yg menarik sekali, namun saya sedikit heran karena Pak Kwik tidak menyinggung sama sekali permasalahan inti yg mnyebabkan pmerintah hrs berpatokan pd harga minyak internasional, yaitu fakta bahwa produksi minyak Indonesia sudah tidak dapat lagi mencukupi kebutuhan dalam negeri dan saat ini kita merupakan net importer minyak dunia. Bahkan mnurut Ari H Soenarno, ketua bidang migas Apindo, total impor BBM kita utk premium dan pertamax plus sudah mendekati 60% dari total kebutuhan.
Indonesia memang memiliki sumber daya minyak yang berlimpah, namun penurunan investasi di industri minyak mentah dan konsumsi yang terlalu boros menyebabkan negara kita harus mengimpor minyak dari negara lain. Cadangan minyak kita saat ini hanya berkisar 4 miliar barrel, dan produksinya rata2 hanya 1 juta barrel/hari. Sementara itu konsumsi minyak kita bahkan 8 kali lebih cepat daripada negara2 penghasil minyak terbesar di dunia, seperti Arab Saudi dan Libya. Tingkat konsumsi yang jauh melampaui tingkat produksi inilah yang menjadikan kita net importer minyak dunia.
Nah, karena negara kita adlh net importer minyak, maka perhitungan yg dilakukan di atas tidak lagi sepenuhnya dapat diterapkan, karena harga minyak kita sudah pasti dipengaruhi oleh harga minyak internasional. Logikanya, bila harga minyak dunia naik, maka anggaran utk pembelian minyak otomatis meningkat. Harga minyak kita sudah tidak lagi sepenuhnya di bawah kontrol negara kita sendiri. Apabila harga minyak dipertahankan Rp 4500,-, maka subsidi minyak harus ditingkatkan. Pertanyaannya adalah sampai kapan pemerintah bisa bertahan dalam kondisi tersebut, sementara harga minyak dunia terus meningkat? Hanya tinggal waktu saja sampai terjadi defisit bila tidak ada tindakan lain yang dilakukan.
Menurut saya, penaikan harga BBM, cepat atau lambat, harus terjadi. Yang harus dilakukan pemerintah adalah memberikan solusi agar penaikan harga BBM ini tidak terlalu berpengaruh pada kelangsungan hidup masyarakat.
adhitiya rifki Maret 27th, 2012 20:03 pm
Beruntunglah Indonesia masih memiliki orang yang perduli seperti Bapak , saya bercita-cita untuk menjadi manusia baik seperti Bapak. Salam Hormat untuk Bapak.
Tifani Maret 27th, 2012 20:11 pm
Sangat salut dengan bapak Kwik Kian Gie..salut dengan tulisan ini. Contoh nyata pembodohan rakyat oleh pemerintah..kecewa.. Smua orang gembor membicarakan kerugian indonesia bila tdk menaikan harga bbm.. Saya akan membantu mensebarkan forum ini, agar semakin banyak yg merasakan manfaatnya… Terus berikan tulisan2 yang bermanfaat Pak Kwik Kian Gie …
myrazano Maret 27th, 2012 20:15 pm
Kalau pemerintah sudah menggal UUD 45, tentunya tidak ada pilihan lain bagi bangsa indonesia selain melengserkan, tapi apakah setiap presiden di negeri ini harus turn dengan cara yang tidak terhormat ?
sri hadi amabarrukmi Maret 27th, 2012 20:19 pm
Semoga rakyat Indonesia membaca pencerahan pak Kwik dan mereka akan selalu mengerti apa yg menyebabkan mereka menderita krn ternyata hanya krn ketidak terbukaan pemerintah /serta keserakahan mereka.Sehingga tidak berpikiran sehat klo masih ada orang yg bisa memberi pencerahan seperti ini
Maka dari itu kami perlu banyak sosok yg seperti pak Kwik yg selalu ikut memikirkan nasib rakyat kecil
” Hidup Pak Kwik Tuhan akan selalu berserta anda” Amien….
iqbal Maret 27th, 2012 20:19 pm
alhamdulillah… ini pemikiran dan pencerahan yang cerdas…semoga banyak masyarakat yang tercerahkan dengan tulisan Bpk…
Dedy mustruli.. Maret 27th, 2012 20:25 pm
thanks mr kwik.. dari zaman orba saya sudah mengangumi anda.. mari kita lawan Neoliberalisme…..
teddy winston Maret 27th, 2012 20:31 pm
Saya jadi tambah bodoh Pak Kwik dengan penjelasannya……..
Saya sewaktu di Ras Laffan,Qatar 2008. mereka jual bensin 2rban/perltr,sementara kayaknya minyak di impor(yang ada cuma gas alam) jadi intinya apa orang Qatar salah hitung atau pemerintah kita yg hitungannya salah.
Terima kasih Pak atas tulisannya
Anonymous Maret 27th, 2012 20:41 pm
Analisis yg menarik sekali, namun saya sedikit heran karena Pak Kwik tidak menyinggung sama sekali permasalahan inti yang menyebabkan pemerintah hrs berpatokan pd harga minyak internasional, yaitu fakta bahwa produksi minyak Indonesia sudah tidak dapat lagi mencukupi kebutuhan dalam negeri dan saat ini kita merupakan net importer minyak dunia. Bahkan menurut Ari H Soenarno, ketua bidang migas Apindo, total impor BBM kita utk premium dan pertamax plus sudah mendekati 60% dari total kebutuhan kita.
Indonesia memang memiliki sumber daya minyak yang berlimpah, namun penurunan investasi di industri minyak mentah dan konsumsi yang terlalu boros menyebabkan negara kita harus mengimpor minyak dr negara lain. Cadangan minyak kita saat ini hanya berkisar 4 miliar barrel, dan produksinya rata-rata hanya 1 juta barrel/hari. Sementara itu konsumsi minyak kita bahkan 8 kali lebih cepat daripada negara-negara penghasil minyak terbesar di dunia, seperti Arab Saudi dan Libya. Tingkat konsumsi yg jauh melampaui tingkat produksi inilah yang menjadikan kita net importer minyak dunia.
Nah, karena negara kita adalah net importer minyak, maka perhitungan yg dilakukan Pak Kwik di atas tidak lagi sepenuhnya dapat diterapkan, karena harga minyak kita sudah pasti dipengaruhi oleh harga minyak dunia. Logikanya, bila harga minyak dunia naik, maka anggaran utk pembelian minyak otomatis meningkat. Harga minyak kita sendiri sudah tdk lagi sepenuhnya di bawah kontrol negara kita sendiri. Apabila harga minyak dipertahankan Rp 4500,-, maka subsidi minyak harus ditingkatkan.
Pertanyaannya adalah sampai kapan pemerintah dapat bertahan dalam kondisi tersebut, sementara harga minyak dunia terus meningkat? Hanya tinggal waktu saja sampai terjadi defisit bila tidak ada tindakan yang dilakukan.
Menurut saya, penaikan harga BBM, cepat atau lambat, harus terjadi. Yang harus dilakukan pemerintah adalah memberikan solusi agar penaikan harga BBM ini tidak terlalu berpengaruh pada kelangsungan hidup masyarakat.
tuan takur Maret 27th, 2012 20:45 pm
pemaparan yang gamblang dan jelas…terimakasih pak kwik.. saya ijin copy artikelnya untuk disebarluaskan sehingga rakyat tidak dibodohi lagi….berarti selama ini banyak rezim yang ditipu dan dikadalin oleh para begawan ekonominya entah disadari atau tidak
piresetyawan Maret 27th, 2012 20:58 pm
super sekali analisanya
╱╱┏╮╱╱╱╱╱╱╱╱╱╱╱╱
╱╱┃┃╱╱╱┳╱┓┳╭┫┳┓╱
▉━╯┗━╮╱┃╱┃┣┻╮┣╱╱
▉┈┈┈┈┃╱┻┛┛┻╱┻┻┛╱
▉╮┈┈┈┃╱╱╱╱╱╱╱╱╱╱
╱╰━━━╯╱╱╱╱╱╱╱╱╱╱
oyoiks Maret 27th, 2012 20:59 pm
Tapi bukannya indonesia belum bisa mengolah minyaknya sendiri? makanya harga yang dipakai harga internasional,
trus biaya LRT 10 usd per barrel kayaknya aneh deh, kalau memang komponen biayanya cuma itu, berarti saya juga bisa buka perusahaan pengolahan minyak..
Suradi Maret 27th, 2012 21:13 pm
Yth Pak Kwik, Terim kasih paparannya, luar biasa keberanian dan paparannya, sda terutama BBM fosil akan habis, sedangkan yg terbarukan sangat kecil, kami menunggu konsep kemandirian (BERDIKARI) kedepan dalam mengatasi BBM, maupun produk lainnya? Jangan sampai anak cucu kita diwarisi hutang dan terus hutang, bukankan negeri kita kaya raya, banyak orang pinter, banyak pemodal!
Deddy Maret 27th, 2012 21:14 pm
IQ anda berapa ya pak?
Kenapa asumsi 100% output proses minyak kita adalah Premium? Kalo ternyata cuma 40% gimana?
indonesian Maret 27th, 2012 21:17 pm
Ada bantahannya nih Pak: http://www.tempo.co/read/news/2012/03/26/087392456/Hitungan-Pendapatan-Minyak-Versi-BP-Migas
widyo.h Maret 27th, 2012 21:17 pm
pak kwiek. semoga sehat selalu.saya yakin jika masyarakat luas semua bisa membaca paparan bapak betapa pemerintah itu telah kehilangan akal dan kecerdasannya. pemerintah gak mau mikir dan kerja keras,, seenaknya saja naikin harga BBM yg pengaruhnya sangat berat bagi raykat miskin
Eref Maret 27th, 2012 21:33 pm
Bagaimana dengan biaya explorasi, exploitasi dan produksi. Apakah memang harus diabaikan saja pak? Mohon pencerahannya. Terimakasih.
Sigit Maret 27th, 2012 21:33 pm
Saya kok khawatir jadinya bahwa kejadian kenaikan BBM ini digunakan pemerintah dalam rangka mengeluarkan Bantuan Tunai Langsung (BLT) yang dapat menaikkan popularitas pemerintah (dan golongan tertentu) dalam rangka Pemilu nanti. Coba bayangkan setelah BBM dinaikkan, anggaran belanja pemerintah juga dipotong 8-10%. Bila dijumlahkan penghematan tersebut dan keuntungan yang telah pak Kwik terakan jadi berapa tuh jumlahnya? Misalnya pun dikurangi oleh subsidi pada bidang lain (listrik misalnya) kayaknya masih berlebih, yang kemungkinan disalurkan ke BLT itu
Budiman Maret 27th, 2012 21:39 pm
Saya sebagai anak Indonesia keturunan tionghoa sangat bangga mempunyai seorang panutan seperti anda. Komitmen anda kepada bangsa ini menunjukkan bahwa sebagai seorang anak Indonesia peranakan kita memiliki peranan yang penting untuk memajukan bangsa ini. Semoga Tuhan selalu melindungi dan memberi kesehatan untuk anda sekeluarga.
Joenoes Maret 27th, 2012 21:45 pm
BAGAIMANA KALAU BBM INDONESAI HABIS
Ekonom, teknokrat, ahli hukum, rakyat, pemerintah, leglisatif (anggota DPR) bisa sangat berbeda dalam menyikapei “kenaikan harga BBM”.
Kita semua (dunia), tidak berbeda dalam memahami bahwa BBM (lebih tepat sebagai bahan bakar fosil) adalah suatu cadangan bumi yang terbatas jumlahnya dan tidak dapat dperbaharui.
Sebelum habis, harus ditemukan dan digantikan oleh bahan bakar (pemahaman yang sama adalah “sumber energi”) lain.
BBM Indonesia mungkin akan habis dalam 15-20 tahun yad, apabila tidak ditemukan sumber explorasi BBM baru
Saya ingin memperoleh suatu pendapat pandangan yang sesungguhnya merupakan pendapat seorang “negarawan” yang bervisi jauh kedepan mengelola bangsa dan negara kita, yang kemudian ditarik ke suatu “implementasi” bertahap jangka pendek.
Apa langkah terapan jangka pendek, menghadapi akan pasti habisnya BBM Indonesia terkait dengan tetap terkait dengan kebijakan “harga BBM” yang akan naik?
Joenoes Maret 27th, 2012 21:46 pm
BAGAIMANA KALAU BBM INDONESAI HABIS
Ekonom, teknokrat, ahli hukum, rakyat, pemerintah, leglisatif (anggota DPR) bisa sangat berbeda dalam menyikapei “kenaikan harga BBM”.
BBM Indonesia mungkin akan habis dalam 15-20 tahun yad, apabila tidak ditemukan sumber explorasi BBM baru
Apa langkah terapan jangka pendek, menghadapi akan pasti habisnya BBM Indonesia terkait dengan tetap terkait dengan kebijakan “harga BBM” yang akan naik?
Rahmady Maret 27th, 2012 21:50 pm
Pak Kwik, ada hal yang ingin saya tanyakan… Pak Kwik bisa berikan info ini “pengeluaran uang tunai untuk pemompaan minyak sampai ke atas muka bumi (lifting) ditambah dengan pengilangan sampai menjadi BBM (refining) ditambah dengan pengangkutan sampai ke pompa-pompa bensin (transporting), seluruhnya sebesar USD 10 per barrel” dari mana pak??. Kok bisa murah betul?? setau saya (CMIIW) jika semakin susah proses pemisahan pada minyak yang akan diolah dan semakin bagus kualitas bensin yang dihasilkan (pertamax lbh bagus daripada premium karena oktan pertamax lebih besar) maka biaya produksinya semakin besar.. Ditambah lagi, effisiensi pada suatu kilang dan well yang tidak mungkin 100%, hal ini akan semakin memperbesar biaya produksi untuk menghasilkan bensin dengan jumlah yang sama..
jika bisa dishare akan lebih baik Pak Kwik, jadi masyarakat bisa lebih mengerti mengenai hitung2an harga bensin ini..
terimakasih
budi febrianto Maret 27th, 2012 21:59 pm
bgus skali pak,saya sedih melihat knyataan ini. Saya khawatir masalah ini akan membuat rakyat apatis kpd pemerintah. Apa yg sbaiknya qt lakukan?boikot pertamina atau boikot pemerintah? Semoga ada win win solution buat rakyat n pemerintah,bukan utk para elite politik yg hanya ingin mengambil untung akan situasi ini.amin
Didik Maret 27th, 2012 22:03 pm
Pak Kwik..
Dengan hitungan Bapak diatas, cukup mencerahkan. Namun saya ada pertanyaan..
Dengan xx Barrel minyak mentah yg diangkat dari bumi, kan hanya x%-nya saja yang bisa dijadikan premium, pertamax, dll. Pasti kan ada sisanya, limbahnya, produk turunan nya..
Jadi kyknya ga bisa deh kalo pakai “Maka saya mengasumsikan bahwa semua minyak mentah Indonesia dijadikan satu jenis BBM saja, yaitu bensin Premium.Metode ini dikenal dengan istilah method of decreasing abstraction”
tetapi harus memakai “terutama kalau dilanjutkan dengan penyempurnaan dengan cara memasukkan semua detil dari data dan kenyataan, yang dikenal dengan istilah putting the flesh on the bones.”
budi febrianto Maret 27th, 2012 22:04 pm
bgus skali pak,saya sedih melihat knyataan ini. Saya khawatir masalah ini akan membuat rakyat apatis kpd pemerintah. Semoga ada win win solution buat rakyat n pemerintah,bukan utk para elite politik yg hanya ingin mengambil untung akan situasi ini.amin
Roni F Maret 27th, 2012 22:04 pm
Perhitungan kurang lengkap pak,
klu dr pemikiran bodoh saya,
Hasil Penjualan Pert 63 milyar liter @ Rp. 4.500 Rp. 283,5 tr. itu berarti keutungan kotor pertamina.
berapa setelah dikurangi biaya operational, SDM, dllnya??
224,569 pastinya sudah untuk biaya2 itu, trus uda dimasukan ke dalam pendapatan negara yg gunanya kebutuhan rakyat dan negara.
yang saya pengen tahu pendapatan negara itu brp sih?? cukup gak untuk mengatur dan menghidupi rakyat??
Erv Maret 27th, 2012 22:05 pm
Trims pak Kwik atas pencerahannya..
Saya ada bbrp point butuh pencerahan lbh lanjut dr pak Kwik.
1. Tolong jg paparkan kemungkinan pemerintah ingin agar perusahaan minyak asing lbh bnyk berinvestasi di indo, dgn harga premium yg skrg, mana bs mrk lawan pertamina. Dan apabila betul apakah itu sbuah kburukan atau kebaikan?
2. Berapa cadangan minyak yg di miliki oleh RI? Seandainya nanti habis dan terpaksa kita import, apakah kenaikan harganya akan terlalu jauh apabila harga minyak kita terlalu jauh dgn harga pasaran? Bagaimana penanggulangannya menurut analisa pak Kwik?
Trims bnyk pak kwik and semoga panjang umur buat bapak.
Erv Maret 27th, 2012 22:06 pm
Trims pak Kwik atas pencerahannya..
Saya ada bbrp point butuh pencerahan lbh lanjut dr pak Kwik.
1. Tolong jg paparkan kemungkinan pemerintah ingin agar perusahaan minyak asing lbh bnyk berinvestasi di indo, dgn harga premium yg skrg, mana bs mrk lawan pertamina. Dan apabila betul apakah itu sbuah kburukan atau kebaikan?
2. Berapa cadangan minyak yg di miliki oleh RI? Seandainya nanti habis dan terpaksa kita import, apakah kenaikan harganya akan terlalu jauh apabila harga minyak kita terlalu jauh dgn harga pasaran? Bagaimana penanggulangannya menurut analisa pak Kwik?
Trims bnyk pak Kwik
Ervin Maret 27th, 2012 22:07 pm
Trims pak Kwik atas pencerahannya..
Saya ada bbrp point butuh pencerahan lbh lanjut dr pak Kwik.
1. Tolong jg paparkan kemungkinan pemerintah ingin agar perusahaan minyak asing lbh bnyk berinvestasi di indo, dgn harga premium yg skrg, mana bs mrk lawan pertamina. Dan apabila betul apakah itu sbuah kburukan atau kebaikan?
2. Berapa cadangan minyak yg di miliki oleh RI? Seandainya nanti habis dan terpaksa kita import, apakah kenaikan harganya akan terlalu jauh apabila harga minyak kita terlalu jauh dgn harga pasaran? Bagaimana penanggulangannya menurut analisa pak Kwik?
Trims bnyk pak Kwik
Ervin Maret 27th, 2012 22:08 pm
Trims pak Kwik atas pencerahannya..
Saya ada bbrp point butuh pencerahan lbh lanjut dr pak Kwik.
1. Tolong jg paparkan kemungkinan pemerintah ingin agar perusahaan minyak asing lbh bnyk berinvestasi di indo, dgn harga premium yg skrg, mana bs mrk lawan pertamina. Dan apabila betul apakah itu sbuah kburukan atau kebaikan?
2. Berapa cadangan minyak yg di miliki oleh RI? Seandainya nanti habis dan terpaksa kita import, apakah kenaikan harganya akan terlalu jauh apabila harga minyak kita terlalu jauh dgn harga pasaran? Bagaimana penanggulangannya menurut analisa pak Kwik?
Trims bnyk pak Kwik
Ervin Maret 27th, 2012 22:08 pm
Trims pak Kwik atas pencerahannya..
Saya ada bbrp point butuh pencerahan lbh lanjut dr pak Kwik.
1. Tolong jg paparkan kemungkinan pemerintah ingin agar perusahaan minyak asing lbh bnyk berinvestasi di indo, dgn harga premium yg skrg, mana bs mrk lawan pertamina. Dan apabila betul apakah itu sbuah kburukan atau kebaikan?
2. Berapa cadangan minyak yg di miliki oleh RI? Seandainya nanti habis dan terpaksa kita import, apakah kenaikan harganya akan terlalu jauh apabila harga minyak kita terlalu jauh dgn harga pasaran? Bagaimana penanggulangannya menurut analisa pak Kwik?
Trims
Ervin Maret 27th, 2012 22:10 pm
Trims pak Kwik atas pencerahannya..
Saya ada bbrp point butuh pencerahan lbh lanjut dr pak Kwik.
1. Tolong jg paparkan kemungkinan pemerintah ingin agar perusahaan minyak asing lbh bnyk berinvestasi di indo, dgn harga premium yg skrg, mana bs mrk lawan pertamina. Dan apabila betul apakah itu sbuah langkah positive atau negative?
kindar Maret 27th, 2012 22:14 pm
waktu bapak jadi menkeu di pemerintahan, pemerintah menaikkan harga premium juga.. apa penjelasan bapak?
knapa hanya sby yang dikomentari
smoga ditanggapi dgn jelas, krn saat ini PDIP sedang dituding cari muka, makanya cacat rezimnya dulu ga dianalisa, pdhal sama aja tuh
terimakasih
erwan hermawan Maret 27th, 2012 22:20 pm
Idealisme ada dalam kesendirian yang tidak terkontaminasi dengan kekuasaan…..tapi akan lain pandangannya kalau seseorang merupakan sub dari kekuasaan..
RW Sembiring Maret 27th, 2012 22:35 pm
Pak Kwik, saya selalu mencermati setiap ulasan Bapak, senang sekali karena selalu didukung dengan data dan referensi. Saya awam dengan politik, saya melihat politik terlalu mendominasi dan bahkan cenderung meminggirkan hajat hidup orang banyak. Mohon izin ‘page’ ini saya ‘bookmark’ dan tulisan ini saya ‘share’ untuk menjadi pencerahan bagi semua. Semoga Pak Kwik selalu sehat dan senantiasa setia dengan paparan yang bermutu seperti ini. SEMOGA INDONESIA SEMAKIN SEJAHTERA.
RW Sembiring Maret 27th, 2012 22:36 pm
Pak Kwik, saya selalu mencermati setiap ulasan Bapak, senang sekali karena selalu didukung dengan data dan referensi. Saya awam dengan politik, saya melihat politik terlalu mendominasi dan bahkan cenderung meminggirkan hajat hidup orang banyak. Semoga Pak Kwik selalu sehat dan senantiasa setia dengan paparan yang bermutu seperti ini. SEMOGA INDONESIA SEMAKIN SEJAHTERA.
RW Sembiring Maret 27th, 2012 22:37 pm
Pak Kwik, saya selalu mencermati setiap ulasan Bapak, senang sekali karena selalu didukung dengan data dan referensi. Saya awam dengan politik, saya melihat politik terlalu mendominasi dan bahkan cenderung meminggirkan hajat hidup orang banyak. Semoga Pak Kwik selalu sehat dan senantiasa setia dengan paparan yang bermutu seperti ini.
mamad Maret 27th, 2012 22:40 pm
data harga bbm di luar negeri dari sms? kpan harga tersebut berlaku di negara terkait? mungkin indonesia dulu waktu masih 500 rupiah/liter.
harusnya perbandingan tersebut harus dari sumber yang jelas dan akurat, dengan negara tetangga asean misalnya yang sama-sama tidak surplus produksi minyak.
bukankah dulu waktu megawati dan pak kwik jadi menteri BBM juga dinaikkan?
saya setuju klo uu 22 tahun 2001 yang diubah, dan semua perusahaan minyak asing dinasionalisasikan segera.!!!
Ari Maret 27th, 2012 22:41 pm
P Kwik, memang betul dengan menjual minyak mentah kita mendapatkan pendapatan sebesar Rp. 224,569 trilyun. Masalah nya uang ini kan tidak bisa serta merta dialokasikan utk membayar subsisi BBM – hanya karena sama-sama mengandung kata “minyak”. Pengalokasian uang ini haruslah tetap cermat berdasarkan strategi pembangunan yg menyeluruh. Artinya harus prioritas. Sehingga pertanyaan utama nya adalah manakah yang lebih strategik : membayar subsidi BBM ataukah misalnya untuk membangun infrastruktur, pendidikan, dan jaminan kesehatan.
Erik SR Maret 27th, 2012 22:42 pm
Terima kasih sekali buat pak Kwik, anda luar biasa, kami mendoakan agar bapak diberikan Tuhan YME umur panjang dan kesehatan prima. Beginilah ironi nya bila kita memiliki pemerintah dengan mentalnya (mau terus) dijajah barat dg NEOKOLONIALISMENYA, suatu faham yang sudah diwantix2 kehadirannya oleh Bung Karno, bisa dilihat dari komposisi para menterinya…. insha Allah mereka akan di azab oleh Allah SWT dg sengaja menzolimi rakyatnya sendiri …Inna lillahi wa inna illaihi rojiun…
Erik SR Maret 27th, 2012 22:42 pm
Terima kasih sekali buat pak Kwik, anda luar biasa, kami mendoakan agar bapak diberikan Tuhan YME umur panjang dan kesehatan prima. Beginilah ironi nya bila kita memiliki pemerintah dengan mentalnya (mau terus) dijajah barat dg NEOKOLONIALISMENYA, suatu faham yang sudah diwantix2 kehadirannya oleh Bung Karno, bisa dilihat dari komposisi para menterinya…. insha Allah mereka akan di azab oleh Allah SWT dg sengaja menzolimi rakyatnya sendiri
Katam Maret 27th, 2012 22:43 pm
Mr Kwik, lalu klo pemerintah telah melanggar UUD RI, kenapa pula tidak ada yang menggugat pelanggaran itu…. dan kenapa pula hingga saat ini pelanggaran konstitusi itu didiamkan…. Apakah Mr. Kwik tidak bisa mengajukan gugatan bahwa Pemerintah telah melanggar UUD RI tersebut….???
Mohon Mr. Kwik perjuangkan rakya kita yang kecil dan lemah, mereka menjeritt dan………….
Mungkin nantinya menjelang pemilu 2014 akan di timang-timang lagi dengan janji lainnya yakni Pemerintah akan menaikkan gaji PNS, TNI, Polri, dll. maka Caleg-2 dan Capres-capres akan laris manis,,,, hingga rakyat lupa klo telah dibohongi oleh mereka yang telah menjabat…..
Pemerintah untung dari Menaikkan harga BBM tuh sebenarnya uangnya dikemanain ya Mr. KWik….. hmmmmmmmm Mohon bantuan Bapak Mr. Kwik yang baik.
mamad Maret 27th, 2012 22:49 pm
perbandingan harga bbm dari sms? kapan itu harga pak berlaku? jgn2 harga pas indonesia masih 500/liter dan masih surplus produksi minyak?
coba bandingkan dengan data resmi per maret dgn sesama negara asean deh. gak usah jauh-jauh..
zy.fahim Maret 27th, 2012 22:50 pm
Pak Kwik, ada catatan FB yang isinya kultwit seorang dosen mengenai beberapa kekeliruan dalam logika yang disajikan dalam hitungan Bapak…
https://www.facebook.com/notes/aziz-falaqurrizky/kultwit-bbm/323575784362925
mohon agar ditanggapi….
mamad Maret 27th, 2012 22:50 pm
perbandingan harga bbm dari sms? kapan itu harga pak berlaku? jgn2 harga pas indonesia masih 500/liter dan masih surplus produksi minyak? kacauuu…
Mas Echo Maret 27th, 2012 22:54 pm
ORANG PAPUA BICARA TTG KENAIKAN BBM :
Sudut pandang yang sangat menarik dibaca dari anak bangsa Indonesia bagian timur:
“Kami masyarakat PAPUA SETUJU kenaikan harga BBM. Rp 6500 / liter pun tak jadi masalah yang penting POM bensin jangan kosong. Toh kami terbiasa membeli bensin eceran yang harganya 8000 lebih. Kalau POM bensin kosong, kami terpaksa beli bensin hingga 15.000 per liter. Jadi kalian, wahai masyarakat Sumatra dan Jawa: Sebelum demo bbm naik, coba pikirkan nasib kami yang tinggal di daerah. Minyak kami kalian SEDOT untuk supply ke Pulau Sumatra dan jawa, sedangkan kami kekosongan di POM bahkan sampai ber minggu2 sudah hal biasa. Kalian di pulau jawa kekosongan di POM baru 1 atau 2 hari, sudah ribut luar biasa, hingga diliput media. INGAT, Indonesia bukan hanya Sumatra dan JAWA.
Maha Barata Maret 27th, 2012 22:57 pm
Pak Kwik yth.
Ada pertanyaan utk perhitungan pak Kwik yg sangat sederhana :
1. Asumsi bagian Inonesia yg 70% itu angkanya dari mana? apakah profit split dari kontrak PSC-PSC yg ada Profit split after tax yg 70% utk GOI dan 30% PS contractors?
2. Kalau jawabannya iya terus Cost Recovery untuk PS contractornya mana pak?
Ermin Hery Maret 27th, 2012 23:04 pm
Untuk hitungan per barrel atau per liter dengan hitungannya Pak Kwik, tapi angka perhitungan diatas saya rasa dengan asumsi minyak mentah yang kita export dengan minyak yang kita import besarnya adalah setara, gimana jika lebih keci atau sebaliknya tentu perhitungannya akan berbeda ?
Ermin Hery Maret 27th, 2012 23:07 pm
Saya setuju hitungan Pak Kwik diatas untuk per barrel atau per liter dikalikan jumlah pemakaian di Indonesia, tapi menururt saya angka perhitungan diatas dengan asumsi minyak mentah yang kita export dengan minyak yang kita import besarnya adalah setara, gimana jika lebih kecil atau sebaliknya tentu perhitungannya akan berbeda ?
Gierlang Bhakti Putra Maret 27th, 2012 23:12 pm
Terima kasih banyak Bapak. Selama ini sumber referensi mayoritas publik adalah media massa. Padahal banyak stakeholder yang punya kepentingannya sendiri dalam media massa ini. Sehingga berita yang didapat oleh masyarakat cenderung merupakan pemberitaan yang emosional.
Sebagai mahasiswa, kami membutuhkan pembahasan seperti ini yang lebih rasional. Kaum akademik perlu mengerti isu ini dengan bahasa yang ilmiah. Semoga teman-teman mahasiswa yang membaca tulisan Bapak menjadi lebih mengerti posisi permasalahan dan tidak mudah tersulut emosinya untuk melakukan aksi anarki yang merusak aset publik.
Leo Maret 27th, 2012 23:16 pm
Akan tetapi sayangnya, apabila APBN dilihat/dibaca dan dipertimbangkan semuanya, hitung2annya tidak akan bisa seindah argumen Pak Kwik.
But again, saya yakin Pak Kwik juga tau dan mengerti kondisi APBN secara global. Just wondering, apa sebenarnya tujuan Bapak mengetahui bahwa penyajian argumen demikian juga bisa menimbulkan mispersepsi dan keriuhan politik yg tidak ada gunanya.
sigit purwanto Maret 27th, 2012 23:27 pm
terima kasih pak kwik…
negara-negara tersebut kan masih merupakan negara anggota OPEC kan pak kwik.Yang menjadi pertanyaan saya apakah negara yang kita cintai (Indonesia) ini masih merupakan anggota OPEC..?
putu Maret 27th, 2012 23:38 pm
pak, saya rakyat biasa nih dan ndk ngerti itung2xngan, makanya ndk ikut demo. Pak saya tanya ya Pak , solusinya hari ini apa pak ? Menurut Pak , hrus di naikkan apa gak. Kalau memang dgn kalkulasi Bapak, ternyata kita kemungkinan seharusnya ndk seperti ini, tolong kasi tau solusinya apa. Maksud saya solusi yang paling nyata utk hari ini. Bukan seadainya saya bla bla bla maka sekian tahun lagi bla bla bla. Seandainya dulu itu tidak bla bla bla… Saya pusing liat negara ini. di TV ada banyak orang pinter saling adu bicara. Bukannya seharusnya mereka yang merasa tau bersama-sama membangun bangsa ini agar tidak selalu saling menyalahkan tetapi saling membenarkan.
Tolong ya Pak, kalau Pak memang punya solusi tepat utk hari ini sehingga BBM per 1 APRIL 2012 tidak naik dan bulan depan bisa turun turuuuun terus sampe berapa gitu, tolong pak tuliskan yang jelas step2xnya. Biar yang demo pake solusi Pak sebagai dasar demo..terima kasih Pak.
Luthfi Maret 27th, 2012 23:59 pm
Bagaimana pendapat Pak Kwik sehubungan dengan tanggapan dari BP Migas dan ESDM sehubungan dengan perhitungan Bapak di atas di http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/12/03/26/m1herp-esdm-dan-bp-migas-komentari-perhitungan-rieke .
Disitu pemerintah mengatakan bahwa recovery cost ternyata masih harus ditanggung oleh pemerintah yang mana tidak diperhitungkan di perhitungan Bapak.
leo Maret 28th, 2012 00:13 am
wah, ,
bagus banget pak topiknya mungkin dengan begini transparansi dari pemerintah bisa dilaksanakan dan bukan cuma di ucapkan, , ,
dengan artikel ini masyarakat bisa lebih tau kondisi yang terjadi pada pemerintahan kita dan mencoba bersikap aktif terhadap segala perubahan di negara kita . .
Nanang Asmara Maret 28th, 2012 00:21 am
sy sdh baca beberapa buku bapak, dan terus saya sosialisasikan ke rekan-rekan… mudah-mudahan Rezim TERKUTUK ini segera bubar dengan menyedihkan
Arditya Pradana Maret 28th, 2012 00:32 am
Salam Pak kwik dr dulu sy melihat pemikiran bpk yg kritis,Briliant…
Sedih rasanya mlihat dan mbayangkan minyak mentah di negara sendiri yg stahu saya kualitasnya baik namun diolah, digarap dan dibawa oleh asing lalu hrs membeli lg dgn harga pasar intrnsional. Apa bnr2 sdh ter”brain-was”…. Ironis, miris. Apakh ada crita trsendiri dr semua ini pak…
emi Maret 28th, 2012 00:41 am
Kelebihan uang tunai Rp. 96,8 trilyun itukan hitungan dari penyerdahaan bapak, sementara tekor pemerintah Rp. 126,63 tr sudah lengkap dan terinci seperti kata bapak. Jika begitukan sudah benar hitungannya pemerintah, kenapa disederhanakan lg? bagaimana dengan saya dan bahkan org2 lain jg ikut dengan menyederkanan hitungan masing2, kan repot!!.
iky Maret 28th, 2012 00:51 am
ternyata rakyat dibohongi “negara” !!
punya siapakah indonesia ini ??
petani mati di lumbung padi!!
rakyat sengsara penguasa tertawaa!!
rakyat menangis penguasa makin beringas !!
biadab
t1es soetisna Maret 28th, 2012 01:23 am
wow…..masukan yang sangat di mengerti pak ternyata pemerintah banyak bohongnya dan tidak memikirkan penderitaan rakyatnya yang sudah menderita tak pantas lagi sekarang indonesia menyandang kata adil dan sejahter ..karna rakyat kecil hanya merasakan adil miskin dan penderitaanya,sjaheranya cuma milik pemerintah…..
Jack Lato Maret 28th, 2012 01:50 am
Saya membohongi diri jika percaya bahwa pemerintah atau biroksi berkomitmen bekerja untuk rakyat. Ketika berurusan dengan birokrasi, yang kita hadapi adalah para oknum yang bekerja seenaknya, baca koran, main catur, merokok di kantin, bergosip dan lain-lain. Karena itu, saya memilih mendukung perhitungan Kwik Kian Gie yang sangat simpel. Berbagai perdebatan dalam talk-show membuktikan bahwa berbagai aspek analisisi Kwik jauh lebih bisa dipertanggungjawabkan. Pemerintah cenderung berpikir, “pokoknya.” Rasanya itu wajah lain dari pemaksaan kan.
Athur XV Maret 28th, 2012 01:58 am
Bukan pro dan kontra kenaikan BBM yang saya permasalahkan,, yang masalah kenapa orang-orang seperti bapak tidak dianggap oleh negara…
Salut sama keidealismean bapak…
de4R Maret 28th, 2012 01:59 am
semoga bapak senantiasa diberikan panjang umur dan kesehatan. Apa yang dikemukakan bapak kwik diatas serta pernyataan2 jenengan diberbagai media sungguh sebuah pencerahan yang luar biasa. Karena menurut pandangan masyrakat awam sebagaimana yang kita dapat dari tehnokrat apa yang disebut subsidi BBM adalah anggaran khusus dari APBN yang dialokasikan untuk menutupi kerugian pertamina. Dari kenyataan tersebut lantas saya pernah berpikir, kalau selama ini pertamina mengatakan rugi dan karenanya harus di subsidi oleh pemerintah apakah tidak sebaiknya kita mengimpor seluruhnya saja BBM dari luar. Dengan begitu cadangan minyak kita akan lebih aman untuk anak cucu kita dikemudian hari. Namun setelah memperhatikan esai bapak sungguh apa yang dilakukan pemerintah adalah pembodohan yang sangat luar biasa. Betul argumentasi bapak jika penaikan harga BBM adalah upaya untuk mensejahterakan rakyat kenapa tidak dinaikkan saja pada harga batas maksimal sesuai pasar??? Teruslah memberi pencerahan kami yang muda2 ini pak KWIK, saya sebagai muslim dan warga NU mendoakan bapak semoga selalu dalam lindungan Tuhan. Satu lagi pak…., srtiap bapak muncul di TV jadi ingat GUSDUR karena beberapa kali beliau sering mengutip pendapat bapak dalam bidang ekonomi. Aku merasakan ada semangat GUSDUR dalam diri bapak KWIK…………., merindukan Gusdur cukup terobati ketika melihat anda pak……..terima kasih
puguh Maret 28th, 2012 02:01 am
Analisa Pak Kwik terlalu terfocus untuk menunjukkan bahwa saat ini pemerintah secara pemasukan dan pengeluaran dari minyak masih positif meskipun Indonesia is no longer a net oil exporter country, tanpa melihat dampak jangka panjang dari subsidi bahan bakar ke sustainability of public finance, mencegah ekonomi menjadi lebih effisient dan memperpanjang “improper tax revenue reimbursement to the rich”
Public finance sustainability
Semua negara yg diambil sebagai contoh (venezuela dll) adalah “net oil exporter” (produksi lebih banyak dari konsumsi) yg bukan sekedar “net”, tapi berlimpah ruah. Kalo argumennya harga minyak mentah akan makin mahal, sebagai negara dng produksi lebih rendah dari kebutuhan, jalan terbaik adalah mengurangi konsumsi dengan efficiency (there is rarely negative side effect of becoming a more efficient economy).
Penghambat meningkatnya efficiency
Memanjakan pelaku ekonomi dengan doping “subsidi bbm”, tidak akan membiasakan mereka untuk bisa beroperasi secara efficient mengingat subsidi yg ini sama dengan mendapat uang gratis tanpa perlu ngapa-apain.
Untuk point saya yg terakhir (pemakai subsidi bbm justru kebanyakan yg tidak perlu subsidi) saya rasa cukup jelas dari analisa ITB beberapa bulan lalu.
Puguh
trotoar icebar Maret 28th, 2012 03:00 am
terimakasih atas penjelasan yg amat bagus dari pak Kwik Kian Gie utk orang awam spt sy, smoga bapak sehat selalu..,
negeri gemah ripah loh jinawi, harga sembako dan bbm makin melambung tinggi, pemerintahan dikendalikan oleh luar negeri, pejabat banyak tidak punya emphaty, rakyat hanya bisa gigit jari menyaksikan negeri yang makmur tapi hanya mimpi..
Lord of Satan 666 Maret 28th, 2012 03:04 am
Terimakasih pak penjelasannya…satu-satunya ekonom yang bisa dipercaya bangsa indonesia
adiyakuso Maret 28th, 2012 03:52 am
Dalam kapasitas saya sebagai seorang yang awam tentang perhitungan proses produksi minyak dan gas bumi, paparan Bapak dengan penyederhanaan sangat memudahkan saya untuk mengerti apa esensi yg coba Bapak “buka” ke khalayak umum (rakyat Indonesia) dan sangat menginsiprasi saya. Terima kasih Pak Kwik atas pemaparannya, saya sangat menantikan tulisan2 Bapak selanjutnya. Dan sy akan meneruskan tulisan yg inspiratif ini pada teman2 di sekitar saya agar masyarakat kita lebih “melek” dan kritis.
Salam dari Mahasiswa ITS
Dini Maret 28th, 2012 04:33 am
Pa Kwik, saya orang awam tapi kalau memang analisa Bapak itu betul, menarik sekali. Tapi, TULISAN TETAP TULISAN kalau tidak ada yang peduli di DPR atau Pemerintah. Waktu makin sempit pa, tinggal 3 hari lagi sebelum DPR ambil keputusan. Coba Bapak tulis, saran apa agar pemerintah mau membatalkan kenaikan BBM ini.
Dan jangan hanya menulis, tapi Bapak SEGERA BERDIRI PALING DEPAN dideretan demonstran dan datang ke DPR hari ini dengan elegan, dan minta KONAMI dibelakanga Bapak tidak anarkis. Jelaskan ini semua ke DPR dan biarlah DPR menggunakan nalar dan hati nurani mereka. Kita harus bisa seperti Venezuela, Saudi, Iran, Irak, Libya dll yang menjual BBM dengan harga merakyat, tidak tergantung kepada harga New York.
Semoga usulan saya diterima, hanya kedatangan pa Kwik ke DPR hari ini yang akan merubah keadaan…
andry Maret 28th, 2012 05:24 am
Pak Kwik, ini semua sepertinya ulah McKenzie (konsultan Paman Sam), dan sayang sekali Pemerintah sangat menuruti “rekomendasi” mereka. Bank Mandiri, Pertamina, Telkom, semuanya “diatur” oleh mereka.
kmktk Maret 28th, 2012 05:34 am
Saya hanya orang yang mencoba membaca logika ini dengan benar. Dan saya melihat ada kejanggalan disini.
1. “Ini jelas bohong di siang hari bolong. Kita lihat baris paling atas dari Tabel denga huruf tebal (bold), bahwa Pemerintah menerima hasil penjualan minyak mentah dari Pertamina sebesar Rp. 224,569 trilyun. Jumlah penerimaan oleh Pemerintah ini tidak pernah disebut-sebut.” Yang dimaksud penjualan minyak mentah yang diterima Pemerintah dari Pertamina ini (224,569 T) mengapa bisa dibedakan dari pemasukan Pemerintah dari jualan bensin 4500/liter? Bukankah Pertamina bisa membayar 224,569 T ke pemerintah ini juga berasal dari penjualan bensin 4500/liter itu yang nanti dibayarkan ke Pemerintah? Jadi sebenarnya huruf yang dicetak tebal itu (224,569 triliun) itu bukan pemasukan tambahan ke pemerintah selain dari penjualan bensin 4500/liter donk. Pertamina bisa membayar ke Pemerintah selain dari jualan bensin 4500/ liter itu dari mana? La kan sumber pemasukan Pertamina (yang nantinya dikasih semua ke Pemerintah) klo asumsi nya semua jadi bensin ya cuma penjualan bensin ke rakyat Indonesia (konsumen) yaitu 4500/liter, dan Pemerintah mengeluarkan “biaya produksi” sebesar total 410,13 T dan rugi setiap tahun 126,63 T kalau harga jual bensin tetap 4500/liter. Saya bingung dengan penjelasan di sini yang seolah-olah menutupi logika yang benar dan sengaja untuk membakar lebih lanjut rakyat yang kontra harga bbm naik.
2. Harga minyak di berbagai negara yang menentukan harganya sendiri (tidak sesuai dengan harga pasar internasional):
“Venezuela : Rp. 585/liter
Turkmenistan : Rp. 936/liter
Nigeria : Rp. 1.170/liter
Iran : Rp. 1.287/liter
Arab Saudi : Rp. 1.404/liter
Lybia : Rp. 1.636/liter
Kuwait : Rp. 2.457/liter
Quatar : Rp. 2.575/liter
Bahrain : Rp. 3.159/liter
Uni Emirat Arab : Rp. 4.300/liter”
Semua orang yang berbisnis tahu, bahwa untuk menentukan harga suatu barang, tidak serta merta “ikut” harga yang ditetapkan oleh penjual lain. Seorang pedagang menentukan harga jual dagangannya juga dari biaya bahan baku+biaya proses+biaya lain-lain (yang digunakan untuk mengembangkan usaha, memperbaiki alat-alat, membayar pegawai), belum termasuk keuntungan. Katakanlah negaratidak mencari untung dari penjualan minyak ke rakyatnya sendiri. Paling sedikit harga jual harus menutup biaya produksi tersebut. Untuk kasus minyak bumi yang diolah menjadi bensin. Harga yang disebutkan di atas ($105/barel) adalah harga MINYAK MENTAH, bukan bensin. Apakah masuk di akal jika suatu negara dapat menutupi biaya produksi bensin (tanpa merugi) hanya dengan menjualnya 3000an/liter (seperti di Bahrain)? Biaya produksi bensin (kalau disederhanakan) meliputi biaya eksplorasi sumur minyak bumi, biaya pengangkatan minyak bumi dari perut bumi, biaya pengolahan minyak bumi di pabrik pertamina sampai dihasilkan BENSIN, biaya membayar gaji karyawan, biaya perawatan alat-alat, dll. terlepas dari apakah negara itu punya sumur minyak bumi sendiri dan tinggal mengambil minyak bumi dengan gratis, apakah masuk di akal dengan harga 3000/liter BENSIN itu negara tidak merugi sedangkan untuk mengambil minyak bumi “gratis” dari perut bumi sampai diolah menjadi bensin membutuhkan biaya yang kita sendiri bisa bayangkan tidak murah? Bayangkan saja, itu harga bensin yang disebutkan (3000/liter) sama dengan harga Aqua 1 Liter (yang mana aqua saja tinggal ambil dari mata air di tanah lalu dimurnikan dengan proses yang tidak semahal pengolahan minyak bumi jadi bensin). Saya merasa ada hal yang tidak dijelaskan dengan benar disini.
3. Indonesia harusnya senang bila harga minyak mentah naik karena Indonesia juga produsen minyak mentah. Bagaimana bisa senang? Untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri saja, Indonesia masih mengimpor minyak dari negara lain karena kebutuhan minyak bumi penduduk Indonesia sangat besar!!! Walaupun menghasilkan minyak bumi, berarti kan Indonesia tetap mengimpor minyak bumi setiap tahunnya? Indonesia bukan lagi penjual yang untung klo minyak bumi naik harganya, tapi Indonesia adalah pembeli!
kmktk Maret 28th, 2012 05:34 am
Saya hanya orang yang mencoba membaca logika ini dengan benar. Dan saya melihat ada kejanggalan disini.
1. “Ini jelas bohong di siang hari bolong. Kita lihat baris paling atas dari Tabel denga huruf tebal (bold), bahwa Pemerintah menerima hasil penjualan minyak mentah dari Pertamina sebesar Rp. 224,569 trilyun. Jumlah penerimaan oleh Pemerintah ini tidak pernah disebut-sebut.” Yang dimaksud penjualan minyak mentah yang diterima Pemerintah dari Pertamina ini (224,569 T) mengapa bisa dibedakan dari pemasukan Pemerintah dari jualan bensin 4500/liter? Bukankah Pertamina bisa membayar 224,569 T ke pemerintah ini juga berasal dari penjualan bensin 4500/liter itu yang nanti dibayarkan ke Pemerintah? Jadi sebenarnya huruf yang dicetak tebal itu (224,569 triliun) itu bukan pemasukan tambahan ke pemerintah selain dari penjualan bensin 4500/liter donk. Pertamina bisa membayar ke Pemerintah selain dari jualan bensin 4500/ liter itu dari mana? La kan sumber pemasukan Pertamina (yang nantinya dikasih semua ke Pemerintah) klo asumsi nya semua jadi bensin ya cuma penjualan bensin ke rakyat Indonesia (konsumen) yaitu 4500/liter, dan Pemerintah mengeluarkan “biaya produksi” sebesar total 410,13 T dan rugi setiap tahun 126,63 T kalau harga jual bensin tetap 4500/liter. Saya bingung dengan penjelasan di sini yang seolah-olah menutupi logika yang benar dan sengaja untuk membakar lebih lanjut rakyat yang kontra harga bbm naik.
kmktk Maret 28th, 2012 05:35 am
Saya hanya orang yang mencoba membaca logika ini dengan benar. Dan saya melihat ada kejanggalan disini.
1. “Ini jelas bohong di siang hari bolong. Kita lihat baris paling atas dari Tabel denga huruf tebal (bold), bahwa Pemerintah menerima hasil penjualan minyak mentah dari Pertamina sebesar Rp. 224,569 trilyun. Jumlah penerimaan oleh Pemerintah ini tidak pernah disebut-sebut.” Yang dimaksud penjualan minyak mentah yang diterima Pemerintah dari Pertamina ini (224,569 T) mengapa bisa dibedakan dari pemasukan Pemerintah dari jualan bensin 4500/liter? Bukankah Pertamina bisa membayar 224,569 T ke pemerintah ini juga berasal dari penjualan bensin 4500/liter itu yang nanti dibayarkan ke Pemerintah? (berlanjut)
wulan Maret 28th, 2012 06:34 am
bukannya pak kwik dulu juga naikin harga premium dr 1500 ke 4500 sekarang ini? padahal wkt menjabat produksi Indonesia masih di atas 1juta barrel/hari….
pertanyaannya…kenapa dulu sampeyan ngga aplikasikan itungan ‘jenius’ itu pak?
alex Maret 28th, 2012 06:39 am
klo kata saya konversi bbm ke gas itu seperti gali lobang tutup lobang, karna klo pengguna gas sudah banyak pasti harga gas juga pasti akan merangkak naek, menaikan harga BBM itu cuman akal-akalan pemerintah untuk mendapat keuntungan pribadi, mohon maaf klo takut bengkak biaya belanja negara mohon maaf bukan BBM yang di naekin tp “belanja negara yang gk perlu” di kurangin,,,
Janto Maret 28th, 2012 06:53 am
Pak Kwik, terima kasih atas pencerahannya.
Tapi ada satu yang masih sy bingung, bukankah antara minyak mentah dan bensin terjadi biaya proses produksi? Kalau kita langsung membandingkan antara minyak mentah dengan bensin apakah bisa pak? Mohon pencerahan lagi pak.
Janto Maret 28th, 2012 06:56 am
Pak Kwik, bagus sekali penjelasannya pak.
Tapi ada satu yang masih sy bingung, bukankah antara minyak mentah dan bensin terjadi biaya proses produksi? Kalau kita langsung membandingkan antara minyak mentah dengan bensin apakah bisa pak? Mohon pencerahan lagi pak.
hendri Maret 28th, 2012 07:05 am
bisa juga pak tidak mengikuti harga minyak dunia. kalo semua ladang kita kita kelola sendiri. lha wong buktinya ladang kita yang paling gede saja dikelola pihak luar, belum lagi mana kita bisa ngawasin berapa yang mereka ambil dari hasil mengelola minyak kita itu. jangan fakta untuk perhitungan total minyak dari ladang kita sendiri tidak saya lihat disini. baru kemudian kita bandingkan dengan konsumsi BBM negara kita…hayoo mana?
zuma Maret 28th, 2012 07:29 am
PP no 36 dan UU 22 tahun 2001 di buat pada jaman Megawati. Kenapa baru koar-koar sekarang?
The Savior Maret 28th, 2012 07:33 am
Pemaparan yang sangat bagus Pak,,,, Pemerintah kaenya seperti orang – orang yang tidak memiliki kompetensi,,,
MAYA MELANIA OPING Maret 28th, 2012 07:40 am
Thanks untuk data2nya pak,..
himawan Maret 28th, 2012 07:47 am
harga minyak mentah / crude oil dunia sampai hari ini adalah $106.89 bukan mencapai $130 seperti yg dikatakan pejabat kita. Sumber resmi dari : http://finance.yahoo.com/q/bc?s=CLK12.NYM+Basic+Chart&t=1d
himawan Maret 28th, 2012 07:48 am
harga minyak mentah / crude oil dunia sampai hari ini adalah $106.89 bukan mencapai $130 seperti yg dikatakan pejabat kita. Sumber resmi dari situs : http://finance.yahoo.com/q/bc?s=CLK12.NYM+Basic+Chart&t=1d
himawan Maret 28th, 2012 07:49 am
harga minyak mentah / crude oil dunia sampai hari ini adalah $106.89 bukan mencapai $130 seperti yg dikatakan pejabat kita. Sumber resmi dr situs : http://finance.yahoo.com/q/bc?s=CLK12.NYM+Basic+Chart&t=1d
Ham Maret 28th, 2012 08:00 am
terima kasih Pak Kwik atas pencerahannya.Alangkah lebih baiknya jikalau orang-orang seperti pak Kwik dan Kawan-kawan harus terorganisir dan mengorganisir yang lain sehingga gak bergerak sendiri sendiri.
purnomo Maret 28th, 2012 08:19 am
mungkin negara kita belum berani menetapkan harga BBMnya sendiri, atau kita terlalu mudah dibodohi atau dicurangi oleh negara2 penjajah modern..
ARW Maret 28th, 2012 08:29 am
Pak kwik,
mohon koreksi pemahaman saya yang simple :
Money income = [produksi minyak mentah Pertamina * harga jual] + [produksi product BBM, dll * harga jual]
Money expend = [OPEX crude menjadi product BBM,etc] + [Barrel crude bahan baku * Harga crude]
Loss/Profit = Money income – money expend
Benar seperti itu kah ? Angkanya sendiri berapa ya pak (rough estimation)
Rommy Maret 28th, 2012 08:43 am
Objective mereka yang menjadi menduduki jabatan penting di RI selalu dipertanyakan, untuk mensejaterahkan rakyat atau utk kepentingan diri sendiri. Ekonomi Indonesia dari dulu tidaklah merata, ada yg sangat kuat dan ada yg sangat lemah. Yg kuat tidak akan terasa dgn kenaikan BBM ttp yg lemah yang mayoritas yg akan merasakannya. Kalau memang ada jalan keluar kenapa rakyat yg lemah yg harus dikorbankan terus. Minyak di perut Indonesia itu kenyataannya bukan milik rakyat Indonesia, ttp milik mereka yg menduduki jabatan penting di RI.
imron Maret 28th, 2012 08:50 am
koq baru skrng dsampaikn waktu menjabat dl msh blm tau ilmunya ya pak ????
Serefina Maret 28th, 2012 08:54 am
Terimakasih banyak Pak Kwik. Benar-benar mencerahlan. Saya kemarin nontin ILC, pemerintah jawabnya ngelantur. Saya yakin mereka salah dan keliru…
Ryan Maret 28th, 2012 08:58 am
Terima kasih infonya pak.. Aku Tahu, Maka saatnya untuk melawan!!
rd.nmc Maret 28th, 2012 08:59 am
main persepsi aja, om…
selama ini gaya penguasa sama saja. cari untung untuk modal berkuasa. bikin berita untuk nutupin masalah (kasus korupsinya).
Iman Maret 28th, 2012 09:12 am
Ijin Share pak.. Pemerintah Indonesia saat ini Gemar berbohong.. Surplus malah di bilang Jebol… Dia (yang tak bisa disebutkan namanya) harus turun dari jabatannya, paling lambat akhir tahun 2012..
rd.nmc Maret 28th, 2012 09:14 am
main persepsi aja, om…
selama ini gaya penguasa sama saja. cari untung untuk modal memperpanjang kekuasaan dan bikin berita untuk nutupin masalah yg merusak citra (kasus korupsinya).
danur umbara Maret 28th, 2012 09:19 am
terima kasih pa Kwik, semoga kesehatan dan kekuatan senantiasa menyertai Bapak.
Seperti yang Bapak bilang, bahwa pemerintah telah melanggar UUD, selanjutnya harus diapakan pemerintah ini ?
W. Faisal Aziz Maret 28th, 2012 09:25 am
Pak Kwik, slamat pagi.
Saya hanyalah rakyat biasa yg tidak faham hal2 rumit tentang negara ini. Saya sangat senang sekali mendapat pencerahaan dari tulisan bapak ini. Saya hanya ingin bertanya, apakah pencerahan bapak ini sudah diketahui/dijelaskan kepada para anggota dewan, menteri2, dan presiden?
Apakah mereka benar2 tutup telinga dan tidak perduli? sedih sekali kalo memang kenyataannya seperti itu……….
Adi Maret 28th, 2012 09:40 am
Nggak malu Pak Kwik kemarin dikuliahin ama Pak Anngito Abimanyu di Metro TV ttg hitungan tersebut bahwa ternyata anda tdk paham ttg keuntungan 97 T?! Atau anda hanya mau ambil bagian dr kegiatan makar partai moncong putih? Shame on you…
Kiki Nafisa Maret 28th, 2012 09:46 am
Gimana yah pak, masalahnya negara ini dikelolah oleh orang2 bodoh. Jadi bagaimana caranya mensejahterakan rakyatnya..
Doddy Maret 28th, 2012 09:49 am
Pak Kwik Yth,… terimakasih atas ilmunya hanya saya mau bertanya,…. mungkin Bapak lebih tau,…. kenapa Pemerintah tidak menganalisa seperti analisa Bapak,….. apakah ada kesulitan lain,… atau ada alasan lain,… terima kasih Pak,…..
andres Maret 28th, 2012 10:00 am
terima kasih pa atas semua paparan yg pada khirnya kita mengerti mana yg bijak dan mana yg tdk..
hanya saya berfikiran bagaimana keadaan ini dialami oleh saudara kita didesa desa, kampung kampung apakah mereka bisa mengerti..
makin naik harga minyak makin banyak orang yg tdk bisa makan…terutama saudara kita di didesa…
makin tinggi pula tingkat kriminalitas…
semoga bisa berubah utk bangsa yang kita cintai…
nick Maret 28th, 2012 10:13 am
Orang seperti Pak Kwik memang dibutuhkan di Indonesia. Pak mungkin kalau harga BBM kita seperti venezuela bisa memberikan dampak kemacetan lalu lintas yang tidak ada akhirnya ya?
hanifah90 Maret 28th, 2012 10:13 am
semakin mantap dan yakin untuk menolak rencana kenaikan harga BBM oleh pemerintah yang katanya wakil rakyat, padahal aslinya ‘begundal’..
rakyat sudah pintar wahai para ‘wakil rakyat’, tak usahlah kalian bodohi lagi
Kustia Maret 28th, 2012 10:14 am
yang jadi pertanyaan penting…apa yg bisa kita lakukan jika hampir semua elemen pemerintah sudah seperti itu?tampaknya demo yg sedang terjadi saja tidak akan berpengaruh apa2 terhadap kenaikan harga…
Alfajri Maret 28th, 2012 10:15 am
Salut buat om kwik. Pemerintah tlh berbohong dan memeras rakyat, yang di tonjolkan hanya kekurangan tdk pernah scra transparan keuntungan tdk pernah di bahas dan dikemanakan. Saya yakin kenaikan BBM hanya politik pencitraan, pemerintah sdg terpojok dgn byknya yg korup. Utk budiono dia dan sri mulyani antek2 neolib… Terus ksh info yg bisa rakyat tau om kwik. Sukses n sehat selalu om…..
Toni Maret 28th, 2012 10:36 am
sama halnya kita sebagai anak petani yang dipaksa membeli beras di supermarket, padahal beras itu berasal dari sawahnya sendiri
muhammad noor Maret 28th, 2012 10:42 am
koment saya kok dhapus,anda tdk fair…biar semua orang sadar ap yg saya kemukakan itu benar…wasallam
Rejo ahmad Maret 28th, 2012 10:44 am
Trims p kwik … Saya kagum teori2 n data2 anda termasuk SMS P fuad cwazier, krn anda berdua politisi yg bersebrangan dg pemerintah (oposan) maka saya KAGAK KAGET apalagi SILAU, sebab : 1 anda tdk banyak berbuat tatkala jd pejabat 2 sering mempublikasikan data2 sblm jadi pejabat atau sesudah tdk jadi pejabat 3 data ini mengemuka tatkala partai anda kampanye dompleng issu BBM …… SIAPA SEBENARNYA YANG BOHONG ???
arif z Maret 28th, 2012 10:47 am
terima kasih sekali pak kwik… semoga makin sukses ya pak..aamiin
Ardhian Maret 28th, 2012 10:50 am
Wujud ketidak kreatifan pemerintah yang hanya ingin dapet laba dari derita rakyatnya, Australia yang maju hanya di peternakan saja mampu menghidupi rakyatnya.. masih banyak potesnsi indonesia lainnya yang belum teroptimalissasikan. kalo mau untung kenapa ga lanjutkan usaha pesawat terbangnya, bukan malahan beli pesawat M-60 dari china.. Mana Kreatifitasmu Pemerintah!!
andi Maret 28th, 2012 10:50 am
Saya setuju kalau pemerintah memang mendapatkan surplus, tapi kalau minyak mentah naik sedang harga di dalam negeri tetap maka deviasi surplusnya semakin kecil.. karena kita net importir….
Saya mau berpendapat:
1. Perlu diingat angka 45T untuk DBH adalah uang HAK pemerintah daerah untuk melakukan pembangunan di daerahnya. Hal ini sesuai UU33/2004 jadi bukan uang pemerintah pusat..
2. Sebenernya pilihannya adalah sederhana, yakni:
a. Negara menjual minyak murah kepada rakyatnya entah KAYA atau miskin, hanya untuk dibakar, sehingga pemerintah akan kehilangan BANYAK penerimaan baik PPh migas, PBB migas, PNBP, dll. Yang selama ini digunakan untuk program2 pemerintah.
atau;
b. Negara menjual dg harga keekonomian, sehingga mendapatkan penerimaan yang cukup untuk kemudian disalurkan ke program2 pengentasan kemiskinan, infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan lainnya..
edwin masri Maret 28th, 2012 10:51 am
Terima kasih paparanya pak, tapi yang saya tidak mengerti kenapa
waktu bapak jadi mentri bbm juga naik,
dan kenapa juga paparan ini baru ada sekarang tidak diwaktu ibu Mega jadi Presiden..
CMIW
Chairil Patria Maret 28th, 2012 11:05 am
truss… gimana agar kita bisa terapkan fakta2 yg sebenarnya di atas…??
apa harus ada revolusi..??
Dendy Maret 28th, 2012 11:10 am
Dengan kenaikan BBM sebenarnya hanya memperkeruh keadaan rakyat dan memperbesar keutungan segelintir orang yg berkuasa. Kenapa kok memperkeruh karena dengan kenaikan BBM maka semua harga akan terimbas naik dengan terimbas naiknya semua harga maka nilai mata uang kita akan semakin tak ternilai . Demikian terima kasih
iwan Maret 28th, 2012 11:14 am
terima kasih atas pencerahannya bapakku, semoga para akademisi bayaran pemerintah kembali ke jalan yang benar,
BAGIMU NEGERI…JIWA RAGA KAMI….
ali muchyidin Maret 28th, 2012 11:14 am
luar biasa pak kwik, terima kasih banyak
kayaknya penyelenggara negara perlu melakukan tobat nasional, biar gak lupa akherat,…
Adi Riswan Maret 28th, 2012 11:28 am
awalnya saya pro akan kenaikan BBM, tapi setelah membaca tulisan pak kwik, saya benar-benar tercerahkan bahwa sebenarnya kita telah disesatkan oleh pemerintah
trims atas pencerahannya pak kwik, semoga anda diberkati kesehatan selalu
benny hardjono Maret 28th, 2012 11:34 am
Ternyata anda atau tim anda yg mengedit blog ini sdh tercemar pandangannya – krn pertanyaan saya tdk dimuat lagi (tentang mngapa perhitungan pak Kwik tdk mencantumkan biaya gaji pegawai, biaya ganti alat/peremajaan, biaya asuransi pegawai dan alat2 dsbnya – sehingga perbedaan nya tentu tdk sebesar perhitungan yg sekarang) dan tdk dibalas.
KiraNya Tuhan membuat anda sekalian berobat – pada waktuNya – menyesatkan publik adalah perbuatan yg tak terpuji dan Tuhan akan menegakkan keadilanNya pada WaktuNya – ingat lah dan bertobat. Anda rupanya tdk mau menghadapi kebenaran dan menjawab pertanyaan saya yg wajar – saran saya biarlah ORANG LAIN bermain KOTOR – tapi jangan kita ikut terlibat !!!
Sekali lagi jawab pertanyaan saya atau saya akan mencap ANDA KOTOR – jawab dlm 3 hari kerja. Saya juga dosen dan punya masa – saya akan sebarkan masalah ini ke publik.
Sugih A Juangsyah Maret 28th, 2012 11:34 am
Saya mengapresiasi apa yang bapak sampaikan, tapi saya rasa ini adalah masalah kebijakan, dari pemerintah yang telah dipilih oleh masyarakat, tentu mereka punya cara pandang ” sendiri”, yang tentunya pula tidak harus sama dengan yang bapak sampaikan,… dan inilah salah satu dari inti kita berdemokrasi, ketika kita memilih pemimpin kita ( 5 tahun), maka pada akhirnya kita ” menyerahkan ” sebagian hak kita untuk berpikir kepada mereka, dan jika ada yang dirasa berbeda … maka lebih elok ..tunggu saja nanti ketika pemilu lagi …. setiap pemimpin akan mempertanggungjawabkan setiap kebijakan yang telah mereka ambil, baik atau tidak … biar sejarah yang akan membuktikan, mari kita bersabar… untuk “membiarkan” pemerintah berbuat menurut apa yang mereka pikirkan, dan tunggu saja apa hasilnya …. biar nanti rakyat yang menentukan ….
Rhee_A Maret 28th, 2012 11:41 am
Sebenarnya apasih yg diingkan pemerintah???? mau membuat masyarakat kita semakin terpuruk ato gmn???? sangat-sangat kejam…..
Pengamat Ekonomi Maret 28th, 2012 11:45 am
Waktu jaman Megawati, bapak khan menteri, kok waktu itu BBM dinaikan juga?
Apa alasan waktu itu BBM naik?
ope Maret 28th, 2012 11:53 am
Rakyat Indonesia butuh orang-orang seperti Bapak Kwik…tapi sayang kenapa pemaparan diatas tidak ditulis saat Bapak dulu duduk di Pemerintahan yang nota bene juga pernah menaikkan harga BBM….Warisan Belanda memang “AJIB” teman teman…
Kurniawan Maret 28th, 2012 11:56 am
thanks to sir kwik…for information sangat sederhana penjelasan nya tapi sangat jelas klo pemerintah melakukan kebohngan publik
Semoga Pemerintah sadar akan nasib rakyatnya yang sengsara karena kelakuan oknum2 yang tidak bertanggung jawab.
KITA BANGSA YANG KAYA MASA MAU JADI KACUNG D RUMH SENDIRI.
MERDEKA…MERDEKA…INDONESIA JAYA.
JAYA LAH IBU PERTIWI.
kang sudrun Maret 28th, 2012 11:59 am
hehe..seperti itulah adanya pak kwik..apadaya rakyat kecil, sudah kecil, dikibuli pula…lha pak kwik sj yg sempat jadi ‘penggedhe’ (menteri) tidak berdaya lawan mafia yg sdh berurat-berakar…kl memang pemerintah peduli rakya banyak (yg mayoritas masih susah hidupnya) kenapa tidak memperbaiki pola dan struktur APBN..masih banyak yg bisa dihemat dan dioptimalkan…masalahnya itu punya KEMAUAN NGGA…???
deni Maret 28th, 2012 12:01 pm
siiiiippppppppppppppppppppp terimakasih pak kwik
ryo Maret 28th, 2012 12:09 pm
Om Kwik pinter, tapi kalau seperti ini hanya nulis di media hanya akan memprovokasi massa. Kenapa tidak nulis atau nganalisa dihadapan dpr atau di forum rapat yang lagi repot mbahas kenaikan harga BBM.
bembi Maret 28th, 2012 12:11 pm
Saya berharap semakin banyak pemimpin negeri ini yang memiliki pola pikir seperti bapak. Semoga selalu diberi kesehatan dan kekuatan untuk selalu membela rakyat kecil pak. Salute!!! … saya bangga dengan pemikiran-pemikiran bapak yang prorakyat.
ari Maret 28th, 2012 12:12 pm
Terimkasih atas info ini pak, yang selama ini saya hanya lihat pemaparan bapa di stasiun televisi saja. dengan ini lebih jelas. Saya awal memang setuju dengan opini pemerintah ttng kenaikan BBm ini. semakin kesini berkat diskusi berbagai TV pro dan kontra masalah ini, saat ini saya memahami (mingkin sedikit) bahwa BBM kita “TIDAK HARUS NAIK”.
yang saya tidak habis pikir mengapa asing selalu menguasai Bumi Indonesia ini untuk mengeruk hasil kekayaan kita. Mari bangkit, untuk bangga Indonesia memperjuangkan dan megolah hasil Bumi kita untuk kita. (sedikit melenceng).
Terimakasih, Pak.
Ronald Maret 28th, 2012 12:13 pm
Terima kasih byk ats pencerahannya pak Kwik. Kayaknya Bapak sdh berkali2 mengatakan ttg hal ini. Termasuk ketika Bapak menjadi Menko Ekuin. Saya jg mendengar wawancara Bapak dengan salah satu radio swasta di Jakarta, yg menceritakan ketika Bapak ingin meng-audit Pertamina saat menjabat sebagai Menko.
Beberapa tahun silam saya sempat juga membaca buku karangan John Perkins “The Confession of an Economic Hitman”. Sangat menarik, saya rasa teman2 juga perlu membacanya (sdh ada terjemahan dlm bhs Indonesia).
Maju terus pak Kwik, sukses selalu untuk Anda..
Marsel Maret 28th, 2012 12:16 pm
Melalui Pak Kwik TUHAN telah memberi jalan untuk rakyat yang sedang sekarat terpuruknya ekonomi karena ulah para penguasa yang tidak memihak pada rakyatnya sendiri. Semoga dengan adanya ulasan Pak Kwik kami rakyat sedikit mengerti bahwa ternyata selama ini rakyat dibohongi oleh para penguasa. Terima kasih Pak Kwik yang telah share ulasan ini semoga sehat selalu dan terus berjuang untuk rakyat kecil.
Akhmad Wahyudi Maret 28th, 2012 12:23 pm
Pembohongan demi pembohongan terus dilakukan penguasa negeri ini, karena mereka terlena oleh gelimangan harta dan tunduk dengan kekuatan asing (Kapitalis) sehingga bukannya membela kepentingan rakyat, mereka malah menjadi antek yg menjajah negeri sendiri.
Trey Saddam Maret 28th, 2012 12:31 pm
Ternyata Pemerintah kurang cerdas mengenai pengelolaan BBM ini….
yuzi Maret 28th, 2012 12:47 pm
Sangat detail dan mudah dimengerti… Menurut saya ini perlu disebarluaskan, untuk membentuk opini yang benar mengenai subsidi BBM di masyarakat….
terima kasih..
randichan Maret 28th, 2012 12:56 pm
Nice info pak, masalah ini harus di share… sudah cukup Indonesia jd bangsa yg di bodohin oleh pejabat yg di pilih …
Punya minyak, harganya naik tapi kok malah jadi susah … ANEH
elvanucci Maret 28th, 2012 13:00 pm
Thaknks pak untuk penjelasannya, kebocoran uang kita pastinya ada di birokrasi pemerintahan, saya tidak yakin kalau dengan menaikkan BBM kinerja birokrasi pemerintahan akan bertambah baik, paling2 juga masuk ke kantong koruptor…
John Doe Maret 28th, 2012 13:01 pm
Mau tanya Om Kwik, itu pemerintah menjual dengan harga 5944/ltr, berapa harga pokoknya? kan pasti ada biaya pengeboran dsbnya. Jadi mestinya dihitung dari profit yang diambil pemerintah dari harga jual tersebut, jangan langsung harga jual.
Bener gak sih?
Minta pencerahan Om Kwik.
thanks.
edi Maret 28th, 2012 13:05 pm
pemaparan yg bagus, tp sayangnya pak kwik hanya menyorot masalah uang. bagaimana dengan penyelundupan BBm yg terjadi karena selisih harga yg cukup jauh dengan negara lain?
selisih dengan malaysia sudah 1500/liter apalagi dg thailand yang 6000/liter tentunya akan menarik minat “pebisnis BBM”. dengan larinya BBM ke negara tetangga itu juga yg menyebabkan konsumsi melonjak.
ahmad Maret 28th, 2012 13:18 pm
pertanyaan saya sederhana saja pak: ‘Tolong jelaskan apa alasan Pemerintahan Ibu Megawati dulu menaikkan harga premium menjadi Rp.6000″…
Tolong dijelaskan…
ymv iryawan Maret 28th, 2012 13:28 pm
saya selalu mengikuti sepak terjang Anda sejak belum terjun ke dunia politik hingga turun dari kancah politik dan sempat “mengilang” dari medan politik. saya hanya bisa berucap semoga panjang umur, sehat selalu pak Kwik. Dengan begitu Anda bisa terus berkarya di negeri tercinta ini menuju ke sebuah bangsa yang benar2 merdeka. karena belum-lah banyak orang2 seperti Anda di negeri tercinta ini yg mepunyai pemikiran nasionalis dan membela kaum wong cilik.
Go Frendi Gunawan Maret 28th, 2012 13:31 pm
Saya sama sekali tidak pernah memikirkan ini sebelumnya. Paparan Pak Kwik benar-benar mencerahkan. Setidaknya bagi yang ingin demo, harus baca artikel ini dulu, supaya aksinya benar-benar punya landasan yang kuat.
Terima kasih
Roby Maret 28th, 2012 13:34 pm
Wah Bagus sekali analisanya Pak Kwik, saya baru mengerti sekarang ini. Kebohongan yang satu untuk menutupi kebohongan yang lain. Kenaikan harga BBM untuk menutupi uang yang sudah “mereka” gunakan sebelumnya. Rakyat selalu dibodohi. wah gawat deh
pras Maret 28th, 2012 13:35 pm
mantap analisanya
ihl0700 Maret 28th, 2012 13:35 pm
Bagi golongan “menengah kebawah” seperti saya, kenaikan harga BBM tentu memberatkan…
Tapi saya rela. Kenapa?
Kita semua tahu pemerintah dan Pertamina punya citra korup, tapi saya optimis ada sebagian dari keuntungan 192 trilyun itu yang mereka gunakan untuk membiayai riset energi yang terbaharukan.
Pandangan saya sederhana saja, saya siap “rugi” (kalau bisa disebut rugi) untuk membantu membiayai riset energi. Seluruh dunia sedang berlomba untuk menemukan sumber energi terbaharukan, dan ini butuh biaya besar. Bayangkan akibatnya apabila pihak asing menemukan dan mem-patenkan sumber energi baru itu, sedangkan minyak bumi kita sudah habis…
Kesimpulannya: Silakan naikan harga BBM, tapi tolong manfaatkan keuntungannya untuk riset energi. Atau kita akan hancur dalam 50 tahun kedepan.
Hendry Maret 28th, 2012 13:38 pm
Terimakasih pak Kwik……,
Sebaiknya tulisan ini disosialisasikan kepada rakyat dengan gencar…
agar rakyat semakin tahu siapa pemerintah kita…
Salut buat pa Kwik….
ditunggu tulisan-tulisan berikutnya.
Mixke Maret 28th, 2012 13:45 pm
Kenapa yah Orang Pintar dan berhati mulia seperti Pak Kwik tidak ada di Pemerintahan?
Mahmud Maret 28th, 2012 13:57 pm
makasih pak kwik, dri dlu sy ikuti pernyataan ttg perhitungan ekonomi terhadap harga BBM. Seandainya pak JK presiden, sdh pasti anda penasehat ekonomi bangsa…..
anwar Maret 28th, 2012 13:58 pm
jangan-jangan Pak Kwik malah yang mencoba membodohi rakyat….hasil penerimaan migas itu tidak HANYA digunakan untuk membayar SUBSIDI BBM tapi digunakan juga untuk pembayaran SUBSIDI ENERGI lainnya seperti LISTRIK dan LPG, termasuk bagi hasil ke daerah. Memang kalo hanya untuk membayar subsidi BBM ada surplus tetapi APBN kan tidak seperti itu penerimaan dari MIGAS juga digunakan untuk pembangunan lainnya Pak..saya pikir BAPAK sebagai MANTAN MENKO tau hal itu…lagian kalo membandingkan harga BBM di Indonesia jangan dengan negara kaya minyak seperti Arab Saudi dan kawan-kawnnya…coba liat harga BBM di Laos, Kamboja, Vietnam…disana harganya malah sudah di atas 10.ribu per lliter dan mereka negara yang notabene lebih rendah GDP per kapitanya atau lebih miskin rakyatnya lebih tegar, ga cemen kayak disini. Orang yang menikmati BBM bersubsidi itu kebanyakan orang menengah atas, kebanyakan punya mobil. Masa orang yang relatif lebih mampu harus disubsidi
Diandono Maret 28th, 2012 14:03 pm
Perhitungan ekonomi yg memukau.. betul itu bahwa sebenarnya harga premium tdk perlu dinaikkan.. seperti dibohongi oleh keluarga sendiri..
saya hnya mau berbagi ttg suatu hal psikologis & sosial.. dlm hal ekonomi pemerintah salah, tp dr segi psikologi sosial pun masyarakat Indonesia kurang tepat bersikap.. dgn kenaikan harga premium, bukan berarti kita jd kacau.. apakah kita sbg masyarakat Indonesia tdk bs bersikap lebih hemat? di sini kita diuji apakah mental masyarakat kita adalah mental tangguh pekerja keras atau mental malas yg selalu berharap semuanya nyaman2 saja? semua kembali kpd individu & keluarga masing2.. kita bisa berhemat (atribusi internal) atau tetap melakukan penyalahan pihak lain (atribusi eksternal)? monggo dijawab dlm hati masing2 individu.. salam sejahtera..
didit Maret 28th, 2012 14:10 pm
Sejujur nya kenaikan BBM dilihat dulu pengasilan rakyat menangah kebawah ato tingkat kemampuan kehidupan rakyat nya. Jangan disamakan ma negara lain yg perekonomiannya lebih baik. Negara indonesia ini memiliki peringkat kemiskinan dan pengangguran yg paling parah dan korupsi peringkat no 3 sedunia. Pencerahan diatas emang fakta dunia tapi kl rakyat ga mampu jngn dipaksa kan harusnya cari solusi laen. “RAKYAT DAH BNYK YG GA BISA MAKAN MASA MAU DI TAMBAH PENDERITAAN”.
Catatan: kl BBM naik harus nya untuk pengguna mobil mewah dan Para Wakil” Rakyat berdasi berjas mewah yg bermuka TIKUS n ga punya moral, yaaa… paling gak gaji diatas 10jt minim itu yg dikenakan kenaikan BBM.
timbul situmeang Maret 28th, 2012 14:14 pm
Trimakasih paparannya pak Kwik. Enak bacanya, gampang, nggak mbulet.
anwar Maret 28th, 2012 14:16 pm
setuju tau ga setuju ini realita…lagian dulu jaman Bu Mega BBM juga pernah naik kok…dan ga ada yang salah dengan kenaikan BBM
Gomo Maret 28th, 2012 14:28 pm
Ok,
Saya yakin dengan hitungan Bapak.
Yang jadi pertanyaan saya adalah, apakah Bapak baru mengetahuinya atau sudah lama?
Kenapa baru ngomong sekarang tetapi tidak mengungkapkannya pada saat Bapak ada di pemerintahan?
Ini sama saja pembohongan publik juga. Ketika partai Bapak Berkuasa Bapak diam-diam saja.
Ketika Bapak ada di pemerintahan seberapa sering menaikkan harga BBM?
Pemerintah sebenarnya tidak bohong juga. Karena pemerintah juga mengatakan ada kelebihan uang tunai seperti yang Bapak sayampaikan yaitu sebesar 96,8 T. Artinya mereka jujur tentang kelebihan uang tunai.
Tugas Negara adalah untuk mensejahterakan rakyat. Pemerintah boleh memilih melalui pemberian subsidi BBM atau cara lain seperti pembangunan infrastruktur misalnya.
Nah sekarang pemerintah harus memilih apakah memberikan subsidi BBM sama untuk semua orang atau menghilangkan subsidi dan menggunakan dana tersebut untuk kepentingan pembangunan. Pembangunan juga tentunya harus diarahkan untuk kesejahteraan rakyat.
Menurut saya sah-sah saja pemerintah menaikkan harga BBM tapi menggunakan dana APBN dengan benar. Yang perlu harus diperhatikan pemerintah adalah kebocoran dana penggunaan APBN. Terlalu banyak APBN yang dikorupsi banyak oknum. (Semoga Bapak tidak pernah terlibat korupsi). Selain itu pemerintah perlu lebih berrhati-hati dalam pembuatan kontrak bagi hasil dengan korporasi perminyakan.
Mudah-mudahan komentar saya ini tidak dihapus karena saya melihat yang komentar terhadap tulisan ini hanya yang pro dengan Bapak saja.
Wayan Maret 28th, 2012 14:29 pm
Terima kasih atas penjelasannya dan analisanya Pak Kwik, terjawab kebingungan saya dari dulu, kok kita yg negara produsen minyak malah kebingungan kalo harga minyak dunia naik, harusnya kita malah senang produk kita naik harganya, kita bisa untung banyak. Ternyata selama ini cuma akal-akalan pemerintah saja utk membohongi rakyat. Satu hal lagi, kok kita yg produsen malah mengimpor minyak ya? harusnya kita bor saja minyak kita utk kebutuhan rakyat dan jangan melakukan impor minyak. Kita bor kemudian minyak kita ekspor utk membangun negara demi kemakmuran rakyat. Satu hal lagi, patut diaudit proses bagi hasil pengeboran-pengeboran minyak di wilayah negara kita, apakah sudah sesuai prosedur atau hanya menguntungkan perusahaan minyak asing saja? Terus berkarya Pak Kwik, semoga Pak Kwik selalu sehat dan panjang umur. Thanks
jeffry Maret 28th, 2012 14:35 pm
Terima kasih telah memberikan kecerdasan kepada bangsa Indonesia yang selama ini telah dibohongi dan dibodohi oleh para pemimpin.
Teruskan pak kwik…!!! Sebagai seorang ilmuan dan senior yang telah berpengalaman dalam bidang pemerintahan, ungkap segala penyimpangan dan kebodohan yang telah mengurat mengakar di negara ini.
Semoga dimasa mendatang rakyat Indonesia bisa mengambil hikmah dalam menghadapi segala pembodohan termasuk oleh bangsa sendiri.
Unpublish Maret 28th, 2012 14:56 pm
yang jadi masalah adakah di negara ini yang berani menghukum pemerintah (SBY dan Kroninya) ?????????????
Agusslim ritonga Maret 28th, 2012 15:13 pm
Seyogyanya pemerintah adalah pengayom dan panutan rakyatnya dalam mewujudkan masyakat Indonesia yang adil, makmur, dan cerdas.Tetapi dengan kenyataan seperti yang terkait dengan masalah rencana kenaikan harga BBM, dimana pemerintah tampaknya justru menipu dan membohongi rakyatnya maka, pantaskah pemerintahan sekarang ini jadi panutan dan tauladan bagi rakyat???.
agung siregar Maret 28th, 2012 15:30 pm
Semangat pak Kwik… saya jadi miris melihat negara kita ini…ngeri..kengerian yang luar biasa akan moral pejabat negara kita… Pertahankan integritas Bapak…terimakasih sudah banyak menginspirasi banyak orang..terimakasih perjuangannya..bagi saya Anda adalah seorang Pahlawan Nasional yang akan saya ceritakan kepada anak cucu saya.
ahmad sriyanto Maret 28th, 2012 15:34 pm
informasi yang sangat penting untuk diketahui publik
dan mestinya kebenaran ini diperjuangkan
perjuangan dengan demo nampaknya tidak akan menyelesaikan masalah
kebenaran ini semestinya diperjuangkan secara politik
Rudi Maret 28th, 2012 15:34 pm
mantap pak kwik, analisa yang cerdas..
yusuf Maret 28th, 2012 15:49 pm
pencerahan anda sungguh bagus..tapi kenapa tidak anda terapkan sewaktu anda menjadi mentri perekonomian jamannya megawati dulu..??
Iwan Prasetyo Maret 28th, 2012 16:02 pm
well done….bravo…
om kwik memang jagoan mengulas hal ini secara detail dan memberikan pemahaman baru dengan melihat sebuah kasus dari sudut pandang lain.
salut…saya juga baru bisa mengerti setelah melihat coretan om kwik.
astaga. negara ini memang pahamnya KLEPTOKRASI.
mungkin saya harus jadi bandit agar bisa bertahan atau saya bakar aja KTP lalu jadi warga negara lain. hahaha…apa lah yg bisa saya lakukan. nothing. only sit and watch while smoking my pipe.
i2 Maret 28th, 2012 16:15 pm
Sepertinya rakyat harus disosialisasikan tentang perhitungan ini sehingga tau kondisi yang sebenarnya. Jika indonesia kaya akan minyak mentah, seharusnya bisa diolah sendiri sehingga menjadi lebih murah. JIka harga minyak dunia naik, malah indonesia harusnya untung.
Agus Ginanjar Maret 28th, 2012 16:27 pm
Saatnya rakyat yang menentukan kedaulatannya sendiri. Rakyat terpaksa harus melepaskan penjajahan dari para pemimpin yang dzalim, yang jadi antek2 Neolib. Salam Pembebasan!!!
Maryanto Maret 28th, 2012 16:32 pm
AKU TAHU SEKARANG …
MUNGKIN PEMERINTAH INGIN KORUPSI KEUNTUNGAN DARI KENAIKAN / SURPLUS YANG DIPEROLEH …
Sudarman Maret 28th, 2012 16:37 pm
terima kasih Suhu atas “pencerahannya”
Putri Maret 28th, 2012 16:38 pm
Pak kwik, bensin premium yg dijual Pemerintah sebanyak 37,7808 milyar liter dengan harga Rp. 5.944/liter (total penerimaan Rp. 224,5691tr) kepada Pertamina itu asalnya dari mana saja kah? Dari SDA Indonesia sendiri? dari hasil kerjasama? (bagi hasil dengan foreign oil & gas companies). Mohon penjelasannya.
Terima kasih.
galuh659 Maret 28th, 2012 16:45 pm
pak…kwik penjelasan dari anda sangat bermanfaat buat rakyak indonesia yang sangat-sangat BODOH……..semoga para ekonom di negeri ini buka suara beri ide dan pemecahan masalah untuk ekonomi indonesia yang kian terpuruk…
ockea Maret 28th, 2012 16:48 pm
itulah ulah pemerintah yg korup…dari bawah sampai pucuk sama ajaa….dilaknat allah…pembohongan publik….
Tommy Maret 28th, 2012 16:56 pm
Terima kasih pak kwik, saya memahami analisa bapak, sungguh menyedihkan sekali, “mereka” Pemimpin Pembohong dan Zalim kepada rakyat, tidak didunia ini, tapi kelak nanti di akhirat.
Akhiw Maret 28th, 2012 16:57 pm
Ibarat Pedagang yang biasanya untung 10.000 1 barang,
ternyata besok cuma bisa untung 5000 1 barang,
pastinya si penjual akan bilang, “wah udah rugi nih” dan pasti akan melakukan segala cara biar dapet untung yang 5000 ny lagi, kalau bisa lebih.
rajan Maret 28th, 2012 17:08 pm
LUAR BIASAAAA,,,,,
HANYA SEDIKIT ORANG INDONESIA YANG TAU DAN BERAANI MENGUNGKAPKAN FAKTA SEGAMBLANG YANG PAK KWIK LAKUKAN. SALUT…..
ijoel Maret 28th, 2012 17:22 pm
mau jadi apa sebenarnya negeri ini,,sebenarnya sosok negeri ini sudah bagaimana sekarang ini??
Kunto Purbono Maret 28th, 2012 17:25 pm
Pak Kwik,
Saya mohon maaf agak bertentangan tapi saya rasa tidak masalah asal niatnya tulus untuk negara.
Apakah bapak sudah membayangkan Enas yang dihasilkan dari bumi Indonesia dujual 20.000 per gram karena harga produksinya hanya segitu.
Bagaimana jika batubara hanya dihargai 1000 per kg karena tinggal ngruk saja.
Terus timah, bauksit, nikel. Monggo dijadikan pertimbangan juga.
Apabila harga bensin murah, resiko pemborosan dan penyelundupan juga mengancam.
Selanjutnya Apakah mangga dari kebon ibu saya apakah harus dijual 100 per kg karena tinggal metik.
Merdeka.
ijoel Maret 28th, 2012 17:28 pm
apakah ada pemerintahan bayangan di belakang semua ini?
Wilmar Maret 28th, 2012 17:35 pm
Analisis perhitungannya OK, tapi yang melakukan pelanggaran terhadap UUD kan bukan Pemerintah yang ini, karena baik UU 22 th 2001 maupun PP 36 th. 2004 dikeluarkan oleh Megawati. Pak Kwik sendiri Kepala Bappenas saat itu. Kenapa bisa begini??
rumaputra Maret 28th, 2012 17:47 pm
mantab!!!!Dulu saya pernah melakukan penelitian untuk tugas akhir mengenai efektivitas sebaran pangkalan minyak tanah di wilayah tempat tinggal saya. Dan hasilnya seperti dugaan saya,banyak bocornya!!!! Tapi dalam proses itu saya mendapat info dari pihak pengelola minyak bumi di negara ini, kalo minyak bumi di Indonesia berbeda kualitasnya dengan minyak bumi yang dihasilkan dari negara lain. dan akibatnya adalah, untuk kebutuhan bensin di negara kita, terpaksa pemerintah harus mengimpornya. saya kurang paham dengan perhitungan ekonomi yang dilakukan pemerintah, tapi menurut saya diversifikasi jenis hasil dari minyak bumi yang kita hasilkan mungkin juga harus kita pertimbangkan. Atau kah saya yang juga telah menjadi korban kebohongan pemerintah saya????saya bingung sendiri….tapi bravo pak Kwik, anda telah memberikan pencerahan dari satu sudut pandang….maju terus pak!!!!!!!!!!
yuheskel ruslan Maret 28th, 2012 17:51 pm
saya baru sadar knp setiap kenaikan bbm rakyat miskin makin bertambah?????????? ternyata rakyat hanya dijadikan sapi perah. (Jika orang baik, jujur dan berani( orang benar) bertambah. sukacitalah rakyat. tapi jika orang munafik dan jahat memerintah, keluhkesahlah rakyat.) Rakyat bersatu tak bisa dikalahkan.
usay Maret 28th, 2012 17:54 pm
analisa yang luar biasa pak..
tapi pak pada kenyataanya, untuk memenuhi kebutuhan BBM di Indonesia, Pertamina harus impor minyak (baik crude maupun fuel) sampai 60% lebih lho pak, karena minyak yang dihasilkan dari perut bumi Indonesia tidak mancukupi kebutuhan BBM rakyat Indonesia..
mungkin dengan cross cek dari sisi pertamina yang selaku “operator” pengadaan BBM di negara ini, mungkin akan memberikan fakta lain yang perlu dikaji lebih dalam, dan untuk dihubungkan dengan polemik ttg BBM yang ada sekarang..
trims
Erickson Manurung Maret 28th, 2012 18:02 pm
aiih, sederhana dan mudah di mengerti. Benar-benar mencerahkan euy. Terjawab sudah pertanyaan saya,
“kalau Indonesia negara penghasil minyak bumi, knp harus pusing jika harga minyak dunia naek?”
Sudah saya duga kaburnya SBY ke luar negeri karena ada sesuatu yang salah, ternyata ini toh penjelasannya.
Terima kasih atas artikelnya. Keep posting & semoga bapak diberi kesehatan.
udo satien Maret 28th, 2012 18:07 pm
konsep politikus + pejabat kadang rancu tentang “Hal-hal yang menguasai hajat hidup orang banyak”. mungkin, menghindari positif thinking, kenapa anggaran negara selalu minus adalah karena banyak anggaran yang tidak tepat sasaran, atau terjadi pemborosan, kalau bukan karena politikus + pejabatnya yang tidak “berilmu”., atau yang lebih parah adalah karena habis dikorupsi pejabat/politikus yag tidak bertanggungjawab.
saya fikir, kalau-lah para politikus/pejabat yang “tidak lurus” itu mau menahan diri, bukan hanya BBM, tingkat pembangunan pun akan bisa berakselerasi jauh melebihi cina.
sekali lagi, walaupun kita telah merdeka, semangat penjajahan tetap dipelihara oleh para politikus + pejabat yang tidak bertanggungjawab.
awi Maret 28th, 2012 18:26 pm
wajar rakyat marah, karena pemerintahan Indonesia tidak lagi melindungi dan mensejahterakan rakyatnya. Koruptor dan mafia sudah terlalu dalam menggerogoti negeri ini. TOLAK KENAIKAN BBM!!
Robeth Maret 28th, 2012 18:27 pm
bapak adalah ekonom sekaligus guru saya. mohon tinjauan dan kritik bapak terhadap ulasan saya berikut ini http://semestaide.blogspot.com/2012/03/cerdas-cermat.html
terimakasih
Yasmin Maret 28th, 2012 18:27 pm
Terima kasih Pak Kwik, semoga selalu pro rakyat dan tetap memberikan pencerahan kepada kami-kami ini
Reza Maret 28th, 2012 18:50 pm
Terima kasih penjelasannya Pak Kwik, ini menandakan negeri Kita Belum, sepenuhnya MERDEKA.
ardian madika Maret 28th, 2012 19:16 pm
ini baru penjelasan dari seorang ahli yang memang tiada dusta diantara kita……
Ruslan DM Maret 28th, 2012 19:23 pm
Kalau benar apa yang dipaparkan prof Kwik, maka pemerintah berkuasa sekarang benar – benar telah melanggara UUD 45, dan jika melanggar UUD 45, maka paemerintahan yang ada sekarang dengan sendirinya tidak lagi sah menjalankan roda pemerinthan. Pemerimntah SBY memang benar – benar sudah tidak pro rakyat lagi tetapi hanya pro pada kepentingan asing, ini menunjukkan bahwa pemerintah sama sekali tidak lagi memiliki harga diri dan parahnya lagi telah menggadaikan usruan negeri ini pada antek – antek Newlib, walau harus mengorbankan nasib Bangsa dan Rakyat Indonesia. Trims Prof Kwik atas pencerahannya dan minta izin untuk mnyebarkan tulusan ini pada khalayak Rakyat Indonesia
ian Maret 28th, 2012 19:39 pm
diambil dari salah satu milis:
Ini saya ambilkan penjelasan dari Mas Rudi Rubiandini, partner diskusi KMI di setiap kesempatan untuk menjawab kesimpang siuran pernyataan Rieke Dyah Pitaloka anggota DPRRI dari PDIP sbb :
Yang disampaikan Neng Rieke dari Garut jalan Pembangunan depan STM, persis saya dengar langsung pada selasa malam dari pa Kwik Kian Gie, saat saya menemani mas Wid di Acara INDONESIANS LAWYER CLUB.
Malam itu saya sedang di DPR dengan Banggar membicarakn asumsi makro yang berhubungan dengan target Lifting, ICP, dan pendapatan negara, status saya hanya menggantikan Kepala BPMIGAS yang jelas tidak bisa meninggalkan ruang sidang DPR tersebut, jadi malam tersebut hanya sebuah kebetulan, krn BBM bukanlaah domain saya.
Saya sampaikan di acara tersebut, PENDAPAT (bukan hitungan) pa KKG itu kurang tepat, sehingga perlu diluruskan. Dari Lifting 900 MBOPD bagian negara hanya 600 MBOPD, sementara kebutuhan equivalen 1300 MBOPD, harga BBM 120 USD/BBl (crude=105 dan LRT=15) atau seharga 6800 rupiah.
Maka penerimaan negara dari crude=207 triliun rupiah, dan penerimaan dari SPBU=340 triliun rupiah, serta pengeluaran pengadaan BBM=512 triliun rupiah (juga equivalen 6800 rp/liter), sehingga pemerintah menerima tabungan 35 triliun rupiah (hitungan KKG 98 triliun anggap sama), itulah sumbangan sebenarnya industri minyak kepada APBN yang besarnya 1400 triliun, seperti kita tahu APBN untuk membayar gaji guru, dosen, pns, polisi, tentara, belanja operasional pemerintahan, infrastruktur, dll.
Seharusnya sumbangan dari minyak sebesar 207 triliun bukan 35 triliun, bila tidak dipakai SUBSIDI sebanyak 172 triliun yang diserap sebagian besar BUKAN oleh rakyat miskin.
Untuk sementara saya jawab penjelasan Neng Rieke tsb sbb :
1) Pertamina memperoleh hasil penjualan BBM premium Rp. 283,5 Trilyun—>BETUL.
2) Pertamina harus impor dari Pasar Internasional Rp. 149,887 Trilyun—>BETUL.
3) Pertamina membeli dari Pemerintah Rp. 224,546 Trilyun—>BETUL untuk Crude.
4) Pertamina mengeluarkan uang untuk LRT Rp. 35,658 Trilyun—>BETUL.
5) Jumlah pengeluaran Pertamina Rp. 410,091 trilyun—>BETUL.
6) Pertamina kekurangan uang, maka Pemerintah yg membayar “SUBSIDI”
7) SUBSIDI= Rp. 410,091 trilyun – Rp. 283,5 Trilyun= Rp. 126,591 trilyun—>SUPER.
8) Maka kesimpulannya pemerintah malah kelebihan uang= Rp. 224,546 Trilyun – Rp. 126,591 Trilyun= Rp. 97,955 Trilyun. Artinya, APBN tdk Jebol justru sy jadi bertanya: dimana sisa uang keuntungan SBY jual BBM Sebesar Rp. 97,955 trilyun?
Maka JAWABANnya : itulah sumbangan Industri minyak untuk membayar gaji guru, polisi, pns, infrastuktur, operasional pemerintah, dll.
Para demonstran betul 100%, bahwa ini bukan masalah hitungan, tetapi bola politis untuk dimainkan dengan cantik untuk goal tertentu. . . . jadi mari kita tonton nanti malam, minggu 25 maret 2012 di TVONE jam 19-21 acara ulangan ILC, bagi yang belum menyimak.
Silahkan sebarkan email ini sebagai jawaban ke Neng Rieke dan Kwik Kian Gie
Achmad Sodiq Maret 28th, 2012 19:58 pm
Pak Kwik, terima kasih atas tulisan Bapak. Namun dalam benak saya masih ada pertanyaan, kenapa pada saat kepemimpinan Bu Mega, hitungan ini tidak ada dan pada masa itu BBM naik juga? Mohon penjelasannya sehingga kita sebagai rakyat bisa tahu apa dan bagaimana mekanisme pengambilan keputusan yang tepat yang harus diambil. Terima kasih
ruddy h Maret 28th, 2012 20:15 pm
om kwik emang super…panjang umur, sehat selalu om, sukses selalu
Johny Jolang Maret 28th, 2012 20:16 pm
UU nomor 22 tahun 2001 dan Peraturan Pemerintah nomor 36 Tahun 2004 itu dibuat pada masa pemerintahan siapa ya?
Ko deket banget sama masa jabatan Bu Mega (23 Juli 2001 – 20 Oktober 2004) ?
Facebatak Maret 28th, 2012 20:27 pm
Menurut perhitungan sederhana, posisi Laba Rugi Pertamina bila tetap menjual Bensin Premium Rp 4.500/ltr adalah sbb:
Bila:
1. Pertamina membeli minyak mentah milik Pemerintah RI dengan harga setara Bensin Premium Rp 4.500/ltr, maka Perta…mina rugi Rp 72 triliun per tahun; tapi negara memperoleh pendapatan Rp 170 triliun per tahun.
2. Pertamina tidak membeli minyak mentah milik Pemerintah RI (digratiskan oleh negara), maka Pertamina untung Rp 98 triliun per tahun; tapi negara tidak memperoleh pendapatan apa pun.
3. Pertamina membeli minyak mentah milik Pemerintah RI dengan harga setara Bensin Premium Rp 6.000/ltr, maka Pertamina rugi Rp 126 triliun per tahun; tapi negara memperoleh pendapatan sebesar Rp 224 triliun per tahun.
Dengan demikian akumulasi pendapatan dan untung/rugi Pertamina adalah + Rp 98 triliun (kondisi 1), + Rp 98 triliun (kondisi 2), + 98 triliun (kondisi 3) per tahun.
Jadi, dengan menjual bensin premium seharga sekarang Rp 4.500/ltr, maka dengan kondisi apa pun, Pemerintah + Pertamina tetap untung Rp 98 triliun.
Jadi, haruskah menaikkan harga BBM ke Rp 6.000/ltr?
Nampaknya pemerintah hanya ingin menaikkan pendapatannya yang bersumber dari rakyatnya.
R F L Maret 28th, 2012 20:43 pm
Salut sama tulisan bapak..
tapi yg saya mau tanya adalah siapa saja kah orang dibalik nama ‘pemerintah’ ini?
Sebenarnya siapa yg mengusulkan dan berwenang menaikkan harga BBM ini? apakah DPR? Menteri X? Presiden SBY? atau siapa?
Apakah Pak SBY tahu fakta yang bapak tulis ini, teapi tetap tidak ada respon?
totok Maret 28th, 2012 20:45 pm
it’s the good one.. thanks
Harun Suaidi Isnaini Maret 28th, 2012 20:59 pm
Punten, saya gak paham ilmu Ekonomi, dan saya kurang paham dengan kalimat ‘Pertamina membeli minyak mentah dari pemerintah’. Itu maksudnya apa ya? Bukannya yang ngambil minyaknya itu Pertamina? Kenapa disebut Pertamina membeli dari Pemerintah? Dan bukannya Pertamina itu perusahaan milik pemerintah? mohon pencerahannya.
alexander Maret 28th, 2012 21:00 pm
…Maaf Pak Kwik…metode berhitungnya SALAH…kalau mau Saya ajarin boleh juga. Contoh kongkrit tidak mungkin harga 1 liter Premium lebih murah dari harga 1 liter air minetal…lucu kan??? Terima kasih
Lathifah Ratih Maret 28th, 2012 21:02 pm
sangat bermanfaat… dibutuhkan kejujuran pemerintah dalam hal ini.
Thanks to pak Kwik atas artikelnya… izin Share yah…. ^_^
tegar umbara Maret 28th, 2012 21:04 pm
kata pak wid, wakil menteri esdm perhitungan bapak ada kesalahan, td saya denger bapak tidak memperhitungan biaya produksi, distribusi minyak dll nya…
jaman pak harto kita anggota opec, kita produsen minyak, maka nya kita bisa menetapkan harga kaya negara – negara diatas, tp sekarang kan kita bukan anggota opec lagi, jadi yaaa mau ga mau ikut aturan karena kita skrg konsumen…
minyak bersubsidi juga bikin energi alternatif yang kita punya jadi ga kepakai, bahkan kita ekspor batu bara besar – besaran krn batu bara ngga terlalu terpakai disini…
apalagi gas, gas itu Rp 3.100,- tanpa disubsidi lho, bbm bersubsidi udh bikin kita lupa dan bahkan tidak menengok keberadaan energi alternatif
Yeremia Maret 28th, 2012 21:15 pm
Terus maju saya selalu mendukung argumentasi Bapak. Sebetulnya udah lama saya tahu bahwa ada hal yang kurang bener terhadap pemerintah SBY (Susah Banget Yo… /Bambang Sudo Nyowo). Dan sampaikan salam saya buat Ibu Megawati jangan takut menghadapi kecaman dari pemerintah SBY. Karena Tujuan dari Pak Kwik dengan partaianya PDI Perjuangan adalah sangat mulia dan ingin menyelamatkan negeri ini. Merdeka…….Merdeka……..Merdeka maju terus pantang mundur !
process engineer Maret 28th, 2012 21:44 pm
Seharusnya yang membuat perhitungan seperti ini adalah engineer bukan ekonom. Perhitungannya sangat tidak akurat dan tidak rasional, dan hanya menggunakan shortcut yang tidak sesuai dengan dunia pengolahan dan explorasi minyak.
Angka 37 milyar liter premium yang dibeli oleh pertamina dari pemerintah, salah kaprah.
Angka itu setara dengan 623 ribu barel per day produksi minyak mentah di indonesia. Dengan asumsi komponen bensin yang diproduksi dari refinery di pertamina maksimum hanya 40%, maka pemerintah hanya memperoleh 15 milyar liter premium ke pemerintah selama 1 tahun!!!
Berarti terdapat kekurangan 49 milyar liter per tahun (PRODUCT PREMIUM) yang harus disuplai dari luar negeri, padahal kwiek hanya memperhitungkan pembelian premium sebesar 25 milyar.
Sedangkan yang bisa dibeli dari luar negeri adalah minyak mentah, sehingga ada tambahan 49 milyar x 100/40 x 0.68 dollar (dari harga 105 dollar/barrel) per tahun biaya pembelian minyak mentah dari luar negeri sekitar 83 milyar dollar setahun). Atau 49 milyar x 5999 rupiah (kalau ada premium di luar negeri yang dijual dan dengan harga rendah tersebut).
Jadi perlu banyaj koreksi, karena premium tidak sama dengan minyak mentah…
prasetyo Maret 28th, 2012 21:49 pm
Maap ssebelumnya pak kwik klo memang analisisnya negara kurang lebih seperti itu , pertanyaan saya apakah pertamina dalam membeli minyak dari pemerintah mapun dari impor minyak internasional sama-sama menggunakan sistem spot rate? jika tidak (dari pemerintah menggunakan future contract rate sementara impor dengan spot rate) bukankah pasti hitungnnya berbeda bukan?-tolong penerangannya,trima kasih-
prasetyo Maret 28th, 2012 21:54 pm
Maap sebelumnya pak kwik klo memang analisisnya negara kurang lebih seperti itu , pertanyaan saya apakah pertamina dalam membeli minyak dari pemerintah mapun dari impor minyak internasional sama-sama menggunakan sistem spot rate? jika tidak (dari pemerintah menggunakan future contract rate sementara impor dengan spot rate) bukankah pasti hitungnnya berbeda bukan?-tolong penerangannya,trima kasih-
prasetyo Maret 28th, 2012 21:56 pm
Maap sebelumnya pak kwik pertanyaan saya apakah pertamina dalam membeli minyak dari pemerintah mapun dari impor minyak internasional sama-sama menggunakan sistem spot rate? jika tidak (dari pemerintah menggunakan future contract rate sementara impor dengan spot rate) bukankah pasti hitungnnya berbeda bukan?
anak sok pintar Maret 28th, 2012 21:57 pm
saya setuju pak dengan formulasinya, tapi tidak setuju dengan asumsinya.
1. asumsi harga minyak dunia tersebut terlalu rendah, seharusnya kan pake asumsi riil sekarang prediksinya yaitu minimal USD 120, kalo ga salah riilnya sekarang USD 122 kan ya?
2. biaya refining dan transportasi ( diluar biaya lifting yang menjadi cost recovery ) setau saya itu USD 15 per barrel ( data dari BP migas )
3. dengan memperhitungakan biaya lifting ( cost recovery ) berdasarkan tahun lalu yaitu sebesar USD 13,34 milyar maka seharusnya biaya lifting per barrel itu USD 39
buat penonton yang belum tau cost recovery itu merupakan penggantian terhadap usaha eksplorasi hingga pengangkatan minyak dan gas yang berhasil. dan sebenarnya ga ada transaksi uang antara kontraktor dengan pemerintah, yang ada hanya transaksi minyak. jika cost recovery 1 juta dollar dan bagian keuntungan 1 juta dollar, maka banyak minyak yang menjadi hak kontraktor adalah 2 juta dollar / harga minyak per barrel.
jadi kalau produksi minyak tahun lalu 339,450 juta barrel dan senilai USD 35.642.250.000 (339,450 * asumsi harga pak kwik yaitu USD 105) dikurangi cost recovery USD 13,34 milyar, keuntungannya adalah sebesar USD 22.302.250.000 atau minyak sebanyak 212.402.380. dari situ bagian kontaktor sebesar 30 % dan akan dikurangi pajak sebesar 40 % dari 30 % bagian mereka sehingga sisa hak kontraktor adalah ( 30%*60%*USD 22.302.250.000) USD 4.014.405.000 atau sebesar 38.232.428 barrel
jadi total hak kontraktor adalah (cost recovery + bagian keuntungan bersih ) = USD 17.354.405.000 atau 165.280.047 barrel dan pemerintah cuma dapat 174.169.952 barrel
kekurangannya silahkan diprediksi biayanya
aiM Maret 28th, 2012 21:59 pm
Pola pikir sperti ini yang dibutuhkan, pencerahan yang baik pak…
adi muhardi Maret 28th, 2012 22:10 pm
sangat² berterima kasih atas keterbukaannya ini pak kwik…
mereka sudah memainkan UU, hukum rimba yang senantiasa dialokasikan kepada rakyat. mau dikata apapun kita masih hidup dizaman purba, selalu ditindas oleh yg berkuasa.
sekali lagi terima kasih pak kwik. ^-^
anak sok pintar kali Maret 28th, 2012 22:13 pm
saya setuju pak dengan formulasinya, tapi tidak setuju dengan asumsinya.
1. asumsi harga minyak dunia tersebut terlalu rendah, seharusnya kan pake asumsi riil sekarang prediksinya yaitu minimal USD 120, kalo ga salah riilnya sekarang USD 122 kan ya?
2. biaya refining dan transportasi ( diluar biaya lifting yang menjadi cost recovery ) setau saya itu USD 15 per barrel ( data dari BP migas )
3. dengan memperhitungakan biaya lifting ( cost recovery ) berdasarkan tahun lalu yaitu sebesar USD 13,34 milyar maka seharusnya biaya lifting per barrel itu USD 39
buat penonton yang belum tau cost recovery itu merupakan penggantian terhadap usaha eksplorasi hingga pengangkatan minyak dan gas yang berhasil. dan sebenarnya ga ada transaksi uang antara kontraktor dengan pemerintah, yang ada hanya transaksi minyak. jika cost recovery 1 juta dollar dan bagian keuntungan 1 juta dollar, maka banyak minyak yang menjadi hak kontraktor adalah 2 juta dollar / harga minyak per barrel.
jadi kalau produksi minyak tahun lalu 339,450 juta barrel dan senilai USD 35.642.250.000 (339,450 * asumsi harga pak kwik yaitu USD 105) dikurangi cost recovery USD 13,34 milyar, keuntungannya adalah sebesar USD 22.302.250.000 atau minyak sebanyak 212.402.380. dari situ bagian kontaktor sebesar 30 % dan akan dikurangi pajak sebesar 40 % dari 30 % bagian mereka sehingga sisa hak kontraktor adalah ( 30%*60%*USD 22.302.250.000) USD 4.014.405.000 atau sebesar 38.232.428 barrel
jadi total hak kontraktor adalah (cost recovery + bagian keuntungan bersih ) = USD 17.354.405.000 atau 165.280.047 barrel dan pemerintah cuma dapat 174.169.952 barrel
kekurangannya silahkan diprediksi biayanya
dan negara yang bapak sebutkan itu kan produksi minyaknya masih bisa nutupin kebutuhan minya dalam negeri, bahkan sanggup untuk ekspor
asdfg Maret 28th, 2012 22:15 pm
saya setuju pak dengan formulasinya, tapi tidak setuju dengan asumsinya.
1. asumsi harga minyak dunia tersebut terlalu rendah, seharusnya kan pake asumsi riil sekarang prediksinya yaitu minimal USD 120, kalo ga salah riilnya sekarang USD 122 kan ya?
2. biaya refining dan transportasi ( diluar biaya lifting yang menjadi cost recovery ) setau saya itu USD 15 per barrel ( data dari BP migas )
3. dengan memperhitungakan biaya lifting ( cost recovery ) berdasarkan tahun lalu yaitu sebesar USD 13,34 milyar maka seharusnya biaya lifting per barrel itu USD 39
buat penonton yang belum tau cost recovery itu merupakan penggantian terhadap usaha eksplorasi hingga pengangkatan minyak dan gas yang berhasil. dan sebenarnya ga ada transaksi uang antara kontraktor dengan pemerintah, yang ada hanya transaksi minyak. jika cost recovery 1 juta dollar dan bagian keuntungan 1 juta dollar, maka banyak minyak yang menjadi hak kontraktor adalah 2 juta dollar / harga minyak per barrel.
jadi kalau produksi minyak tahun lalu 339,450 juta barrel dan senilai USD 35.642.250.000 (339,450 * asumsi harga pak kwik yaitu USD 105) dikurangi cost recovery USD 13,34 milyar, keuntungannya adalah sebesar USD 22.302.250.000 atau minyak sebanyak 212.402.380. dari situ bagian kontaktor sebesar 30 % dan akan dikurangi pajak sebesar 40 % dari 30 % bagian mereka sehingga sisa hak kontraktor adalah ( 30%*60%*USD 22.302.250.000) USD 4.014.405.000 atau sebesar 38.232.428 barrel
jadi total hak kontraktor adalah (cost recovery + bagian keuntungan bersih ) = USD 17.354.405.000 atau 165.280.047 barrel dan pemerintah cuma dapat 174.169.952 barrel
kekurangannya silahkan diprediksi biayanya
dan negara yang bapak sebutkan itu kan produksi minyaknya masih bisa nutupin kebutuhan minya dalam negeri, bahkan sanggup untuk ekspor
asdfg Maret 28th, 2012 22:18 pm
sepertinya banyak yang masih berpikir kalau cadangan indonesia masih cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri ya ? sekedar informasi aja nih kalau indonesia dikeluarkan dai anggota OPEC karena ga sanggup memenuhi kebutuhannya sendiri sehingga harus impor
Yosi Dadu Maret 28th, 2012 22:41 pm
bener sekali paparannya pak Kwik, sebenarnya kuncinya ada di pemerintah jika yang duduk berkuasa masih memiliki hati dan nurani tentunya mereka masih bisa berfikir dan berhitung seperti yang bapak paparkan, nah kita tidak bisa berharap lebih dari model pemerintahan korup dan “maaf” penghisap darah rakyat seperti skrng ini,..satu satunya jalan adalah Revolusi dan kembalikan semua hak rakyat, terutama kembali ke jalur UUd 1945 bukan kepada peraturan pemerintah dengan basis konsep kapitalis,..semoga sehat selalu pak Kwik,..
soujikabuto Maret 28th, 2012 22:46 pm
Lho…bukannya hampir semua tambang minyak kita yang mengeksploitasi memang swasta seperti che*ron, epp*on, dll???jadi setau saya PERTAMINA memang membeli minyak ke perusahaan swasta tersebut bukan ke Pemerintah, jadi uang yang 224,569 tril itu bukan masuk ke kantong pemerintah tapi ke swasta asing…makanya pemerintah mati2an bilang defisit bukannya surplus….
FU ANG Zhen Maret 28th, 2012 23:58 pm
Buat saya, harga BBM Premium harus dinaikan menjadi minimal Rp 200 jt per liter. Dgn tujuan agar : tidak ada lagi alasan pemerintah (siapapun presiden&partai yg berkuasa) untuk menaikan harga BBM dgn alasan potongan subsidi selama 44.444 tahun kedepan, solusi untuk menghilangkan polusi secara cepat, menarik investasi asing menjual BBM-nya di Indonesia (klo perlu, NASA pun mau menjual bahan bakar roket-nya yg tentu hrg-nya lbh murah dr hrg premium per liter itu), menghilangkan kemungkinan penyelundupan BBM ke LN, memaksa orang indonesia untuk membuat alat transportasi non-BBM, mengurangi kemacetan di jalan (walaupun mobil2 hybrida/listrik bisa bersliweran, tetap saja mereka punya batasan jarak dan waktu tempuh), meningkatkan quality of life – QOL (krn kmana2 terpaksa jln kaki, naik speda / dokar, orang akan jarang yg gemuk dan jantung lebih sehat biar klo mikir gak keblinger. Kondisi lebih slow, selalu candle light dinner, iklim lebih sejuk, dan sulit berjalan jauh, maka intimasi pasangan juga lebih hangat, bisa lebih harmonis), Energy Efficient tinggi pembangkit listrik bisa berasal dari alam (hydrogen, air, panas bumi, angin, ombak, gas.) membuat orang bisa memiliki pembangkit listrik-nya sendiri, mengurangi beban pembangkit listrik negara.
Agus Triyono Maret 29th, 2012 00:10 am
Nah pembuktian yang seperti ini yang harusnya banyak di dunia maya, sip2. Andai saja semua orang di indonesia tau akan artikel ini. Terimakasih Pak atas Artikelnya.
Syukri Maret 29th, 2012 00:17 am
wah…terima kasih banyak sekali pak Kwik..hal ini lah yang tidak kita mengerti,sehingga asal tidak setuju saja BBM naik, tanpa mengetahui kasusnya dan penjelasannya bagaiamana.makasih pak Kwik atas penjelasannya.
nova novita Maret 29th, 2012 00:29 am
Terima kasih pak kwik, penjelasannya tepat sasaran banget, ini yang perlu di gelontorkan dengan luas biar semua mengerti permainan yang dimainkan oleh elit2 yang bertindak menjijikkan, semoga bapak terus diberi kesehatan dan kecerahan berfikir buat bangsa ini.
Syukri Maret 29th, 2012 00:32 am
oh ya pak..saya mau tahu..apakah pendapatan Pemerintah dari penjualan BBM ke Pertamina sebesar Rp. 224,569 trilyun itu tidak dimasukkan sebagai Sumber Pendapatan pemerintah dalam APBN? karena dari analisa Bapak saya menangkap deminkian, namun saya pun bertanya2, apakah mungkin dana itu bisa tidak dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan negara dalam APBN? mohon penjelasan bapak lebih lanjut…..
makasih
prayagati helen Maret 29th, 2012 00:32 am
Salam SALUT buat pak Kwik…saya lihat di Metro TV kmrn bpk tdk bnyk berubah dari dulu.penuh kesederhanaan dan sangat nasionalis.negarawan sejati…
Little Dragon Maret 29th, 2012 01:44 am
Kami sebagai bangsa Indonesia yang menginginkan kemajuan dalam segala hal sangat berharap orang seperti pak Kwik Kian Gie dapat maju mencalonkan diri sebagai presiden.. Kami yakin bapak dapat mengatasi semua persoalan bangsa Indonesia saat ini, Presiden SBY tak jauh terlihat seperti budak asing… Bravo Pak Kwik… Mudah2an ada generasi penerus yang nantinya dapat mewarisi sikap nasionalis dan kritis yang telah bapak perlihatkan pada kami sampai saat ini.
hermawan Maret 29th, 2012 01:46 am
mantapppppp pak kwik
semoga tidak naik harga bensin
sepertinya ada udang di balik batu
kenapa harus naik sekarang ?
padahal kasus korupsi lg gencar2 nya di berita ada yang mau di tutupi sepertinya
kalo memang merugi dari tahun lalu mesti nya naik, ga harus menunggu sekarang
pemerintah lihayyyy
surya syam Maret 29th, 2012 02:12 am
Kok tega-nya Pemerintah membohongi rakyatnya sendiri. Skenario apa yang akan dilakukan rezim ini ? Pemerintah harus tahu tidak selamanya rakyat dapat dibohongi. Pak Kwik Bravo . Kebohongan ini harus dihentikan . Publik perlu terus diberi pencerahan . Keberadaan Perusahaan minyak asing di Indonesia harus ditinjau kembali .Kalau perlu dilakukan nasionalisasi seperti di negara Venuezela. Terima kasih Pak Kwik
Robert Maret 29th, 2012 03:14 am
Dear Pak Kwik,
Saya setuju pada prinsip keberpihakan bapak tetapi saya rasa bapak agak keliru dalam memahami aspek subsidi BBM karena bapak merancukan kepemilikan barang dengan nilai. Setiap aset ekonomi memiliki nilai intrinsik dan setiap kali bila aset ini dijual dibawah nilai intrinsik, berarti terjadi subsidi. Nilai intrinsik tidak dapat diketahui dengan pasti dan secara umum Nilai Pasar merupakan proxy yang terbaik dibandingkan dengan proxy proxy yang lain. Sebagai ekonom, uang tunai atau tidak tunai tidak penting, yang penting adalah net present value. Uang tunai adalah medium transaksi dan menyimpan nilai.
Dalam topik ini, saya secara prinsip setuju dengan penghapusan subsidi BBM karena ini membuat pajak indonesia regressive karena permasalahan struktur industrial organization perusahaan di indonesia.
Fajar Maret 29th, 2012 04:11 am
Penjelasan yang gamblang dan mudah dipahami…. terima kasih Pak Kwik… Saya pernah menduga dan dugaan tersebut saya torehkan pada komentar pembaca di detik.com pada tahun 2011 awal, dimana pada saat itu pemerintah sedang gencar2nya mengkampanyekan pembatasan subsidi BBM. Dugaan saya adalah kebijakan pemerintah terkait subsisdi BBM dimaksud tidak lepas dari kunjungan Mr. Obama beberapa waktu sebelumnya. Oleh karena itu, kampanye tersebut karena desakan ybs kepada pemerintah RI. Ybs sendiri mungkin didesak pula oleh multinasional company, khususnya yang beroperasi di Indonesia (Shell).
isaac Maret 29th, 2012 06:47 am
saya percaya indonesia akan mengalami transformasi.akan tiba waktunya indonesia akan dipimpin oleh manusia seutuhnya,bkn manusia jadi-jadian yg tdk pny hati nurani.mereka pikir mereka berbuat jahat skrg dgn melakukan byk korupsi dll,lalu stlh meraup keuntungan yg byk lalu mereka mereka memberi sedekah dllnya,lalu dosa mereka dilupakan oleh Tuhan?oh tidak.. Tuhan tdk akan membiarkan diriNya dipermainkan.
bukan kematian org spt itu yg Tuhan kehendaki,tp pertobatan sejati.
mari kita tetap berdoa utk negara dan jg utk para pemimpin bangsa ini.
maju terus pak kwik,jgn takut utk melawan iblis.
God bless indonesia. . .
tupai Maret 29th, 2012 07:51 am
harga bakar naik berbanding lurus dengan harga-harga kebutuhan lainnya. harga kebutuhan naik tidak di ikuti dengan kemampuan financial rakyat, pendapatan tidak naik tapi harga kebutuhan secara umum naik. ya wajar klo masyarakat marah besar, Ъќ peduli apa memang harus naik atau tidak, negara memiliki tanggung jawab untuk memberikan kebijakan ekonomi yg menguntungkan rakyat indonesia, bukan rakyat internasional. pak sby cuma berbicara dengan rakyat bgm cara memaparkan kerugian dengan mudah dan ternyata gagal karena tidak bs menjelaskan apa sih yg dimaksud dengan negara rugi yg notabene sebenarnya rugi kalo dibanding dengan mekanisme pasar. Saya Ъќ perduli opini si a merugi tp kata b tidak merugi, yg saya tau, kekayaan alam milik indonesia yg menikmati juga harus masyarakat indonesia, kenapa harus mengikuti mekanisme newyork. Katakan lah jika memang harus naik, ya naik lah ketika memang masyarakat siap untuk naik. Semoga pemimpin negara kita memiliki kebijaksanaan dalam memimpin dan menjalankan negeri ini. Aminn
akbary s Maret 29th, 2012 08:17 am
i see, penjelasannya pak Kwik enak, dan gampang dimengerti, nah sekarang uang sisa yg 97T itu kalau masuk APBN akan jadi apa? apakah Pak Kwik tau? kemudian kebijakan BLT atau apalah namanya sekarang itu mengambil pos dari yg sisa 97T tadi kah? mohon kalau ada waktu dijabarkan lagi ya pak.. thx atas pencerahannya..
mursalin Maret 29th, 2012 08:24 am
Pak kwik ….tanya donk….
Kelebihan uang sebesar 96 t kalo udah dimasukan sebagai penerimaan dlm APBN 2012 spt ulasan bpk
• Pos “DBH (Dana Bagi Hasil) sejumlah . 45,3 trilyun
• Pos “Net Migas” sejumlah . 51,5 trilyun
• Jumlahnya Rp. 96,8 trilyun
berarti udah gak jadi masalah donk…?
Jika belum , apa dalih pemerintah atas penerimaan tsb..?
david Maret 29th, 2012 08:33 am
lanjutkan perjuangan…
jangan sampai tanggal 1 april 2012 keputusan menteri ESDM yg TOLOL itu di ketuk palu..
ardi Maret 29th, 2012 08:42 am
Ternyata rakyat Indonesia belum MERDEKA, dan ngerinya lagi yg menjajah pemerintahannya sendiri.
Semoga Tuhan segera memberikan kita pemimpin2 yg AMANAH. Amiin
fatoniady Maret 29th, 2012 09:02 am
mohon maaf sebelumnya, yang perlu dikoreksi adalah, jangan menyamakan harga minyak mentah dengan bensin. Karena minyak mentah itu tidak sama dengan bensin baik itu premium atau pertamax. Mungkin bapak melihatnya hanya dari pandangan ekonomi, tapi yang juga harus dilihat lainnya. Dalam hal ini saya berbicara tentang produksi minyak. Yang harus diketahui adalah minyak mentah tidak sama dengan bensin, untuk menjadi bensin, minyak mentah harus didistilasi atau diolah, menggunakan katalis, dan penaikan bilangan oktan. biaya untuk proses tersebut tentulah tidak murah. Untuk pemikiran bahwa Indonesia punyak banyak minyak kenapa masih mahal, yang perlu diingat adalah bahwa pertamina hanya sedikit menguasai pertambangan minyak di dalam negeri, kalah dengan pihak asing seperti chevron, Medco, Exxon dan sebagainya. Jumlah produksi minyak mentah dari pertamina bisa dikatakan kurang, kemudian kapasitas pertamina untuk mengolah minyak mentah menjadi bensin tidaklah besar, sehingga pertamina harus menjual sebagian minyak mentahnya kemudian membeli lagi atau mengimpor bensin yang telah jadi.
Lihat dari sisi lain juga pak kalau mau hitung-hitung.
Ratna Sriwina Maret 29th, 2012 09:30 am
terima kasih pak..saya minta izin utk share tulisan bapak di FB…biar teman2 pada tau gmn kenyataan yang terjadi di negara kita..Apakah pemimpin kita tidak punya rasa malu dengan kebijakan yang di ambilnya, Jangan hanya pada saat mau di usung oleh rakyat aja bilang pro wong cilik…tapi setelah duduk malah bersikap begitu..Mudahan semakin banyak orang-oarang berfikiran seperti bapak…
Hardy Maret 29th, 2012 09:31 am
Terima kasih, pak Kwik.
Ulasan ini menjawab kenapa BBM tetap dipaksa naik.
Ada kepentingan yang lebih besar dengan membebani rakyat banyak.
Andai saja ada 10 orang seperti pak Kwik di pemerintahan, akan sejahteralah Indonesia.
Semoga anda diberkahi kesehatan dan umur panjang oleh Tuhan Allah kita.
Salam
ria emuet Maret 29th, 2012 09:35 am
saya tidak setuju dengan pemerintah atas kenaekan bbm.
kenaikan hrg BBM menunjukkan kezaliman sedang berlangsung. minyak merupakan karunia Allah SWT bagi selluruh rakyat; hak rakyat. namun minyak yg merupakan hak rakyat itu justuru diserahkan pd pihak asing. ni lah k zaliman.
menurut data dr dirjen Migas (2009), pertamina sbg perusahaan pemerintah hanya mengusai 16% produksi minyak. Sisanya oleh asing. ini merupakan sarana makin kokoknya cegkeraman penjajahan asing di negeri ini.
ken Maret 29th, 2012 10:01 am
Saya mengucapkan terima kasih pada pak kwik karena memberikan gambaran yg jelas pada rencana kenaikan harga BBM, tapi pertama saya ingin memberi komentar diluar apa yang dijelaskan pak kwik tadi. Pertama, apakah negara Indonesia kita ini yang diwakili pertamina tidak mampu memproduksi terutama mengolah minyak mentah menjadi BBM sendiri? Saya menduga bahwa produksi minyak itu sendiri di pertamina juga sudah dipolitisasi dimana hasil minyak mentah kita langsung dijual ke asing untuk diolah kemudian profit dari penjualan itu masuk ke kantong pribadi pejabat2 tertentu. Kedua, apakah ini menyangkut strategi parpol guna mencari dana pemilu dan pengalihan isu Century yang penyidikannya bagai mencari plankton dalam tumpukan jerami? Jika paparan opsi kenaikan harga BBM faktanya malah memberikan surplus pada negara beberapa trilyun itu bukannya menjebol APBN sperti yang digemborkan pemerintah? Ketiga, sya mencium praktek politik zaman orba dlm pemerintahan sekarang tapi lebih sistematis dan matang, benarkah itu? Mohon pencerahnnya pak Kwik, terimakasih, MERDEKA MERDEKA MERDEKA!
sujata Maret 29th, 2012 10:15 am
Nampaknya hrs dilakukan perhitungan yg cermat n jujur. Laba krn kenaikan harga kembalikan ke rkyt (bukan blsm).penglmn dulu beda hrg besar dng ttngga akan mendrng penyelundupan jadinya suply DN langka.
Cakcuk Suwiryo Maret 29th, 2012 10:19 am
saya pernah mendengar dari radio, bahwa yang signifikan sekarang ini adalah – kontrak kerja dengan perusahaan tambang minyak bumi&gas yang tidak seimbang. hasilnya mereka bisa memaksa pemerintah melakukan “penyesuaian” harga. kemana pasal 33 ayat 1&2 UUD 1945 ? apakah ada amandemen tidak tertulis ?
Fauzan Maret 29th, 2012 10:27 am
Salut buat Pak Kwik…..yg udah kasi pencerahan kepada kita, Jadi pemerintah selama ini sdah melakukan PEMBOHONGAN PUBLIK….apalagi pake PP segala yg ujung2 nya tidak pro kpd Rakyat kecil…Hanya MEMBUNCITKAN PERUT para KORUPTOR.
agus Maret 29th, 2012 10:28 am
saya bukan orang ekonomi, tapi saya pernah ikut seminar tentang manajemen bisnis sekali, kata pembicaranya, keuangan pada akuntansi dan manajemen itu lain, kalau akuntansi itu ongkos produksi 750, jual 1000, keuntungan 250. kalau di manajemen bisnis itu lain, ongkos produksi 750, jual 1000, tapi harga pasaran 1500, maka untung kita 250 tapi kerugian kita 500 karena harusnya bisa dapat untung lebih banyak dengan harga pasar. mungkin itu beda sistem perhitungannya. semoga saya tidak salah, karena seminar itu sudah lama. sama saya ingin tanya,pak, ada yang berkata kalau kita ekspor minyak berdasarkan harga kontrak, sedangkan kalau impor berdasarkan harga pasar? ada juga yang mengatakan pemerintah takut dengan perusahaan minyak dan pertambangan internasional, karena takut digulingkan seperti yang hampir terjadi di equatorial guinea oleh simon mann?
maaf, pak Kwik, kalau pendapat dan pertanyaan saya nyeleneh.
Daraya Maret 29th, 2012 10:32 am
woww saya bangga dgn pak KKG, trimakasih pencerahannya ya pak kwik mudah-mudahan semua rakyat dinegeri ini dapat membaca paparan bapak sehinggan memahami apa sebenarnya yang terjadi dinegeri yang tercinta ini. saya sangat setuju dengan pendapat pak kwik. Menurut saya Negara Indonesia adalah negara Perusahaan yang menguras keuntungan dari rakyatnya sendiri
siu Maret 29th, 2012 10:41 am
trma kasih atas analisanya yg tajam dan super Pak,, Indonesia btuh orang seprti Bapak. Generasi muda pantas untuk mindset yang tepat. Kami btuh pola pikir yang tepat. Bersama menuju Indonesia yang lebih baik. AMIN.
agoes dwi Maret 29th, 2012 10:45 am
berikut km sampaikan bantahan (data itung2an) darr pihak esdm.go.id, mohon diteliti dan dikoreksi bagaimana yg sebenarnya. tks
http://www.esdm.go.id/berita/migas/40-migas/5593-penjelasan-perhitungan-subsidi-bbm-1.html
http://www.esdm.go.id/berita/migas/40-migas/5595-penjelasan-perhitungan-subsidi-bbm-2.html
http://www.esdm.go.id/berita/migas/40-migas/5596-penjelasan-perhitungan-subsidi-bbm-3.html
Noramin Maret 29th, 2012 10:48 am
Apakah 63 milyar liter yg bpk sebutkan itu sudah termasuk BBM yg diseludup ke luar negeri dan dipakai oleh industri?
Seandainya sudah termasuk itu, maka pemerintah berbaik hati mensubsidi para penyeludup dan industri.
Terima kasih Pak Kwik atas pencerahannya.
margareta Maret 29th, 2012 10:55 am
Terimakasih Pak KKG, anda memberikan pencerahan kpd saya. Awalnya, sy setuju saja (walaupun berat) jika bbm akan dinaikkan. Tetapi membaca tulisan Bapak, sy skrg jd tidak setuju, krn emg tdk perlu naik.
Saya berdoa agar Bapak sehat selalu dan panjang umur, agar tetap produktif “mengingatkan” pemerintah yg berkuasa.
Dan saya berdoa agar pemerintah stop membohongi dan memperdaya rakyatnya sendiri. Tegaaa….banget!
yanry P Maret 29th, 2012 10:57 am
Itulah Indonesia Pak, selalu ingin mempertahankan zona nyaman oleh para penerima keuntungan atas penjualan minyak indonesia ke luar negri , seharusnya semua produksi minyak di jual dulu untuk kebutuhan dalam negri dan bila ada sisanya baru dijual ke luar negri.
azwar akbar Maret 29th, 2012 11:02 am
Terimakasih pak Kwik untuk penjabarannya, saya jadi paham betul apa yang disembunyikan pemerintah,,,,
Tidak salah, alm. Gusdur memilih pak Kwik menjadi menteri keuangan.
Noramin Maret 29th, 2012 11:12 am
Pak, saya numpang satu lagi !
Dalam satu talkshow yg ditayangkan oleh salah satu TV swasta, pak wamen sdm mengatakan, dengan kenaikan BBM ini membuat rakyat lebih kreatif dan tdk menggantungkan minyak sebagai satu2nya bahan bakar. Pernyataan ini sangat tidak relevan dengan kondisi saat ini, bukankan itu merupakan perencanaan bijak pemerintah utk beberapa tahun ke depan? dan bukankah ide bagus ini tidak ada hubungannya dengan kenaikan BBM ?
Sepertinya pemerintah capek sendiri menghadapi kritisi dari rakyatnya yg sudah bisa mengakses kepintarannya. Mengalihkan alasan yg belum waktunya.
Yuri Maret 29th, 2012 11:14 am
kelihatan dari raut wajah mereka yg kotor dan hatinya kotor juga spt Menteri ESDM, Wamen ESDM, si Pesek eeeeh salah Pasek yg klo berbicara gayanya so angkuh dan tanpa dosa padahal dituding mentah2 sama nasarudiin minta bagian jatah,.. siapa tidak tau watak daerah kamu hanya tukang peras…. liat tu wajahnya org bersih spt Pak kwik walaupun dah tua tp wajahnya tetap bersinar itu pertanda hatinya juga ikut bersih….ini lagi si Rambut putih (Hatta R) sudah kayak kambing congek ja ngekor mulu padahal dulu paling ngotot… kasian si Amien Raiz mendirikan partai PAN tuuuu
Haryanto Maret 29th, 2012 11:19 am
Pemerintah kelebihan uang tunai Rp. 97,939 trilyun dari penjualan minyak mentah setelah membebankan subsidi, itu hanya dari BBM. belum dari Batu bara, timah, besi baja, tambang emas, dll.
tidak dipungkiri, memang sekarang ini sekolah negeri gratis, pengobatan rakyat miskin gratis, tetapi apa semua rakyat menikmati semua ini dengan berlandaskan KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA ? setau saya, daerah papua tidak merasakan keadilan sosial ini. mereka membeli bensin masih sangat mahal, emas-tembaga mereka diangkut oleh barat+amerika dengan harga yang sangat murah.
sekolah gratis ? buku bayar, pihak sekolah mengakali nya dengan menjual pakaian sekolah, dll. banyak pihak-pihak sekolah yang masih melakukan pungli dibawah tanah.
pengobatan gratis ? kondisi rumah sakit di daerah2 tidak lah di tingkatkan, pelayanan masih buruk, mengurus surat keterangan miskin yang masih sulit ( surat belum selesai di urus, pasien udah mati duluan ).
pemerintahan pusat sampai di daerah diatas 75% masih menerapkan kebijakan yang tidak Pancasila. mungkin salah satu contoh yang baik adalah kota solo dibawah pimpinan pak jokowi. daerah lain ? contoh; Babel yang tragis dengan kapal isap berserakan dimana-mana tetapi fasilitas pendidikan dan kesehatan yang tidak sepadan dengan penghasilan daerah.
pemimpin-pemimpin seperti ini adalah pengkhianat bangsa layaknya PKI yang ingin mengubah dasar negara. 2 kondisi yang sama tujuan tetapi beda cara.
buat all friend; pujian kepada pak kwik terlalu banyak, kita harus mengurangi kebiasaan memuji. tapi kita butuh persatuan seperti tertulis persatuan indonesia pada pancasila. persatuan untuk menentukan arah bangsa ini, persatuan yang telah tertulis pada Pancasila dan UUD
nandoedayak Maret 29th, 2012 11:26 am
Terima kasih buat pak kwek yg telah memperjuangkan rakyat.harapa kami wong cilik kpd pemerintah yg mayoritas dari PD.renungkan dan camkan penderitaan rakyat.trutama dari ikonomi,dan hukum.kpd pemerintahan pak SBY.dgn k bijakan yg d ambil pemerintah dgn menaikan harga BBM.secara langsung dan tdk langsung ini akan membuat kami wong cilik semakin dtk berdaya.dan sekali lg buat pak kwek dan seluruh elemen masyarakat yg telah memperjuangkan wong cilik.smoga slalu d lindungi tuhan yg maha esa.
ade yadi Maret 29th, 2012 11:29 am
terang pak….makasih..izin share yah..
Utham Maret 29th, 2012 11:32 am
Negara kt msh butuh figur spt Bapak, Ekonom HANDAL yg kaya akan INSTING dan analisax yg JITU …tuk lakukan terobosan2 yg FRESH layakx STYLE JUSUF KALLA dulu….” Oh Tuhan rakyat ini merindukan org spt mereka!!!
Adit Maret 29th, 2012 11:38 am
Sebuah tulisan dari mantan menteri negara ini yang cenderung memprovokasi…seharusnya bisa lebih obyektif.
Kenapa ? karena tidak membahas kapasitas produksi kilang-kilang minyak Pertamina…(bukan membela Pertamina lho……)
Perlu diketahui, kebutuhan BBM dalam negeri adalah sebesar 1.600.000 barel per hari, sedangkan kapasitas produksi dari seluruh kilang minyak di Indonesia adalah 900.000 barel per hari. Sehingga yang 700.000 barel per hari Pemerintah harus membeli dengan harga pasaran minyak dunia, yang notabene harganya sudah mencapai U$ 105 per barel.
Sedangkan produksi dalam negeri sendiri masih melibatkan pihak luar Pertamina dengan menggunakan sistem bagi hasil. Terutama untuk kegiatan pengeboran di lepas pantai. Mengapa bisa seperti itu ? Karena Pertamina maupun Pemerintah sendiri tidak memiliki biaya dan teknologi yang mumpuni untuk melakukan pengeboran sendiri. Akibatnya Pertamina maupun Pemerintah tidak bisa menikmati hasil produksi Migas dalam negeri secara utuh.
Sistem bagi hasil tersebut dibuat setelah keluar Undang-undang Migas (lupa nomor dan tahunnya…hehehehehehehehhe) yang ditandangani oleh Presiden Megawati Soekarnoputri. Karena pada saat itu dianggap sebagai sebuah sistem kerja maupun bisnis yang bisa menguntungkan Pertamina maupun Pemerintah. Nah, perjanjian bagi hasil tersebut merupakan perjanjian jangka panjang yang lebih dari 10 tahun.
Bukannya saya menjelek-jelekkan Pak Kwik, tetapi hendaknya bisa lebih obyektif dalam membuat sebuah opini tentang kenaikan BBM, karena pada saat sekarang ini merupakan masa-masa yang sensitif bagi Rakyat Indonesia. Bila ingin membahas, lebih baik secara keseluruhan, jangan sebagian seperti ini.
Semoga bermanfaat.
Tan Azhar Maret 29th, 2012 11:56 am
Kalau begitu kenyataannya pak Kwik… saya cuma mau tanya…. PERTAMINA sebenarnya milik siapa ?.
Rio Sheva Maret 29th, 2012 11:56 am
Setuju dengan hitungan pak kwik ini, kebohongan pemerintah kelihatan banget ternyata subsidi itu tidak pernah ada karena pemerintah menyembunyikan pendapatan dari penjualan BBM ini.
Btw, ada yang punya study ngga tentang berapa persen besar kebocoran APBN akibat korupsi, pengemplang pajak dan penggelapan pajak. Saya pikir hal itu saja yang mestinya dibenahi pemerintah karena itu sesungguhnya beban APBN kita.
Berani ngga pemerintah menagih pengemplang pajak ?
navar0 Maret 29th, 2012 11:56 am
mantabss pak, jadi kita lebih tau bobrok pemerintah, lebih bagus lagi kalau penjelasan ini di publikasikan tidak lewat internet saja, biar semua orang pada tau,
bangsa kita butuh orang seperti pak kwik…agar rakyat lebih sejahtera…salut buat pak kwik…..
Muhammad Qodrie Maret 29th, 2012 12:23 pm
Terima kasih Pak Kwik atas informasinya yang bermanfaat untuk sesama..
ibnu alfri yanto Maret 29th, 2012 12:48 pm
Jelas, Mudah DIPAHAMI dan DIMENGERTI sekali pak (mantap penjelasannya), berarti selama ini rakyat dibodohi abis2an tentang BBM bersubsidi dan BLT yg katanya adalah keunggulan pemerintahan SBY.
Ditunggu artikel lain Pak tentang perhitungan TDL & Telephone yang dari tahun ke tahun naik terus, nga turun2 … dan setiap laporan kerakyat katanya merugi!!!
Sukses & Sehat Selalu Pak! Salam …
MLWD ENGINEER Maret 29th, 2012 12:55 pm
Pak, persediaan minyak mentah/crude oil yg dikandung di perut bumi Indonesia memang sangat banyak, namun tidak bisa dihindari, yang melakukan Eksplorasi dan eksploitasi minyak mentah di Indonesia tidak hanya pertamina saja, ada Chevron, Exxonmobil, Total, CNOOC, dsb.
Dan persediaan minyak yg dimiliki Pertamina tidak mampu memenuhi kebutuhan SELURUH Indonesia, oleh karena itu BP Migas harus “membeli” minyak dari perusahaan2 asing tsb. Wajar kalo Negara harus mengikuti harga minyak Dunia.
dan untuk mengelola crude oil menjadi Bahan bakar siap pakai, perlu proses refinery yg cukup panjang dan 1 barrel crude oil tidak sama dengan 1 barel BBM,
ada sisa sisa crude oil yg harus dibuang dan diolah menjadi material lain, ex: Plastik, Cat, Aspal, dsb.
Jumlah Kapasitas Refinery yg dimiliki Indonesia tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi BBM di Indonesia, jadi Indonesia memang perlu “membeli” minyak dari “luar”. Wajar kalo negara mengikuti harga minyak dunia.
Terima kasih,
Hanya sebuah pendapat dari seorang yg bekerja di dunia perminyakan
Alfon Limbong Maret 29th, 2012 12:56 pm
Pak Kwik yg cerdas,.. seandainya penentuan harga BBM cuma melulu ada pada hitungan matematika, tentunya hitung2an pak Kwik adalah hitung2an yang sangat2 cerdas dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia. Tapi pertanyaan saya, apa dampaknya bagi ekonomi Indonesia oleh dunia internasional jika sekiranya Indonesia tidak mengikuti harga yang ditetapkan oleh NYMEX? Lalu jika karena semata2 Indonesia punya minyak sendiri dan oleh karena itu harusnya bisa mandiri dalam menetapkan harga minyaknya, apakah ini bukannya justru semakin membuka potensi penyelundupan sebesar2nya minya Indonesia ke luar negeri oleh pihak2 yang selalu bermain curang dalam bisnis energi? Kita semua tahu betapa rapuhnya integritas aparat hukum kita, mudah disuap, dan cenderung melulu korup.
Dari sudut pandang saya, pemerintah memang mengorbankan rakyatnya karena ketidakberdayaannya sendiri dalam mengelola energi yang dimiliki oleh bangsa ini. Ketidakmampuan mengurus distribusi minyak, ketidakmampuan mengatasi penyelundupan, ketidakmampuan mengelola jumlah kendaraan yang beroperasi di negara ini, ketidakmampuan membatasi penggunaan energi, ini semualah yang harus ditanggung oleh masyarakat Indonesia, terlebih yang memang ada di garis kemiskinan.
Salam MERDEKA(kah)!
ryan Maret 29th, 2012 12:58 pm
saya sangat setuju dengan pencerahan dari bapak KKG, dan saya harap ada juga penjelasan dari pihak pemerintah ato pertamina agar kita bisa membaca dari 2 arah yang bertolak belakang….
mahasiswa rasional Maret 29th, 2012 13:03 pm
yaah kok analisisnya cuman parsial sih pak..
setau saya sih yang namanya surplus-defisitnya APBN ya bisa diliat kalau semua aspek dalam APBNnya dimasukin, nggak cuman pendapatan migas sama belanja subsidi BBMnya aja..
kalau analisisnya bapak menunjukkan semua angka dalam APBN, yakin deh nanti pasti keliatan kalau emang defisit APBNnya bakal membengkak kalau harga BBM nggak dinaikin.. )
Slonongboy Maret 29th, 2012 13:07 pm
kita masih di jajah oleh asing….
aditya ryan Maret 29th, 2012 13:08 pm
saya setuju dengan kenaiakan bbm jika tiada jalan kluar lagi……
dan hasil knaikan bbm harus di pertanggung jawabkan ……
akan tetapi
saya tidak setuju bila hasil euntungan knaikan bbm d serahkan kepada BLT
saya lebih setuju bila hasil keuntungan bbm di serahkan kepada orang lanjut usia
saya brani berpendapat seperti itu karena
orang yg yang termasuk dalam laporan blt belum tentu mereka giat bekerja
bahkan DPRDpun bisa mndapatkan uang sumbangan tersebut
akan tetapi
saya setuju jika uang keuntungan bbm lbih baik diserahkan kepada orang yg lanjut usia karena mereka sudah tidak layak bekerja lagi (hanya mengandalkan uang pensiunan )
saya yakin bahwa pemerintah indonesia dapat mngambil kputusan yang keputusanya dapat di pertangung jawabkan
ifuda Maret 29th, 2012 13:09 pm
ma’af pak, dimana analisis APBN nya? kok cuma analisi perhitungan migas… darimana kesimpulan ngga jebol kalo ngga ada pembanding dg analisi APBN…
trus negara-negara yang BBM nya murah itu ngolahnya dimana?
bukannya diindo dari hulu sampe hilir mayoritas dikuasai asing…
ma’af sebelumnya , trimakasih.
Azhar Mahmud Maret 29th, 2012 13:13 pm
pak Kwik Kian Gie,
Premium indonesia itu kadar octane nya 88 sedangkan misalnya di malaysia premiumnya sudah 92 yang setara dengan PERTAMAX di indoensia, tentu dengan kadar oktan yang rendah harganya juga wajib murah dan bisa mempercepat keadaan mesin tidak awet, pertanyaan saya adalah adakah list negara2 yang memakai premiumnya dengan kadar 88 selain indoensia? kemudian bila ada negara2 yang memakai premiumnya yang kadar oktan 88 berapa harganya? mungkin mafia migas di indonesia bermain di kadar octane yang rendah dan menjualnya dengan harga dua kali lipat lebih mahal?
salam
Azhar Mahmud
BBM naik? « Ananti's Journey Maret 29th, 2012 13:25 pm
[...] apa? saya sebelumnya membaca artikel resmi dari Pak Wakil Presiden Boediono dan artikel dari Pak Kwik Kian Gie mungkin penjelasan dari sudut pandang yang berbeda, 2 artikel ini saja sudah membuat saya bingung, [...]
Ruth Maret 29th, 2012 14:09 pm
Terima kasih pak Kwik.. wawasan saya semakin terbuka dengan penjelasan bapak. Semoga perjuangan untuk mendapatkan keadilan tidak perlu dilakukan dengan cara yang merusak dan bahkan lebih merugikan masyarakat dan pihak yang tidak bersalah (dalah hal ini).
Andrew T Maret 29th, 2012 14:14 pm
Bagus sekali Pak… Pererintah kita “terpaksa” bohong.
Kita memang sudah di “brainwash”, sampai nalar pun nggak jalan. Kita tanya masalah ini ke anak SMP, mereka akan jawab: kita punya sumber minyak yang cukup besar, kita gali, olah, dan pakai sendiri, kalo kurang baru kita impor. Lugu dan masuk akal, tapi tidak begitu kenyataannya.
Lalu kenapa tidak bisakah kita buat eksplorasi dan kilang refinery sendiri? Apakah bangsa ini terlalu bodoh untuk mencukupi kebutuhannya sendiri. Tentu tidak bukan!
Jawabnya adalah ada oknum yang selalu menekan bangsa ini dari segala aspek, karena jika bangsa ini tumbuh maju, mereka dalam bahaya dan tidak bisa menguasai dunia. Siapakah oknum ini apakah bentuk negara, perusahaan, organisasi, family, atau individu? Entah, yang jelas tekanannya dapat kita rasakan.
Pemerintah kita terlalu lemah, pemimpin kita selalu tunduk dan kepayahan dengan segala bebannya, atau malah sebagian justru menjadi kaki tangan oknum entitas jahat.
Nah Pak Kian Gie, marilah berpikir kenapa bangsa ini bagai macan lumpuh, mengerang kesakitan. Siapakah yang menyakitinya, menembak bius, hingga tidak mampu berdiri tegak.
Semoga Tuhan selalu memberi bimbingan kepada Bapak, amin.
FITRI Maret 29th, 2012 14:18 pm
INVO YG SANGAT BERGUNA, SETIDAKNYA SY TDK BEBURUK SANGKA LAGI SAMA TMN2 MAHASISWA LG YG BERDEMO D DEPAN RMH (KEBETULAN RMH DI DEPAN KANTOR DPR) <<<< MAKASIH INVONYA PA KWIK,, SANGAT SANGAT BERMANFAAT….. IJIN SHARE D WALL FB SY BLH GAK????
SEHARUSNYA UTK JAMAN SKRG, SEORANG EKONOM SPT BAPK YG COCOK MENJADI PEMIMPIN NEGERI INI,,,,
BRAVO KWIK KIAN GIE
CAN-PIRES Maret 29th, 2012 14:29 pm
KENAPE G DARI DULU OM INI BERITA DIPUBLIKASIKAN KE KAMI ORANG JELATA..DENGAN INI KITA BISA MEMBUKA MATA BETAPA KITA SEMAKIN MISKIN DI NEGERI SENDIRI YANG SANGAT KAYA AKIBAT AMBISI DAN KERAKUSAN GOLONGAN TERTENTU…..RAKYAT G BUTUH MULUK2 ASAL TRANSPARANSI DAN JELAS, RAKYAT SUDAH CUKUP.SIAPAPUN PEMIMPIN KITA TETEP AJE KAYA GINI….MEMANG NEGERI INI REPUBLIK BBM…KALO SUDAH BBM NAIK SUDAH HEBAT KATANYA!!!!!!!
peluang usaha 2012 Maret 29th, 2012 14:32 pm
kalo memnang untung, uangnya kemana pak?
Arief Maret 29th, 2012 15:06 pm
Salam Perjuangan Pak Kwik, saya sangat ironis sekali dengan negara ini, MIGAS kita begitu besar.. tp tata cara pengolahanya yang sangat di sayangkan. Pertanyaan saya Kapan Pemimpin kita berani mengambil keputusan Layaknya Mr. Hugo Chavez / Mr. Ahmadinejad, kapankah Program Nasionalisasi di Negara ini bisa terwujud?? sebagai perbandingan Negara seperti Venezuela saja sanggup mengusir Exxon..
ditipu sebeye Maret 29th, 2012 15:12 pm
analisa dan penjelasan pak Kwik sungguh masuk akal dan sangat nasionalis.
Sebagai negara yg kaya SDA dan juga penghasil minyak, sudah saatnya jangan mau dibelenggu oleh USA dan antek – anteknya.
Hal itulah yg sekarang dilakukan oleh China, perhatikan, untuk transaksi keuangan antar negara, China sudah tidak mau lagi
menggunakan mata uang Dollar, tetapi menggunakan mata uangnya sendiri. Hal itu yg sekarang membuat IMF dan sekutunya ketar – ketir.
Kesimpulannya : sebagai bangsa yg besar, janganlah mau didikte bangsa lain.
Apalagi sampai – sampai menjadi pelacur intelektual bagi asing dan rela menggadaikan harga diri bangsanya sendiri.
goendoelp Maret 29th, 2012 15:16 pm
Pak Kwiek yang terhormat,
saya mengerti mengenai hitung-hitungan kalkulator bahwa lebih dari setengah BBM yang kita pakai sebenarnya gratis karena berasal dari perut bumi Indonesia sendiri,
namun pengertian bahwa BBM seharusnya murah adalah naive,
Crude oil production adalah “tactical” reserve yang memang seharusnya dipergunakan untuk ketahanan negara (military, financial reserve dll) bukan untuk membuai masyarakat dengan ilusi bahwa hidup itu murah… bring one indonesia abroad and he will die…
membandingkan dengan kuwait arab dan negara OPEC yang surplus minyak berlebih lebih juga adalah tidak tepat dan cenderung ceroboh, mereka hanya memakai sebagian kecil produksi minyaknya untuk dalam negeri dan jumlahnya sangat tidak signifikan dibanding yang di export oleh mereka, jadi kalaupun mereka meng-gratis-kan minyak dalam negeri, tidak ada hubungannya dengan financial stability maupun military stability suatu negara….
kalau memang minyak mahal, mengapa masyarakat masih memakai minyak?
Indonesia punya banyak sumber energi, geothermal terbesar, angin kencang, matahari melimpah, ombak dan pasang surut tidak pernah berhenti.
PIKIR!!!
caroluz Maret 29th, 2012 15:47 pm
Terima kasih Pak Kwik
Aditya Maret 29th, 2012 16:05 pm
Informasi yang berimbang dan akurat seharusnya seperti yang bapak sampaikan jangan cuman Congor asal mangap kalo bensin gak naik negara bubar ????
iwai Maret 29th, 2012 16:24 pm
suatu tulisan yang sangat mencerahkan pak.. salut..
tapi ada beberapa pertanyaan yang masih bikin saya penasaran :
1. apakah memungkinkan untuk menerapkan harga bbm Rp.566/ltr seperti yang
dijelaskan dengan kondisi cadangan minyak yang sudah sangat terbatas ( sebagai negara net importir)..? karena dari data negara2 yang menerapkan harga seperti itu adalah negara-negara dengan cadangan minyak yang sangat besar dan masih merupakan net exportir..
2. jika kita menerapkan sistem penentuan harga seperti itu pasti ada efek baik itu secara lokal (penyelundupan atau penggunaan bbm secara tidak bijak) maupun global (embargo)… karena hal ini mungkin yang dijadikan alasan pemerintah untuk tidak menerapkan sistem itu.. bagaimana analisa dari segi itu pak?
mohon pencerahaannya lagi pak.. dan terus berkarya…
Nining Maret 29th, 2012 16:25 pm
Sangat berterimaksih sudah berfikir keras untuk Indonesia.
Surya Maret 29th, 2012 16:27 pm
Kelebihan pendapatan pemerintah dari BBM yg tidak kentara tersebut tentu jadi sasaran korupsi yg gurih, bukan begitu Pak Kwik?
Terima kasih pencerahannya
Suhery Maret 29th, 2012 16:27 pm
salut buat bp.Kwik..
Sudah lama saya ingin mencoba untuk mengkakulasikan dampak dari kebijakan ini. Thanks buat Bapak, hitung-hitungan yg cermat.
Hendaknya ini diperhatikan oleh pemerintah tidak hanya berkoar-koar semata., seolah-olah rakyat itu bodoh..
Agung Maret 29th, 2012 16:41 pm
yang saya tidak mengerti, kalau negara masih untung
mengapa pemerintah masih ngotot menaikan harga BBM??????
apa tulisan pak Kwik sudah dipublikasikan ke Media Nasional??
kalau belum mohon dipublikasikan pak.
Toni Santoso Maret 29th, 2012 17:03 pm
Tulisan-tulisan pak Kwik yang mencerdaskan bangsa smg terus mengalir. Jadi dimana itu kelebihan uang? Dipakai untuk apa?
adimasaditya Maret 29th, 2012 17:09 pm
Bagus sekali pak artikelnya. Tp masih banyak yg belum dimasukkan faktor yg lain semisal cadangan minyak kita yg tidak ada apa2nya dibandingkan dgn negara yg menentukan harga BBMnya sendiri, dan bagaimana setelah cadangan minyak kita habis; apakah kita harus tetap pakai minyak atau sumber yg lain ataukah akhirnya mengikuti mekanisme pasar. Ditunggu artikel2 selanjutnya pak. Sehat dan sukses selalu. Salam
wahyu Maret 29th, 2012 17:14 pm
ANDAI BANYAK LAGI FIGUR SEPERTI BAPAK DI NEGERI INI….
rahardian Maret 29th, 2012 17:37 pm
Setuju, setuju dan setuju sekali dengan perhitungan p Kwik.
He is one of the best Indonesian citizens !
anonymous Maret 29th, 2012 17:39 pm
Sy dukung Pak Kwik Kian Gie jadi Presiden 2014
Lindo Maret 29th, 2012 17:41 pm
buat pak kwiek, semoga selalu diberi kesehatan dan slalu memberikan pandangan dan pikirannya demi kemakmurah rakyat Indonesia…. semoga yang duduk di pemerintahan juga bisa memiliki pandangan yang sama seperti pak kwiek….
Uce Prasetyo Maret 29th, 2012 17:52 pm
Buat Bu MEGA, sunguh elok dan baik bila ibu mengingatkan Pak Bambang DH, Pak FX Hadi untuk lebih santun menjadi pejabat dan negarawan. Dipartai mereka adalah bawahan ibu, tapi di pemerintahan mereka adalah bawahan PRESIDEN. Sangat tidak tepat bila bawahan memprotes atasan secara terbuka, kalau kejadian ini tidak disikapi dengan tepat maka kedepanya jangan heran kalau pak Kasun, Kepala Desa, Camat, Kepala Dinas memprotes dan melawan secara terbuka kebijakan Walikota / Bupati tentu ini bukanlah hal yang bagus. Ini demi spirit dan eksistensi NKRI yang selalu ibu koar-koarkan, ingat semboyan ibu dan PDIP bahwa NKRI adalah Harga Mati.
Mohon dipertimbankan, bila semua walikota / Bupati hanya tunduk pada Partainya secara membabi buta dan tidak tunduk pada PRESIDENya bahkan dengan cara tidak santun, ada baiknya negara ini tidak usah disebut NKRI lagi tapi disebut NPRI (Negara Partai Republik Indonesia)
Uce Prasetyo Maret 29th, 2012 17:55 pm
Apakah arti sebesar-besarnya u kemakmuran Rakyat,bila punya penghasilan 225T langsung di habiskan 225T agar BBM murah? UUD juga mewajibkan pemerintah Fakir Miskin,Anak terlantar diplihara negara n bertanggunjawab atas penyediaan fasilitas kesehatan&umum yg layak. Adakah bunyi UUD, BBM harus murah atau gratis? Bgmana kondisi fakir miskin,anak terlantar,fasilitas umum sekarang, sudah cukup baikkah? Kan belum. Kalau belum, berarti dana itu diperlukan untuk menjalankan kewajiban itu. BBM harga dimurahkan hanya di Negara yang melipah ruah BBMnya (Timur Tengah) dan Negara Komunis 30 tahun lalu yaitu di Cina, Uni Soviet, hasilnya Uni Soviet pecah dan hancur, sedangkan CINA walau komunis sudah merubah ideologi eknonominya sejak 25 tahun lalu sehinggga sekarang Maju. CINA yg partainya masih KOMUNIS saja sudah meninggalkan ideologi ekonomi komunisnya, dan apakah P Kwik mau menganjurkan agar RI yang demokratis ini ideologi ekonominya jadi ekonomi KOMUNIS?
Uce Prasetyo Maret 29th, 2012 17:59 pm
Kalau 80% atau 100 % penghasilan yang kita dapat untuk KONSUMTIVE, Pasti terasa NYAMAN & ENAK. Tapi apakah itu bagus buat perekenomian kita ke depannya? Tentu tidak, pasti 3 atau 5 tahun ke depan, akan ketinggalan jauh dengan yang memilih untuk TIDAK NYAMAN & ENAK DULU dengan memilih 80% untuk pengeluaran produktive. Begitu juga perekonomian NEGARA kita kurang lebih seperti itu. Hidup adalah pilihan.
Abu Jundi Maret 29th, 2012 18:03 pm
Saya sangat ingin tau ….
Seandainya Pemerintah Indonesia BERANI seperti negara-negara lain yang menetapkan harga minyak nya sendiri …. apa yang akan bakal terjadi? Apakah lantas Indonesia dikucilkan oleh Penguasa NYMEX dan akan dijarah seperti halnya Irak?
Kalau tidak lantas kenapa Pemerintah sepertinya begitu ketakutan dan merelakan diri menjadi pengikut NYMEX?
Mohon pencerahannya …., Terimakasih Pak Kwik
edo Maret 29th, 2012 18:19 pm
Terima kasih atas penjelasan Bapak. penjelasan yang logis dan masuk akal..
pertanyaan saya, kenapa dulu sewaktu partai Bapak yang memegang kekuasaan & kebetulan juga presidennya menaikkan harga BBM, tidak ada penjelasan seperti ini.
Tyas Maret 29th, 2012 18:43 pm
bagus sekali analisis nya pak kwik kian gie….membuka wawasan dan pemahaman saya selama ini….
hendri Maret 29th, 2012 18:50 pm
SAYA SANGAT SETUJU SEKALI KALAU PAK KWIK LAH PRESIDEN RI SELANJUTNYA. GOD BLESS YOU & GOD BLESS INDONESIA
seara kinazuky Maret 29th, 2012 19:31 pm
Artikel, data dan informasi ini sangat perlu diketahui oleh masyarakat yang mayoritas menebgah kebawah yang selalu di “bodohi” oleh wakil rakyat yang mereka pilih dan percaya agar rakyat memiliki pengetahuan luas dan terbuka.
semangat terus n lanjutkan membuka pikiran rakyat n membela rakyat pak. Gbu n fam
GLEMBOH Maret 29th, 2012 19:54 pm
makasih pak sy tidak berduli karena pemerintah dan elit politak tidak pro kepada rakyat.semua beralasan subsidi bagi kesejahteraan rakyat,subsidi ditarik rakyat sengsara itu hanya alasan krn kenyataannya bbm tidak naik, harga makanan pokok terus naik tidak terkendali,sementara tiap orang butuh makan,tp tidak semua orang butuh bensin.bagi saya pemerintahan mulai dari revormasi sampai sekarang pemerintahaan tidak pro rakyat sama sekali.klu pemerin mau meningkatkan kesejahteraan atur dulu harga pokok klu perlu disubsidi biar murah dan terjangkau bagi rakyat miskindan semua orang ,pendidikan yang layak dan murah,ciptakan lapangan kerjayang berkesinambungan tidak bersihat sementara,bukan blt yang ngajari rakyat jadi mental pengemis,dan tak punya malu.kalau pangan ,kesehatan,pendidikan,lapangan kerja terpenuhi bangsa kita akan lebih maju dan tidak akan ribut lagi soal bbm………ITU PENDAPAT SAYA ORANG RAKYAT KECIL KRN SAYA MERASAKAN SENDIRI
Dedy Maret 29th, 2012 20:21 pm
Waspada pemblokiran Data dan penghilangan Fakta..!!!
Semoga Tuhan senantiasa Melimpahkan Keselamatan,kesehatan dan seluruh Rahmat-NYA kepada Pak Kwik..
Salaam..
setyo Maret 29th, 2012 20:23 pm
saya masih kurang mengerti dengan penjelasan bapak ttg pertamina yg membeli minyak kepada pemerintah, apakah minyak milik pemerintah hasil dari dalam negeri atau hasil pembelian dari luar? jika teman lain tahu jawabannya mohon saya dijelaskan. terima kasih
BBM « Keadaan Tunak Maret 29th, 2012 20:33 pm
[...] ini tanggapan saya, hasil memelototi tulisannya Pak Kwik Kian Gie dan Pak Anggito [...]
robby Maret 29th, 2012 20:34 pm
mantaaapp…pemikirannya memang harus nya bgini.. nah pertanyaannya, seingat saya sewaktu Mega jadi presiden dan pa Kwik jadi salah satu menteri nya…koq BBM pernah naek juga tuh??????…koq naek ya ???seharusnya kan pemikirannya sesuai ama yg dijabarkan sekarang..ga perlu naek…emang ama P Kwik ga di kasih tau tuh ke bu Mega ga perlu naek bbmnya..?
nizami Maret 29th, 2012 20:35 pm
izin share.
Hengky Maret 29th, 2012 21:09 pm
Terima Kasih Pak Kwik atas pencerahannya…
Kalo tidak salah MINYAK MENTAH Indonesia atau diseluruh dunia isinya bukan cuma BBM saja tapi ada produk turunan2 nya mis. Plastik, Olyfen, Poly2 an DLL.
Jadi kemana semua tuih hasilnya??…bukankah harga2 itu juga ikut naik!!
Terimakasih.
hamzahsetya Maret 29th, 2012 21:33 pm
Truskn ide2nya..
tyok Maret 29th, 2012 21:45 pm
BBM NAIK,SBY TURUN merdeka…..
cah gendeng Maret 29th, 2012 21:47 pm
klo orang nomer 1 aja bohong, lalu gmn dengan rakyatnya??/
seharusnya orang nomor satu itu memberi contoh yang baik.
andai pemilu lalu bisa di ulang, saya menyesal
thebes of ler Mrh Maret 29th, 2012 22:18 pm
kok gak ada yg bantah pernyataan Pak Kwik ini ya ??? pengen membaca tulisan yg menyatakan bahwa apa yg di tulis Pak Kwik ini bohong,,,, please,,, help me,,,,!!!!
bejo Maret 29th, 2012 22:18 pm
MUNGKIN ALSAN PEMERINTAH MENAIKKAN BBM SUPAYA LEBIH BANYAK YANG BISA DIKORUPSI LAGI, APALAGI SUDAH DEKAT-DEKATNYA PERHELATAN PEMILU.
Joy Maret 29th, 2012 22:25 pm
Maaf Pak, perhitungan bapak mengandung kesalahan elementer. Perhitungan bapak hanya benar bila minyak mentah bisa dirubah menjadi bensin seluruhnya. Padahal dgn teknologi tercanggih pun refineri hanya menghasilkan 49% bensin. (ini hasil method of decreasing abstration lho pak, komposisi eksak tergantung jenis crude dan teknologi pemrosesan). Kalau faktor ini di masukkan perhitungan bapak akan sangat jauh berbeda. Silahkan bapak masukan faktor efesiensi ini (bapak bisa naikkan sampai 80% kalau mau), hasilnya akan tekor. Jadi mohon maaf pak, apa yang bapak lakukan ini juga sama dengan yang bapak tuduhkan yaitu bohong di siang hari bolong. Saya rasa lebih elegan apabila bapak mendukung pendapat ahli lain spt Angito atau Athoni (seperti yg bapak kutip), daripada mencoba membuat teori dari hasil abstraksi yang -mohon maaf- ngawur. Penyederhanaan memang perlu, tetapi tidak bisa terlalu sederhana. Kalau bapak menyamakan crude dengan product (bensin) ini penyederhanaan yg keterlaluan.
Desi Sommalia Maret 29th, 2012 23:13 pm
Terimakasih Pak pencerahannya. Analisis Bapak sangat bermanfaat. Saya terharu membaca pencerahan, Bapak. Air mata saya sampai menitik ketika membaca tulisan bapak. Tulisan bapak semakin membuka pikiran saya betapa pemerintah tak pernah berpihak pada rakyatnya. Saya berdoa semoga Bapak selalu sehat agar senantiasa memberikan pikirannya kepada bangsa ini, bangsa yang dibohongi oleh pemimpinnya sendiri. Salam Takzim.
tekun Maret 29th, 2012 23:48 pm
mantap bro analisisnya..tajam dan namun mudah di pahami..mending analisis ini di bikin brosur 10-20 juta di sebar keseluruh indonesia biar pada paham apa yang sedang dilakukan pemerintah.
Ari Maret 30th, 2012 01:12 am
P Kwik, masalah nya uang ini kan tidak bisa serta merta dialokasikan utk membayar subsisi BBM – hanya karena sama-sama mengandung kata “minyak”. Pengalokasian uang ini haruslah tetap cermat berdasarkan strategi pembangunan yg menyeluruh. Yang artinya harus ada skala prioritas. Sehingga pertanyaan utama nya adalah manakah yang lebih strategik… membayar subsidi BBM ataukah misalnya untuk membangun infrastruktur, pendidikan, dan jaminan kesehatan.
suroso Maret 30th, 2012 02:33 am
salam pak kwik.
pemerintah kita emang bakat jadi tukang kadal. tapi, alhamdulillah masih ada orang seperti bapak yang menjelaskan duduk perkara BBM dari sudut pandang yang berbeda, dan ini yang lebih masuk akal dari pada akal-akalan tukang kadal.
kalo memang kebijakan tukang kadal ini karena kepentingan luar, mungkinkah rakyat memberikan tuntutan “USIR SELURUH KORPORASI ASING YANG SUKA NGRECOKIN URUSAN DALAM NEGRI”?
Heru Maret 30th, 2012 03:00 am
Mohon maaf sebelumnya.
Saya masih kurang setuju dengan Argumentsi bapak.
Hal yang ingin saya tanyakan.
1. Alasan menganggap pengeluaran pertamina hanya dari Biaya Pembelian Minyak mentah dari Pemerintah dan Pasar Internasional. Bagaimana dengan biaya pengolahan minyak mentah menjadi Bensin(premium) dan biaya-biaya lainnya? Dengan adanya biaya lain ini, tentu saja harga jual bensin tidak akan sama dengan harga beli Minyak Mentah.
2. Alasan Pertamina menjalankan usahanya karena tidak pernah mendapatkan keuntungan karena subsidi dari pemerintah hanya menutupi devisitnya
3. Alasan Pemerintah harus lebih besar memberikan subsidi dalam bentuk Subsidi BBM dari pada subsidi yang lain.
4. Alasan pemerintah tidak menanggapi faktor kenaikan harga minyak dunia dengan menimbang bahwa perusahan pengeboran minyak yang ada di Indonesia juga banyak yang dimiliki Pengusaha Asing.
liliani Maret 30th, 2012 03:38 am
Kalo seandainya UUD 45 diubah Presiden Indonesia tidak hrs org Indonesia asli, saya dukung anda jadi Presiden RI.. ketimbang presiden2 RI yg asli org Indonesia tapi tukang korupsi dan penghianat bgs ini
ade Maret 30th, 2012 05:20 am
luar biasa,, seandainya pemimpin negara ini secerdas dan seteliti bapak.. bukan jendral logistik yg taunya cuma ngurusin senjata sama album musik ga jelas dan merengek2 ke rakyat karna gajinya kurang banyak… smoga Indonesia bisa dipegang oleh orang2 seperti bapak Kwik kian Gie… maju terus pak… Tuhan memberkati
Pur Maret 30th, 2012 07:02 am
Makasih pak Kwik untuk berbagi ilmu. Satu petanyaan, mdh2an sempat diulas nantinya,
Kenapa harga NYMEX yang diadopsi. Apakah itu disebabkan krn Indonesia mengimpor DAN sekaligus mengekspor minya, shg harus memakai harga pasar dunia. Apakah tidak bisa melakukan pembedaan (diskriminasi) harga untuk minyak produksi sendiri dan minyak impor?
Terima kasih banyak Pak.
sonei Maret 30th, 2012 07:49 am
2 jempol buat anda pak’…..say mendukung and
xxx Maret 30th, 2012 07:58 am
whahahaha, Yang di approve cuma yang mendukung aja.. ternyata ini cuma manuver politik aja rupanya, sungguh sesuatu hal yang melukai intelektualitas pak kwik. ya udah semoga sukses karir politiknya pak kwik
bobi Maret 30th, 2012 08:25 am
BANTAHAN TULISAN PAK KWIK baca disini http://sunarsip.com/index.php?option=com_content&view=article&id=151:kontroversi-harga-bbm&catid=39:fiskal-dan-apbn&Itemid=131
ijul Maret 30th, 2012 09:03 am
coba pak kwik bandingkan dari negara2 yg bapak sebut harganya di atas, berapa cadangan minyak mentah mereka. Kita bukan lagi ekportir minyak karena utk memenuhi kebutuhan kita masih impor karena cadangan minyak kita yg sudah minim. Utk biaya lifting sampai produksi, tidaklah semurah yg bapak tulis. Bapak boleh kroscek ke para engineer di bagian pengilangan minyak kita. Bahkan shell pun tidak mampu memproduksi BBM dari minyak mentah dengan biaya sekecil yg bapak sebut. Dan satu lagi kesalahan bapak yg menurut saya paling fatal, yaitu bapak berasumsi bahwa 1 barrel minyak mentah bisa menjadi 1 barrel BBM. Bapak pernah lihat minyak mentah yg hitam kelam dan mengandung banyak kotoran, tanah dan juga lumpur. Prosesnya adalah pemurnian dengan memisahkan komponen2 yg bisa menjadi BBM dari minyak kotor ini dan tentunya akan dihasilkan sedikit BBM dan banyak kotoran. Dan bapak juga tidak mencantumkan berapa biaya pengolahan kotoran yg dihasilkan dari tiap barrel. Trus kalau bapak bilang pemerintah untung, kenapa bapak tidak paparkan juga mengenai besarnya pemasukan dan pengeluaran pemerintah di APBN sehingga kita bisa lihat untung tersebut? Atau bapak menganggap untung tersebut tidak masuk APBN dan hilang begitu saja? Kalau iya, tinggal tunjuk saja siapa saja yg kebagian. Saya rasa tulisan bapak sangatlah mentah untuk seorang profesor tapi sangat manis menjual utk seorang politisi kalau tidak saya katakan sebagai provokator karena sudah menuduh pemerintah sehingga banyak orang percaya tulisan bapak padahal banyak faktor yg tidak bapak lihat utk membuat kesimpulan bahwa pemerintah sudah dzolim. Saya tidak pendukung SBY tp saya cinta indonesia yg damai, tanpa demo yg disulut oleh info2 menyesatkan oleh politisi yg cari kesempatan.
Abie Gestu Maret 30th, 2012 09:10 am
wah,ini namanya pembodohan besar-besaran..
teman2 mahasiswa pada sikut-sikutan dgn aparat,pemerintah angkat2 kaki sambil tertawa…
moel Maret 30th, 2012 09:19 am
terimakasih pak kwik, memang benar bahwa sungguh ironis di negara yang memiliki banyak minyak mentah dalam perut buminya akan tetapi justru beralasan bahwa jika tidak menaikkan harga akan membuat APBN jebol? sungguh tidak rasional!
hal yg mencengangkan, terjadi pelecehan UUD serta putusan MK melalui PP!
ree nakasmara Maret 30th, 2012 09:45 am
Pak Kwik, Paparan analisisnya dengan menggunakan bahasa sederhana, sangat kami mengerti dan sangat jelas !
semoga ilmuan-ilmuan lain bisa mencontoh bapak dalam hal “menggunakan bahasa”. Terima kasih.
Semoga bapak tetap sehat.
lissa wulan sari Maret 30th, 2012 09:46 am
-harga minyak di negara2 yagn bapak maksud diatas setau saya negara2 ‘kaya minyak’, sedangkan Indonesia sendiri negara penghasil minyak, bukan ‘kaya minyak’, kadang politisi2 oposan juga sering mem-brain wash rakyat bahwa kita kaya minyak, sedangkan cadangan minyak klo tidak salah 20 besar dunia, kalah jauh dengan negara2 di list yg bapak cantumkan diatas.
-saya mau bertanya, apakah alasan bapak menaikkan BBM di masa pemerintahan Megawati?, apakah berbeda dengan keadaan sekarang?
Willy Juanggo Maret 30th, 2012 10:05 am
Terima Kasih atas pencerahannya, Pak.
Semoga semakin banyak Rakyat Indonesia yang semakin tahu tentang hal ini…
Sukses untuk Pak Kwik Kian Gie
Idha Amansyah Maret 30th, 2012 10:09 am
Trm ksh Pak Kwik…pemaparan yg sangat detail yg tentunya berdasarkan rincian data yg validitas dan realibilitasx tdk perlu diragukan karena disajikan oleh seorg Begawan Ekonomi terkemuka Indonesia yg jg mantan Menko Ekuin. Link ini sdh saya share di account FB saya, agar semua yg membaca bs mengetahui dgn jelas dan tdk lg ‘diperbodoh’ dgn alasan2 pemerintah yg memang slm ini tdk prn transparan bahkan cenderung menyembunyikan data yg terkait dgn APBN dgn tujuan yg tdk berorientasi pd kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia. Sekali lg terima kasih pd Bpk Kwik Kian Gie….Sukses utk Bpk….
Bram's Maret 30th, 2012 10:19 am
Kiprah Anas di kancah politik dimulai di organisasi gerakan mahasiswa. Ia bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) hingga menjadi Ketua Umum Pengurus Besar HMI pada kongres yang diadakan di Yogyakarta pada 1997.
Dalam perannya sebagai ketua organisasi mahasiswa terbesar itulah Anas berada di tengah pusaran perubahan politik pada Reformasi 1998. Pada era itu pula ia menjadi anggota Tim Revisi Undang-Undang Politik, atau Tim Tujuh, yang menjadi salah satu tuntutan Reformasi
(http://id.wikipedia.org/wiki/Anas_urbaningrum)
Tapi liatlah kiprah Anas sekarang ????
Semoga teman2 mahasiswa yg sekarang lagi demo setelah 14 thn kemudian ketika dekat dgn penguasa TETAP KOMIT BERPIHAK KEPADA RAKYAT bukan ke penguasa.
malikcalm Maret 30th, 2012 10:20 am
sungguh…pemerintah kita sudah menjadi boneka badut yang lucu untuk pemegang kendalinya.. btw,infokan donk tentang ekonom amerika brailit simpson.
Malembana Kwik Maret 30th, 2012 10:33 am
1.Penyelenggara Negara 2010_2014,,sudah jelas BOHONG.
2.Tanah Bumi kami berpijak punya SERTIPIKAT Hak Milik juga hak penyelenggara negara utk menggali minyak/gas bumi tetapi hasilnya menyengsarakan rakyat .
3.Siapa oknum/dalang yg merencanakan ini(oknum penyelenggara Negara NKRI).
4.Berlindung di baju PNS,,,,hati kamu sangat Biadab !
5.Wahai pemerintah ! Hasil penjualan minyak menta dan Pajak PPh dan PPn kau telan ,Subsidi kau suruh kami bayar,,,,,ihh ngerinya
Septi Nugrohoningsih Maret 30th, 2012 10:35 am
wow,,,,,,,mantab,,analisis nya
Malembana Kwik Maret 30th, 2012 10:39 am
Salam buat,,,,
Pak KK Gie,,,,,
Sehat walafiat ja bang
Hormat saya’
Anak Pejuang
Malembana kwik
kwartono rachmadi Maret 30th, 2012 10:42 am
Kalau pemerintah berbohong, apa penyebabnya? Kalau rakyat juga berbohong, apa yang mendorongnya? Kalau guru berbohong demi nama baik sekolah, apa motivasi mereka? Kalau murid berbohong demi nilai dan jenjang sekolah yang baik, apa latar belakangnya? Kalau penegak hukum berbohong, apa tujuan mereka? Kalau pengelola perusahaan berbohong, apa yang sebenarnya mereka cari?
Itulah kondisi negara kita saat ini. Terlepas benar tidaknya perhitungan Bapak, ada masalah yang besar di negara ini, yaitu, perilaku keserakahan. Saya yakin, semua kebohongan yang dilakukan dalam pertanyaan di atas, motivasinya adalah hidup nyaman tanpa berusaha. Celakanya, hidup nyaman itu mereka definisikan sebagai “memiliki kekayaan materi”. Karena hidup nyaman itu berarti memiliki kekayaan materi, maka kebohongan bisa dilakukan untuk meraihnya. Akan sangat berbeda, ketika kita mendefinsikan hidup nyaman sebagai “kepuasan hidup sebagai manusia yang harus menjaga amanah dari Sang Pencipta”. Tak ada jenis kebohongan untuk meraihnya.
Kebohongan demi kebohongan diajarkan kepada siapa saja, termasuk anak-anak kecil. Membohongi diri sendiri, membohongi peraturan [membuat argumentasi yang meyakinkan bahwa sebuah pelanggaran sebagai suatu kebenaran]. Bila ini berlanjut terus, kita hanya menunggu waktu runtuhnya negara ini….
antiBBM Maret 30th, 2012 10:44 am
sewaktu bapak jadi menteri, BBM harganya berapa pak?
Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2004 yang tandatangan siapa ya, Pak ?
Kiki Maret 30th, 2012 10:49 am
Memang susah kalau mau adu logic sama bapak Kwik.
Tapi pak kalau harga minyak murah pengembangan lain sebagai ganti minyak nggak tumbuh 2x tuh, ini negara terlena terus.
wilmar Maret 30th, 2012 10:51 am
Analisis perhitungannya OK, tapi yang melakukan pelanggaran terhadap UUD kan bukan Pemerintah yang ini, karena baik UU 22 th 2001 maupun PP 36 th. 2004 dikeluarkan oleh Megawati. Pak Kwik sendiri Kepala Bappenas saat itu. Kenapa bisa begini??
YL Maret 30th, 2012 11:11 am
saya masih kurang mengerti di suatu bagian.
1. apa bener biaya pengeboran minyak cuma $10/barrel? setahu saya pemerintah mengandalkan perusahaan asing utk mengebor minyak, artinya perusahaan asing itu kan ambil untung juga.
2. dengan adanya perusaahaan swasta seperti shell pemerintah tidak bisa serta merta menjual minyak mentah dgn harga 10$/barrel dan mengontrol harga jual shell, dalam praktek mungkin sulit.
3. menurut saya pemerintah tetap perlu menjual minyak mentah dgn harga pasar, keuntungannya dibalikkin lagi utk kesejahteraan rakyat. ini juga mencegah penyelundupan minyak ke laut lepas.
4. harga minyak murah tidak dinikmati org kaya/pengusaha tapi di sisi lain ujungnya biaya produksi dan transportasi dibebankan ke rakyat juga.
5. jadi lebih baik mana? harga pasar atau harga terkontrol(dgn catatan proses produksi dari hulu ke hilir harus bener dan cuma dilakukan oleh pertamina, beresin dulu pertamina jadi perusahaan kelas dunia).
Anton Silitonga Maret 30th, 2012 11:12 am
pemikiran jernih seorang kwik kian gie — sebagaimana paparan ilmiahnya tentang gonjang-ganjing BBM di atas yg dijelaskan secara gamblang — telah mencerahkan mindset kita. Kwik telah menunjukkan kepakaran, idealisme, dan kejernihan seorang anak bangsa. Di tengah keprihatinan bangsa mencari sosok yg memiliki idealisme, kwik tetap hadir dan keukeuh menyuarakan keadilan kebenaran melalui tulisan2 cerdas-nya. namun, yg mengherankan, tidak ada tempat buat figur sekaliber kwik di republik yang kita cintai. kalau sudah begini, apa yg mau kita harapkan dari eksistensi kita bernegara, berbudaya dan bermasayarakat? mau dibawa ke mana republik ini? hadoh….
chimai Maret 30th, 2012 11:12 am
jujur saya sempat hampir di brainwash kalo membaca/mendengar apa yang dikatakan elit pemerintah saat ini mengenai kenaikan harga bbm…tapi untungnya artikel ini mencerahkan dan membuka mata saya serta semakin memperjelas bobroknya para elit bangsa (terutama yang mendukung kenaikan harga bbm)…
terima kasih bapak kwik kian gie…
Handy Chan Maret 30th, 2012 11:13 am
Pemikiran bapak Kwik dengan analisis yang memasukkan angka2 dan perhitungan yang saya orang awam kurang mengerti, tapi kalau boleh saya tarik kesimpulan dari tulisan yang panjang lebar tentang kontroversi BBM ini, menurut saya bapak Kwik bukannya tidak setuju BBM naik tetapi lebih dari itu pemerintah sedikit sekali punya bukti konkrit untuk menyejahterahkan rakyatnya.
Kalau saya meminjam istilah hukum “pembuktian terbalik” maka untuk kontroversi BBM ini saya ingin memakai istilah “penyejahteraan terbalik”
Maksudnya apa? dalam kontroversi BBM ini pemerintah sibuk membela diri kalau kenaikan BBM ini untuk memperbaiki infrastruktur agar bisa menyejahterahkan rakyatnya, tetapi rakyat sudah bosan dengan “slogan lagu lama” ini yang kecil sekali persentasenya hingga terlaksana.
Bagaimana kalau dibalik saja agar pemerintah membangun dulu infrastrukturnya agar rakyat hidup sejahterah sehingga bila ada kenaikan BBM hingga sama dengan harga minyak dunia, rakyatpun tidak akan sibuk protes karena mereka telah sanggup membeli dengan harga segitu.
Sedikit saja pemikiran dari saya yang awam ini, sekali orang sudah melanggar janji maka agar bisa dipercaya kembali dia harus berjuang membuktikan dirinya dulu sebelum bisa meraih kepercayaan lagi, bukankah itu yang hendak dilakukan pemerintah?
Kebohongan Besar Pemerintah Mengenai BBM | perspolinema Maret 30th, 2012 11:32 am
[...] sumber : Kontroversi Kenaikan Harga BBM « Forum Kwik Kian Gie – Mari Kita Berdiskusi [...]
Ibrahim Maret 30th, 2012 11:36 am
pertanyaan saya kenapa baru sekarang disaat bapak sudah tidak menjabat baru memberikan perhitungan ini..,
Kemana saja waktu bapak masih menjabat menjadi menteri..?
Kedua kenapa waktu era pemerintahn Ibu Megawati dan ada bapak di dalamnya Bensin kita juga naik..?
RISNI Maret 30th, 2012 11:43 am
LUAR BIASA PEMAPARANNYA,,,TRIMS OM KWIK KIAN GIE,,,PANJANG UMUR, SEHAT N SUKSES SELALU.
icha Maret 30th, 2012 11:51 am
ijin share ya pak kwik kian gie..biar orang2 pada tau kalau sebenarNYA TIDAK PERLU ADANYA KENAIKAN BBM
Hasstriansyah Maret 30th, 2012 11:54 am
Negeri yang telah tergadaikan pada kekuatan Asing sulit untuk bisa melepaskan diri. Pola pengelolaan sumber daya alam Indonesia sudah salah sejak awal. Pemerintah hanya berlaku sebagai makelar tanah. Tidak mau mengeluarkan modal untuk mengelola SDA sendiri akhirnya dibodohi. Ditipu lewat cost recovery yg digelembungkan, laporan keuangan palsu, audit independen fiktif dan pengemplangan pajak, suap ke sekelompok
Penguasa pengambil kebijkan. Salah siapa? Salah pemerintah ORBA hingga pemerintah sekarang termasuk Bu Mega yang sangat disayangkan tidak bisa bersikap tegas seperti Bung Karno.
Pemerintah seharusnya bisa berani mengambil tindakan tegas merebut kembali kuasa pengelolaan SDA kembali ketangan bangsa sendiri.. Hanya dengan begitu otoritas penuh dapat dimiliki bangsa ini, hanya dengan begitu bangsa kita bisa Mandiri, hanya dengan begitu kita menjadi Tuan di Tanah sendiri
mangkunegara Maret 30th, 2012 12:09 pm
Makes sense calculation from Mr.Kwik Kian Gie!
Saya melihat pendekatan perhitungan harga BBM dari Pak Kwik bagus dan tampak benar. Kenapa saya tampak tidak begitu percaya?Karena pekerjaan saya menuntut skepticism.
Katakanlah perhitungan Pak Kwik benar adanya. Tapi saya memiliki pertanyaan dari sisi ekonomi makro (terkait saya tidak begitu expert di makro dan saya rasa Pak Kwik lebih expert di bidang tersebut). Jika pendapatan nasional dirumuskan dengan :
Y = C+G+I+Export-Import
Apakah kenaikan BBM ini tidak akan meningkatkan C (konsumsi masyarakat) yang berarti juga akan meningkatkan pendapatan nasional yang berarti juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi (tentunya setelah dikurangi inflasi yang naik juga). Teori di atas pernah terbukti menggerakkan perekonomian Indonesia pada saat krisis ekonomi 1998. Apakah dengan kenaikan BBM ini pemerintah sebenarnya hanya mengejar pertumbuhan ekonomi Indonesia?
Terlepas dari pertanyaan saya ini, saya adalah penggemar Pak Kwik yang mau berontak dari pemerintahan Megawati yang tidak masuk akal dari kebijakan ekonominya saat itu dan saya juga tidak pro kenaikan BBM.
Terima kasih Pak Kwik.
coba-coba Maret 30th, 2012 12:18 pm
Apa penjualan pemerintah ke pertamina sebesar Rp. 224,5691tr itu murni keuntungan dan tidak ada biaya-biaya yang ditanggung oleh pemerintah ?
Kalo ini masih pendpatan kotor, bukan profit, tidak bisa gunakan angka tsb.
Dina A.H Maret 30th, 2012 12:22 pm
jelas dan mudah untuk dicerna….terimakasih pak kwik sudah berbagi..
Ari Maret 30th, 2012 12:24 pm
P Kwik, memang betul dengan menjual minyak mentah kita mendapatkan pendapatan sebesar Rp. 224,569 trilyun. Masalah nya uang ini kan tidak bisa serta merta dialokasikan utk membayar subsisi BBM – hanya karena sama-sama mengandung kata “minyak”. Pengalokasian uang ini haruslah tetap cermat berdasarkan strategi pembangunan yg menyeluruh. Yang artinya harus ada skala prioritas. Sehingga pertanyaan utama nya adalah manakah yang lebih strategik… membayar subsidi BBM ataukah misalnya untuk membangun infrastruktur, pendidikan, dan jaminan kesehatan.
Awan Tri Hananto Maret 30th, 2012 12:26 pm
Pak Kwik hebat, saya kagum dengan bapak. Terimakasih atas pencerahannya. Semoga diberi kesehatan dan semangat yang tinggi untuk memberi pencerahan kepada bangsa ini….
ginting Maret 30th, 2012 12:29 pm
apakah solar untuk industri juga termasuk dalam perhitungan konsumsi BBM itu pak? kan harganya ga 4500 juga??
Diana Maret 30th, 2012 13:13 pm
Terima kasih pak atas paparannya… memang benar yang bapak sampaikan. Pemerintah memang telah melanggar UUD 45. Pasal 33 ayat 3 UUD 45 juga menyebutkan Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesarbesar kemakmuran rakyat. Jadi seharusnya, Pemerintah dapat mengelola sendiri minyak bumi untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat dan tidak “menyerahkannya” ke pihak asing.
Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2004 memang akal-akalan pemerintah, karena sesuatu yang telah diputuskan oleh MK seharusnya sudah FINAL, jadi tidak bisa dibuat aturan yang sama dengan aturan yang telah dibatalkan MK, baik itu dalam bentuk undang-undang apalagi peraturan dibawahnya.
Pemerintah betul-betul salah urus negara ini, makanya rakyat yang sengsara.
Semoga di masa mendatang, ada pemimpin yang bisa pro rakyat seperti bapak.
Sukses & Sehat Selalu Pak! Salam …
-Diana-
alberts anderson Maret 30th, 2012 13:14 pm
kalo menurut saya, harga bensin yg murah di berbagai negara tsb diatas (yang tercantum dalam tulisan pak kwik kian gie), adalah karena mereka sbg eksporter minyak (produksi minyak>konsumsi minyak), sehingga meskipun dijual murah sekalipun atau dibagikan cuma2, tetap akan mendapatkan keuntungan… tapi, tidak demikian untuk negara importer minyak seperti indonesia (produksi minyak<konsumsi minyak), kebanyakan negara importer minyak menjual minyaknya dengan harga yang lebih mahal dibandingkan harga BBM di indonesia…
tentu saja, sebenarnya pemerintah masih tetap mendapatkan keuntungan (meskipun dengan statusnya yang telah berubah menjadi importer minyak), tetapi keuntungan tsb diperuntukkan untuk mensubsidi pertamina (agar tetap dapat mempertahankan dan meningkatkan jumlah produksi minyaknya yang semakin menurun dgn usia sumur minyak yg semakin menua, serta diperlukan untuk meningkatkan profesionalisme & daya saing pertamina terhadap National Oil Company (NOC) maupun International Oil Company (IOC) dari negara lain), selain itu keuntungan penjualan BBM tsb diperlukan juga untuk pembiayaan APBN Negara (yang terkadang sebagian uang tsb masih sering dikorupsi oleh para koruptor yg bejat tsb)…
sebenarnya meski harga minyak luar tetap naik, pemerintah sebenarnya bisa juga tidak menaikkan harga BBM (dengan cara penghematan biaya APBN, yang artinya pembiayaan utk infrastructure & fasilitas untuk rakyat dikurangi/diminimalkan)…
sampai disini, pendapat pak kwik kian gie adalah "benar"….
tapi kalau coba dipikirkan sebenarnya yang paling menikmati dari harga minyak yang murah adalah orang2 kaya pemilik kendaraan bermotor yang seringkali boros BBM (yang membuat konsumsi minyak kita meningkat, sehingga akhirnya kita tak lagi menjadi eksporter minyak, tapi importir minyak), sehingga mereka yang sudah kaya menjadi semakin kaya, karena bisa menikmati harga BBM yang murah, padahal sebenarnya mereka mampu untuk membayar lebih mahal… sementara orang miskin sendiri kurang begitu menikmati harga BBM murah tsb, karena utk beli kendaraan bermotor saja susah, jadi pemakaian BBM oleh orang miskin juga tidak banyak jumlahnya, serta fasilitas untuk orang "miskin" terbatas (karena kurangnya dana)…
Sampai kapan "kita ingin melihat orang kaya tambah kaya karena menikmati BBM murah dan orang miskin tetap miskin, karena pemerintahnya kekurangan dana utk membantu mereka???
nah, ide kenaikan BBM itu sendiri sebenarnya untuk mendapatkan "dana tambahan" untuk memberikan fasilitas yang lebih, memperbaiki infrastructure, dan menyalurkan dana bantuan kepada rakyat miskin (yang lebih tepat sasaran, dibandingkan memberikan "subsidi" kepada orang2 kaya tsb, sementara rakyat miskin kurang menikmati fasilitas2 yg lebih baik)…
memang, pada awalnya akan ada "efek" adanya inflasi harga2 kebutuhan pokok karena efek kenaikan BBM yang harus ditanggung seluruh rakyat baik si miskin dan si kaya untuk sementara waktu, sampai mereka bisa menyesuiakan dgn kondisi yang ada (jadi, ngga perlu cengeng deh)… tapi, tentunya justru akan ada "dana" untuk membantu si miskin + memperbaiki fasilitas, dsb-nya (daripada memberikan dana itu kepada orang2 kaya yang "manja" itu)…
tapi, dengan catatan, dengan kenaikan harga BBM, "dana Tambahan" yg didapatkan oleh pemerintah tsb, benar2 disalurkan kepada orang yang berhak dan tidak dikorupsi oleh para koruptor yang bejat tsb…
Dalam hal ini pemerintah menggunakan istilah "subsidi" (yang tentu saja ekonom seperti pak kwik kian gie tidak setuju dengan istilah tsb), karena tentu saja rakyat akan lebih mudah menerima istilah "subsidi:, dibandingkan menjelaskan panjang lebar kepada rakyat (yang kebanyakan tidak "melek" secara finansial), mengenai berbagai rencana untuk menyalurkan dana yg diperoleh pemerintah dari kenaikan harga BBM untuk membangan ekonomi negeri ini menjadi lebih baik…
Jadi, Saya tidak berkeberatan kalau BBM dinaikkan, "asalkan", dana yang diperoleh pemerintah karena kenaikan BBM tsb dipergunakan untuk disalurkan kepada rakyat miskin yang lebih berhak, meski pada awalnya harus perlu bersakit2 terlebih dahulu untuk memulihkan keadaan finansial dan berharap bahwa harapan melihat indonesia yang kuat secara finansial dapat segera terwujud kemudian"…
Thanks, maaf jika ada salah kata atau perbedaan pendapat, CMIIW….
"Sebuah opini pribadi dari seorang rakyat indonesia, -yang bahkan berstatus "unemployee" (tak berpenghasilan), dan sedang bingung mencari uang untuk hidup, tapi tidak mau cengeng oleh keadaan, tidak mau mengemis untuk minta agar di-subsidi, dan tetap ingin berusaha untuk menjadi orang yang kuat, tidak cengeng, berdikari secara finansial, dan ingin melihat ekonomi indonesia yang lebih baik di masa depan dengan rakyatnya yang bermental "kuat, berdikari secara finansial"…
Kalingga Maret 30th, 2012 13:16 pm
Untuk menambah pertimbangan supaya lebih matang, silahkan baca tulisan ini
http://equshay.wordpress.com/2012/03/27/setuju-dengan-pengurangan-subsidi-bbm/
aulia komunitasbloggerhss Maret 30th, 2012 13:18 pm
itu menurut hitungan anda, tapi hitungan yang lain berbeda,
postengan anda
Venezuela : Rp. 585/liter
Turkmenistan : Rp. 936/liter
Nigeria : Rp. 1.170/liter
Iran : Rp. 1.287/liter
Arab Saudi : Rp. 1.404/liter
Lybia : Rp. 1.636/liter
Kuwait : Rp. 2.457/liter
Quatar : Rp. 2.575/liter
Bahrain : Rp. 3.159/liter
Uni Emirat Arab : Rp. 4.300/liter
harga BBM di asia tenggra mana pak,,, ???
di asia tenggara, saja sudah 17rb perlitar thailan udah 11rbuan,, bagaimana Indonesia. cuma malaysia saja yg murah, setiap negara berbeda sejarah dan harga mata uang, maupun prikonomian, tapi saya seorang pengamat, saya salut dengan Bapak. Hitungan bapak luar biasa
anggi s Maret 30th, 2012 13:20 pm
penjelasan yang mantap dati pak kwik kian gie
kalo bisa langsung saat rapat paripurna dibahas pak
karena selama ini di tvone, metrotv perbandingan harga bensin/liter cuman dari cina, singapur, malaysia yg mahal2, ya itu karena di perut bumi negara mereka gak ada minyak, sedangkan yang ada ya harganya bisa ditekan!
bravo pak kwik kian gie! mantap!!
Niki Maret 30th, 2012 13:22 pm
Bapak adalah salah satu “Alat Kebenaran” yang masih tersisa di tengah mayoritas pemimpin bangsa2 yg sudah menyimpang, bahkan sangat jauh menyimpang.
Terus perjuangkan Kebenaran itu, Pak.
ingat juga: You are not alone. banyak juga yg masih mau memperjuangkan Kebenaran itu , no matter what !
“Even if you are a minority of one, the truth is the truth.”
– Mahatma Ghandi
Petrus Phang Maret 30th, 2012 13:29 pm
Hebat banget paparan bapak di atas.. sangat Luar Biasa, Kepedulian bapak buat bangsa ini.. TERIMA KASIH SEKALI buat Pak Kwik.. Semoga Bapak selalu di berkati oleh Allah. Walaupun bapak seorang warga keturunan Tionghua. Tapi kepedulian Bapak menjadi inspirasi buat kami. Bangga sekali masih ada Tokoh Masyarakat spt bapak. BRAVO.. Bapak lebih pantas di sebut seorang “Negarawan”.
jimmy Maret 30th, 2012 13:29 pm
mantap pa kwik, diantara masyarakat indonesia masih ada orang seperti anda, yg berani memaparkan pendapatnya utk melakukan cross cek terhadap kebijakan pemerintah agar dapat mengetahui apakah keputusan pemerintah itu memang sudah benar atau masih harus diperbaiki. utk memutuskan kenaikan BBM memang harus memperhatikan & mempertimbangkan segala aspek misalnya berapakah biaya produksi BBM yg berasal dari negeri sendiri agar tidak ada anggapan bahwa kita full mengimpor minyak dari negara lain sehingga harga yg digunakan adalah harga internasional. selain itu pemerintah juga harus langsung turun ke lapangan utk memastikan bahwa kenaikan harga BBM tidak akan menyengsarakan rakyat kecil, karena walaupun ada bantuan yg klo tidak salah 150rb selama 9 bulan tp pengeluaran mereka perbulan akan naik melebihi 150rb /bln dan kenaikan itu tidak berlaku hanya 9 bulan tp akan seterusnya..mudah2an masukan dari pa kwik dpt mencerahkan pola pikir pemerintah. terima kasih atas pencerahannya utk rakyat banyak pa kwik.
sam-oyag Maret 30th, 2012 13:33 pm
terlalu banyak ide konyol pemerintah yg harus dibayar oleh rakyat,,,,,,!!!
scratchz Maret 30th, 2012 13:46 pm
penjabaran yang cukup detail dan bermanfaat. smoga pemerintah kita lebih bisa memikirkan kembali nasib rakyatnya.. terima kasih atas pencerahannya
Dion Maret 30th, 2012 13:58 pm
Mungkin benar perhitunganya demikian, saya bilang mungkin karena saya sama sekali tidak tahu apakah memang demikian adanya atau hanya asumsi pak Kwik. Kalau memang benar pemerintah kelebihan 97 T tidak serta merta bisa dikatakan bahwa APBN jebol adalah sebuah kebohongan. Saya hanya berusaha netral anggap saja seperti hal keluarga perolehan pemerintah dari migas itu hanya salah satu pendapatan yang diakumulasi bersama pendapatan lain nah celakanya pendapatan dari migas ini tidak digunakan untuk menutupi kerugian pertamina tetapi habis untuk membayar gaji pns dan dikorupsi nah menaikan harga BBM itu agar pemerintah mendapat tambahan dana untuk menutup defisit bayar gaji PNS dan nambah jumlah yang dikorupsi.
boy212 Maret 30th, 2012 14:11 pm
Seorang seperti Bp.Kwik Kian Gie lah yg sebenarnya pantas untuk memimpin negeri ini.
maju terus Pak perjuangan belum berakhir…
GbU…..
dicky jalinus Maret 30th, 2012 14:22 pm
Penjelasan yang sangat mantap sekali, sepertinya pemerintah sudah banyak berbohong kepada rakyatnya sendiri dan menyengsarakan rakyatnya sendiri. Sungguh aneh jika pemerintah selalu beranggapan bahwa dipilih rakyat dan membela rakyat tetapi kenyataannya malah menjerumuskan rakyatnya…..
Tolak Kenaikkan Harga BBM Sekarang juga!!!!!
neilhoja Maret 30th, 2012 14:23 pm
begitulah kalau bikin anggaran ditekan kepentingan luar. kebijakan anggaran memaksa pemerintah harus mengurangi pos-pos sosial untuk bayar hutang dan mengurangi beban pos sosial.
untuk economic growth lah, grade investment, rating kredit, dst.. makan tuh ekonomi makro. sayangnya, yang paling menderita adalah rakyatnya. sementara mereka, ga bakal terpengaruh..
ibnu Maret 30th, 2012 14:44 pm
Ternyata emank bener yang da di pikiran, wlopun belum sejeli analisa bapak thanks..saya harap kita berdoa buat sahabat2 mahasiswa dan buruh serta yang lain yang sedang aksi..terutama dari konami yang dengan rela mengorbankan ego dan dirinya untuk berontak dan melawan rezim..
agung Maret 30th, 2012 15:07 pm
Terima kasih pak kwin atas pencerahannya. Berarti selama ini kita dibohongi pemerintah. Saya doakan pemilu 2014 demokrat kalah total. Nyesel rakyat milih partai baru ini, bisanya cuma bikin rakyat sengsara. Kami menginginkan partai yang pro kesejahtraan rakyat. Gak penting makro ekonomi seindah apapun, kalau harga kebutuhan pokok tinggi, rakyat sengsara.
wungkal Maret 30th, 2012 15:10 pm
Dahsyaattt….tapi…naik tidak naik…harga lain terlanjur naik Om Kwik….. ini analisa yang lain lagi ya hehehehehe…..
Yuni Maret 30th, 2012 15:15 pm
Tx pak, kebetulan saya nonton acara jkt law club, sebenarnya kalo mau jujur, keuntungan dari selisih harga minyak untuk membayar hutang negara malah rakyat memaklumi, gak perlu ditutup tutupi dgn alasan2 yg sepertinya membodohi rakyat..aku jg yakin pemerintah tidak mungkin mengorbankan rakyatnya..kenapa ya mencari seorang Negarawan ditanah air kita susah..
Rivelino Maret 30th, 2012 15:21 pm
Terima kasih Pak Kwik atas pembelajarannya. Teruskan perjuangan, jangan biarkan bangsa ini terus dibohingi dan dibodohi orang2 yg me menamakan dirinya pejabat dan pemerintah
FIA Maret 30th, 2012 16:01 pm
Hitungan bapak emang mantap; untuk mengkalkulasi + dan Minusnya; akan tetapi mengapa negara tetangga mengikuti harga pasar ( malay; sing; phi; thai); saya setuju kita menentukan harga sendiri; tetapi siapa yang menjamin BBM kita tidak dibawa keluar; kita tidak punya (kapal) untuk mencegah pnyenelundupan katanya
nugroz Maret 30th, 2012 16:28 pm
1. Pak Kwik….saya masih ingat, ketika anda menjabat menteri yang membidangi perekonomian pada saat Kabinetnya Megawati, anda dan jajaran pemerintahan anda telah menaikkan BBM 2 kali. Bagaimana penjelasan anda tentang hal ini? Mengapa sekarang anda bisa ngomong ini dan itu yang selalu mendiskreditkan kebijakan menaikkan harga BBM? Dalam hal ini, anda sudah tidak konsisten.
2. Seingat saya, Blok Migas Tangguh…..anda dan pemerintahan waktu itu yang menjual ke China dengan harga yang terbilang murah. Kenapa bisa begitu? Trus kenapa lagi sekarang anda malah ngomong seolah-olah anda hebat dalam bidang perekonomian? Trus coba diingat-ingat lagi berapa perusahaan plat merah yang sahamnya dijual keluar dengan harga yang cukup murah pada saat anda menjabat menteri pada kabinet yahhhh yang waktu itulah?
3. Yang perlu diingat Pak, BBM tuh SDA yang tidak dapat diperbaharui….apakah tidak baik jika sekarang subsidi dikurangi untuk memberikan pemasukan negara sebesar-besarnya sebagi cadangan devisa jika suatu saat nanti cadangan minyak kita habis kita masih punya stok devisa yang masih memadai untuk mengatasi permaslahan BBM tersebut?
4. UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI………ini dibuat waktu pmerintahan siapa yaaaahhhh Pak Kwik???? Dan yang menjadi menko Ekuin sapa yaaccch??????
MOHON MAAF SEKIRANYA KOMENTAR SAYA PICISAN….KARENA MEMANG SAYA ORANG AWAM, NAMUN ADA KEGUNDAHAN DIHATI JIKA TIDAK ADA KONSISTENSI DARI FIGUR PUBLIK DALAM MENGELUARKAN STATEMENT….PADAHAL SAYA INGIN MENIMBA ILMU BANYAK-BANYAK.
TERIMA KASIH ATAS KESEMPATANNYA.
SALAM
wahdi Maret 30th, 2012 16:53 pm
Paparan yang sangat bagus Pak Kwik, namun saya berharap ada ulasan juga tentang bagaimana cara pemerintah menambang minyak bumi di tanah airnya sendiri. Yang saya tahu perusahaan-2 penambangan di Indonesia sudah dikuasai perusahaan-2 asing. Dengan demikian bisa jadi pemerintah ‘dipaksa’ untuk membayar dengan harga internasional, sehaingga perlu menjualnya kembali dengan harga internasional.
Jika memang pemerintah punya niat mengelola barang yang menguasai hajat hidup orang banyak, harus dimulai dengan menguasai sumber daya alamnya, menguasai cara pengelolaannya secara mandiri, sehingga tidak akan tergantung kepada pihak luar, tidak mudah didikte oleh kepentingan-2 asing..
Demikian pandangan saya, terima kasih Pak Kwik, atas ijin share-nya di sini..
Salam,
@rizaputra08 Maret 30th, 2012 17:09 pm
Mantap sekali analisa pak, biarpun kami awam tapi dapat menganalisa secara sederhana.
Semoga sehat selalu dan panjang umur buat anak bangsa seperti bapak KKG, tidak banyak seperti anda pak!
Ireng Maret 30th, 2012 17:11 pm
SBY ANJING !!!
ANTEK AMERIKA KABEH RIBUT JEUNG AING,,
BOGA NAON ATUH SIA TEH SBY KOPLOK,
kaka Maret 30th, 2012 17:53 pm
sangat membantu pak kwik.. herannya begitu banyak orang pinter di negeri ini, tapi knapa pak kwik aja yg berani berpikir demikian, memang terbukti pintar saja tidak cukup, tapi juga haruss berani bernurani… smangat terus pak kwik..
Achmadz Maret 30th, 2012 18:30 pm
Apa yg membedakan Ketika Pa Kwik ketika menjadi menteri dan sekarang, mengapa ketika menjadi menteri tidak sekritis sekarang pak , apa banyak hambatan sustu sistem.
harmono Maret 30th, 2012 19:04 pm
Terimakasih atas informasinya yang sangat berharga. Saya tinggal di Prabumulih salah satu kota penghasil minyak bumi. Sayangnya tidak ada kontribusi yang berarti dari adanya pertambangan di sana. Minyak juga sering langka (penghasil minyak tapi minyak langka). Masyarakat di sana saat ini bisa sedikit sejahtera karena membuat kebun2 karet yang diusahakan dengan peluh keringat mereka sendiri, termasuk salah satunya orang tua saya. Ada pemerintah tapi kog tidak melindungi rakyat. memalukan sekali.
Widjay Maret 30th, 2012 19:15 pm
Pak Kwiek,
Saya memiliki pertanyaan, sampai kapan produksi minyak Indonesia yang menjadi hak Pemerintah bisa dipertahankan di 37 milyar liter? Seandainya keadaan berbalik, asumsikan kebutuhan bensin tetap 63 milyar liter, tapi minyak pemerintah hanya 25 milyar liter dan Pertamina harus membeli dari pasar internasional 37 milyar liter dg harga USD 105/ barrel maka pendapatan pemerintah menjadi Rp 149,9 Tr (bulatkan saja Rp 150 Tr) dan pengeluaran pemerintah ke Pertamina Rp 126,6 Tr (bulatkan saja Rp 127 Tr), sehingga nett Pemerintah akan menjadi Rp 23 Tr. Kalau ini berkelanjutan, apakah hal ini berarti satu saat nanti harga bensin akan tetap naik?
BBM dan Rakyat Indonesia dan Gua « Bersantai Sejenak. . . Maret 30th, 2012 19:15 pm
[...] Harga bensin premium yang Rp. 4.500 per liter sekarang ini ekuivalen dengan harga minyak mentah sebesar US$ 69,50 per barrel. Harga yang berlaku US$ 105 per barrel. Lantas dikatakan bahwa pemerintah merugi US$ 35,50 per barrel. Dalam rupiah, pemerintah merugi sebesar US$ 35,50 x Rp. 9.000 = Rp. 319.500 per barrel. Ini sama dengan Rp. 2009, 43 per liter (Rp. 319.500 : 159). Karena konsumsi BBM Indonesia sebanyak 63 milyar liter per tahun, dikatakan bahwa kerugiannya 63 milyar x Rp. 2009,43 = Rp. 126,59 trilyun per tahun. Maka kalau harga bensin premium dipertahankan sebesar Rp. 4.500 per liter, pemerintah merugi atau memberi subsidi sebesar Rp. 126,59 trilyun. Padahal kerugian tersebut adalah keuntungan pemerintah yang “abstrak” yang diikhlaskan untuk pengurangan harga jual BBM. Jadi aneh jika pemerintah menyebut dirinya merugi. Yang lebih konyol lagi karena mereka lantas mengatakan bahwa “subsidi” ini sama dengan “uang tunai yang harus dikeluarkan”. (Sumber: INI dan ITU) [...]
Kriez'69 Maret 30th, 2012 19:33 pm
Orang awam sepertiku aja bs paham dg paparan p Kwik, ko orang” pinter di pemerintah malah ky orang bodoh ! Atau memang kepinterannya buat minterin dan nipu masyarakat. Kwalat tau…!!!!
aan Maret 30th, 2012 19:49 pm
waw sangat superb sekali pak pemaparannya..
sangat menambah wawsan serta membuka pemikiran kita.
sungguh sangat disayangkan pemerintah tidak berpikir seperti seharusnya manusia berpikir..
terimakasih banyak pak.
izin untuk dsebarluaskan.
tito Maret 30th, 2012 19:55 pm
Pak Kwik, jadi Pemerintah mw bohongin Rakyat atau gk tahu ini yaa? atau ada motif lain..
reza fahlevi Maret 30th, 2012 20:21 pm
terimakasih pak kwik penjelasannya, sangat mendetail. apakah ini bisa di rundingkan dan disampaikan kepada pemerintah kita terutama bapak presiden kita.
supaya pengertian yg salah bisa di rubah dan diperbaiki. agar kemaslahatan bangsa ini tetap terjaga.
apa pemerintah sebenarnya tahu akan hal ini tetapi menyembunyikan terhadap rakyatnya?
Negara ini butuh sekali para pemikir yg tulus untuk membangun bangsa ini, seperti di jamannya Syaidina ALI Bin ABI THALIB.
naryo wga Maret 30th, 2012 20:47 pm
Ooo jadi ngerti sekarang, ikut demo yuk,…
Christina Handayani Maret 30th, 2012 20:52 pm
Sejak kasus BPPC cengkeh dulu rezim Suharto, Bapak ingat kan ?? saya sudah mengagumi bapak. saat itu usia saya baru 8 tahun, kakak saya yang menjelaskan tentang anda. Terimakasih Tuhan karena diantara para “makelar minyak ” di pemerintahan, diantara banyak pengkhianat, Tuhan memberkati negri ini dengan adanya anda, saya dlm kesederhanaan saya, saya juga ingin seperti bapak. Maju terus pak. doa dari gadis kecil yang sibuk mendampingi warga desa
ronny Maret 30th, 2012 21:11 pm
Pak Kwik, dari uraian yg di terangkan di atas, memang benar seharusnya BBM tdk perlu naik, tapi kalo gak salah dengar (mudah2an saya salah) katanya Pemerintah Lifting Minyak Bumi Indonesia tdk memenuhi target yg seharusnya di capai, sehingga BBM nya harus Import utk memenuhi kebutuhan tersebut. Benar kah?
boina Maret 30th, 2012 21:25 pm
makasi pak
atas pencerahannya
semoga saya bisa jadi sepintar bapak kelaknya
adi nugraha Maret 30th, 2012 21:25 pm
trimakasih pak Kwik, ijin copast y
inka Maret 30th, 2012 21:56 pm
inilah kemunduran moral daripemerintah negara ini,, belum puas korupsi dari sektor pajak, bank, dan proyek pembangunan sekarang harus mengambil untung lagi untuk dikorupsi dari sektor migas khususnya BBM…
innalillah…
e fatma Maret 30th, 2012 22:23 pm
Terima kasih pak,sayang pendemo mendemo dengan anarkhis…
satrio Maret 30th, 2012 22:49 pm
sangat menarik sekali pembahasan yang bapak uraikan…ada fakta menarik dan cukup sederhana…bagaimana mungkin rakyat indonesia harus membeli dengan harga mahal bahan bakar yang dari perut buminya sendiri…hal yang cukup simple,relevan, dan didukung fakta-fakta hebat lainnya…
penjelasan diatas menggelitik pemikiran saya..kira2 apakah mungkin jika pemerintah melakukan suatu deal2 politik ataupun bisnis atau apalah itu, yang membuat pemerintah dengan UU yang dibuatnya untuk secara sadar menaikkan BBM karena kepentingan-kepentingan lain diluar kepentingan rakyatnya????
kalaupun hal itu memungkinkan terjadi…bagaimana mekanisme itu akan terjadi?
muti Maret 30th, 2012 23:46 pm
Tadinya saya acuh2 saja kalo BBM naik,,awalnya sy kira (berdasarkan baca di artikel ttn) dari pengurangan “subsidi BBM” ini, tambahan dananya digunakan untuk pembangunan yang lain. Ternyata pemaparan dana oleh pemerintah saja tidak jujur,,,apa masih bisa dipercaya tambahan keuntungan nanti akan digunakan untuk sebesar-besarnya nya kemakmuran rakyat . mungkin rakyat dunia kali ya (negara pemilik pabrik2 minyak raksasa). =D
terimakasih pemikirannya Pak Kwik.. ,tinggal menunggu ulasan pemikiran pemerintah yang transparan. semoga kebijakan yang diambil memang benar2 untuk sebesar-besarnya kemakmuran seluruh rakyat, rakyat Indonesia.
mansyur Maret 30th, 2012 23:50 pm
bola sekarang di tangan dpr
Dani Indra Maret 30th, 2012 23:56 pm
Mantab pak Kwik analisanya, namun saya jadi bertanya-tanya, mengingat secara itungannya sederhana terlihat gamblang tidak ada kerugian dengan adanya kenaikan harga minyak mentah dunia, faktor apakah yg menyebabkan pemerintah keukeuh mengusulkan kenaikan harga Premium jika sebenarnya tidak ada “subsidi” yg dilakukan dalam hal ini?
Apakah krn ingin mengambil untung banyak dari rakyat ya sendiri? It’s so naive!
Apakah krn semangat kapitalis sdh mendarah daging di para ekonom pemerintah? It’s more ridiculous!
VG Maret 30th, 2012 23:58 pm
Setelah membaca paparan Pak Kwik saya jadi mengerti mengapa banyak yang menolak Harga BBM Dinaikan.
Tapi yang saya herankan..
NYMEX itu Perusahaan Minyak atau bukan?
kok NYMEX yang menentukan?
Menurut pendapat saya.. Justru seharusnya produsen menentukan mau jual berapa, Indonesia kan salah satu produsen minyak di dunia. Seharusnya kan indonesia juga ikut menentukan harga pasar minyak. Bukan ikut-ikutan memakai patokan harga minyak negara lain yang notabenenya mengimpor Minyak dari luar?
Persoalan ini cukup membuat saya sendiri bingung dengan keputusan pemerintah.
wez Maret 31st, 2012 00:15 am
politik pemerintah,biar masalah korupsi saat ini dilupakan rakyat. krn sdh hampir terungkap semua.
semoga anggapan sy tdk slah..
Memandang Pembahasan Harga BBM | Belajar tanpa batas Maret 31st, 2012 00:46 am
[...] [4] http://kwikkiangie.com/v1/2012/03/kontroversi-kenaikan-harga-bbm/ [...]
Herni Ramdlaningrum Maret 31st, 2012 00:57 am
Kami rakyat awam mengerti dan memiliki analisa ini Pak, tetapi pemaparan dari bapak semakin mencerahkan kami. Sayangnya brain wash teralu sukses untuk membuat pemerintah kita menyisihkan nurani demi kepentingan rakyat. mulai besok mungkin ongkos kendaraan umum kami akan naik, tetapi kemampuan (baca: gaji) kami tidak ada gambaran akan meningkat, entah sampai kapan kami akan mampu menghadapi kehidupan sulit seperti ini. so sad Pak.
fahmi Maret 31st, 2012 01:43 am
benarkah Pertamina membeli minyak di pasar internasional sejumlah itu pak Kwik.?
kemudian lagi yang saya bingung. pemerintah mendapatkan minyak yang kemudian dijual ke pertamina itu apakah hasil olahan bumi Indonesia.? seharga Rp 5944/liter.? atau membeli dari pihak asing.?
kalau benar seperti itu. dari mana angka Rp 5944/liter ini pak.?
terimakasih banyak untuk tanggapannya Pak.
saya tunggu.
fahmi Maret 31st, 2012 02:12 am
sedangkan rata2 lifting minyak kita: 950 million barrel crude oil per day (MBCD).. dari 950 itu, sekitar 395 MBCD diekspor ke luar negeri. kenapa diekspor.?
karena pemilik 395 MBCD ini bukan pemerintah, tapi perusahaan asing seperti Exxon, BP, Chevron, dsb yg diatur dlm UU Migas.
kemudian untuk sisa sekitar 90-an tr. itu pasti. dan yakinkah itu untuk pemerintah.? bukankah untuk rakyat pak Kwik.
rifai Maret 31st, 2012 03:14 am
kok ga ada komentar yang kontra sama sekali? mari ke sini >> http://equshay.wordpress.com/2012/03/27/setuju-dengan-pengurangan-subsidi-bbm/
Ondel Ondel Maret 31st, 2012 03:59 am
skrng sudah bulat bahwa BBM tidak jadi naik tgl 1 April, tetapi akan naik dalam 6 bulan ke depan. ini seperti bom waktu buat 6bulan nanti.
lalu skrng yg menjadi pertanyaan apa dan bagaimana langkah selanjutnya dalam menykapi hasil voting tadi malam.. Pak Kwik..?
malah kalo saya merasa sudah merasa dibodohi oleh Para Koalisi Pemerintah saat ini. knp saya bilang dibodohi, karena Pemerintah merasa tertekan oleh Rakyat dan Mahasiswa dan kalimat atau bahasa2 yg dikemas sedemikian rapinya “bahwa BBM tidak naik (seakan-akan Koalisi Pemerintah Pro Rakyat).. dibalas kabar selanjutnya Pak Kwik ya.
bravo Maret 31st, 2012 04:34 am
pencerahan yg berguna pak……sdh tdk ada lg rasa kebangsaan di neagra ini krn semua hasil kekayaan alam negara menyangkut hidup org banyak pada dikelola asing dan dijual dgn harga tidak pantas kepada rakyat sendiri dan ini yg dinamakan KKN oknum pemerintahan dan melawan UUD45
m s Maret 31st, 2012 04:56 am
tulisan bapak sungguh luar biasa bermanfaat.
sekiranya bapak berkenan bisa membantu para pemuda lebih berpikir kritis.
Hiduplah Indonesia Raya.
febri k®Íst Maret 31st, 2012 05:05 am
Perhitungannya mantab abis pak, sy tertarik untuk mengajukan pertanyaan knp indonesia milih memakai harga internasional drpd harga yg di tentukan sendiri untuk d jual d negeri sendiri???. Aje gile eh gile aje, sebenarnya jual dgn harga d tentukan sendiri pasti sdh untung, apalagi pake harga intrnasional. Trus k mna larinya keuntungan itu??. Mending untuk rakyat pake harga yg d tentuin sendiri, bila d export y harga internasional. Pasti lebih makmur lg indonesia. Tp yg penting lg, adalah gimana cara supaya rakyat indo mulai mengurangi pemakain energi yg tak terbaharui, n segra mencari energi alternatif, tmukan teknologinya dan patenkan.
rudy Maret 31st, 2012 06:11 am
pemikiran yg benar-benar patriotisme,sayang bapak hidup di negara maling .
Mirza Maret 31st, 2012 08:25 am
Saya ada beberapa pertanyaan (karena kan ini emang harusnya diskusi)
1. Seberapa banyak minyak negara kita itu di prosess di luar negri? Kalau memang cukup banyak (ya kira kira 10%+) tentu harga di Indonesia harus naik jika harga NY naik. Sampai adanya infrastruktur cukup di Indonesia untuk refinery dibikin, ini akan terus berjalan.
2. Apakah harga BBM di Indonesia itu ngefek harga penjualan BBM ke luar negri?
3. Berapa persen dari Annual Budget Indonesia dimakan oleh subsidi ini?
Bapak mengasih beberapa contoh negara negara dimana harga BBM di terapkan sendiri. Saya akan komentar mengenai beberapa negara yang ada di list bapak
Venezuela, Turkmenistan, Nigeria, Iran, Arab Saudi, Lybia, Kuwait, Quatar, Bahrain, Uni Emirat Arab.
Saya ada beberapa masalah dengan list ini, karena saya merasa bahwa negara negara ini tidak comparable dengan Indonesia. Indonesia mempunyai penduduk sekitar 240 juta orang. Venezuela (negara dengan populasi paling besar di list bapak) hanya mempunya penduduk sekitar 29 juta orang. Kenapa jumlah penduduk mengaruh subsidi BBM? Karena semakin banyak orang yang perlu di subsidi, semakin banyak uang yang perlu dikeluarkan. Venezuela juga adalah negara yang mempunyai sumber minyak (oil reserve) paling tinggi di dunia. Indonesia nomor 28.
Dan juga maaf, tapi kalau Indonesia itu harus seperti kaya Nigeria atau Iran, saya sangat tidak tertarik.
Sejak tahun 1998, Indonesia telah menghentikan konstruksi infrastruktur untuk mengkuatkan keuangan Indonesia. Sekarang, dengan perkembangan Indonesia yang besar, Indonesia perlu untuk membangun infrastruktur lagi. Menurut saya yang apa bapak bilang itu benar. Indonesia akan lebih banyak uang jika subsidi ini di berhentikan, dan saya harapkan Indonesia akan memakai uang ini untuk membangun infrastruktur. Dengan infrastruktur lebih bagus, biaya untuk transportasi dan produksi pasti akan turun.
Stefanus Maret 31st, 2012 08:29 am
Thanks untuk pencerahannya Pak Kwik. Sepertinya memang benar apa yang dikatakan Prof. Magniz Suseno, bahwa pemerintahan ini adalah pemerintahan yang terburuk paska reformasi, bahkan mungkin lebih buruk dari masa Pak Harto …
Jimmy Sitorus Maret 31st, 2012 08:55 am
I wonder with political and governmental knowledge of this magnitude level, when would Pak Kwik form his own party? I bet lots of people will provide supports. I definitely will vote for Pak Kwik for President!
Those student who march on the street against BBM price increament, I think they MUST read this article first, understand the whole issue clearly before running the protest. Thus make a clear,fair and angry voicing of the whole people who;s been mistreated by their own government, make every yell counts, every rock thrown counts, every fist thrown counts, instead of creating undefinitive anarchy on the street.
Keep writing,Pak! Make us understand!
Harjun Maret 31st, 2012 09:39 am
Terimakasih atas pencerahannya Pak Kwik, teman-teman wartawan bantuin dong untuk sosialisasikan cara pandang beliau. Biar masyarakat awam paham bahwa matematika perhitungan harga BBM ini sengaja dibuat abu-abu, padahal dengan perhitungan sederhana ala Pak Kwik bisa menjadi mudah dipahami.
Terus berkarya dan kritis yang positif Pak, saya termasuk yang mendukung bapak.
Tolak kenaikan BBM tapi tidak dengan DEMO ANARKIS.
Salam,
Harjun
afri fahmi Maret 31st, 2012 09:56 am
Terima kasih infonya pak, maaf saya mau bertanya bagaimana dengan alasan pemerintah bahwa untuk mengolah minyak mentah tsb pertamina harus mengolahnya diluar negeri sehingga harus mengeluarkan biaya pengolahan ?kalo yang saya dengar katanya kita belum mampu buat mengolah minyak mentah jadi premium ( CMIIW ),……..
robert Maret 31st, 2012 10:11 am
iya informasi ini harus di mengerti masyarakat indonesia seluruhnya, biar nanti kalau pilih pemimpin jgn asal. pilih yg mementingkan hidup rakyat banyak.
yos Maret 31st, 2012 10:34 am
Trima kasih pak, untuk penjelasannya, Negara kita dan Partai yang berkuasa harus membaca UUD 45 kembali soalnya mereka buta. Semoga Tuhan selalu memberikan kesehatan dan umur panjang.
Haruneko Maret 31st, 2012 10:53 am
btw kalo dikurang dengan gaji penjaga pertamina,orang2 yang mengangkat minyak kira2 jdi brapa ke untungan nya? Se ingat saya kerja jdi pengangkat minyak bumi beresiko kematian dan di gaji lbh besar se ingat saya c , =pis=
taufik Maret 31st, 2012 10:57 am
pencerahanya sangat membantu saya sekali sebagai orang awam pak kwik
salutttt……..salutttt………teruskan perjuangan dengan menjelaskan pandangan ke pada masyarakat awam
Sherlock Maret 31st, 2012 11:14 am
Jadi Pak Kwik dengan penjelasan diatas jika negara bisa membuat harga minyak nya sendiri, maka bangsa Indonesia bisa dunk membuat BBM lebih murah dari Rp 4500
Reza Maret 31st, 2012 11:36 am
Thx for sharing pak… Baru tau sya ad blog ny bpak nh. Hhe.
Emng sya suka bngung itu, gak cuma BBM nih, jualan listrik ama air jga bsa aja rugi mreka. Pdahal laku bner itu brang.
rakataz Maret 31st, 2012 12:11 pm
maaf pak kwik (ini benar pak kwik pengelola nya kan?), saya bukan ahli minyak tapi belakangan jdi sering baca soal minyak gara2 rencana penaikan bbm ini. dari sebuah forum dikatakan bhw metode yg bapak pake itu metode konvensional sedangkan pemerintah menggunakan metode yg berbeda dalam melakukan perhitungan kenaikan bbm.
IMO sepintas terlihat tidak nyambung antara tanggapan bapak kwik soal rencana kenaikan BBM ini. tapi saya jg jdi bertanya2, metode manakah yg seharusnya dipakai pemerintah, metode MOPS+alpha yg sekarang ato metode bapak kwik ?
jika pemerintah menggunakan metode yg sekarang, apakah perhitungan pemerintah tsb benar ?
mohon pencerahannya. terima kasih.
salam