Landasan Teori Tentang Nasionalisme Dalam Globalisasi – Indonesia Sudah Dihabisi Sejak November 1967 (Artikel4)
Robert Reich
Sejak lama sudah ada banyak ilmuwan yang memperingatkan bahwa kita hendaknya tidak terlampau fanatik dan keblinger tentang globalisasi yang dikaitkan dengan borderless world dan liberalisme mutlak.
Robert Reich adalah guru besar pada Harvard University dan pernah menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dalam Kabinet Presiden Clinton. Dia menulis buku dengan judul “The Works of Nations”.
Nasionalisme Kontemporer Di Amerika Serikat (Artikel3)
Liputan utama majalah The Economist tanggal 8 Desember 2007 dengan judul “The End of Cheap Food” memberitakan bahwa Pemerintah AS memberi subsidi luar biasa besarnya kepada petani jagung yang dijadikan bahan bakar. Tidak peduli bahwa yield energi dari jagung rendah, dan tidak peduli bahwa karena itu jagung sebagai bahan pangan kekurangan di dunia. Satu kali mengisi tangki mobil jenis SUV penuh sama dengan memenuhi kebutuhan jagung satu orang selama satu tahun. 30 juta ton jagung yang sudah dijadikan ethanol sama dengan penurunan stok jagung dunia dengan separuh.
Nasionalisme Sudah Mati, Kuno dan Katak Dalam Tempurung? (Artikel 2)
Hari ini kita berbicara tentang “membangun kekuatan nasional untuk kemandirian bangsa.” Membangun kekuatan nasional untuk kemandirian bangsa tidak dapat dilepaskan dari semangat nasionalisme. Pengertian nasionalisme itu memang dipertanyakan dalam dunia yang sedang dalam arus besar globalisasi. Banyak kaum teknokrat kita yang mempertanyakan apakah nasionalisme masih relevan sekarang ini?
Bagaimana duduk persoalan yang sebenarnya?
100 Tahun Kebangkitan Nasional (Artikel 1)
Benarkah negara bangsa kita justru terpuruk 100 tahun setelah dicanangkannya kebangkitan nasional?
Berbeda dengan kebiasaan, saya mulai dengan suasana batin dari hampir semua anak bangsa yang peduli, bahwa negara bangsa kita sedang terpuruk pada tahapan yang mendekati titik nadir.