PEMERINTAH BINGUNG, KONGLOMERAT MUNGKIN UNTUNG, RAKYAT BUNTUNG
Oleh Kwik Kian Gie
Masyarakat mendapat kesan bahwa Pemerintah kebingungan dalam mengambil kebijakan tentang harga bensin, terutama bensin premium. Faktor terpenting dari kebingungan adalah kenaikan harga bensin premium dari Rp. 6.500 per liter menjadi Rp. 8.500 dilakukan ketika harga minyak mentah di pasar internasional sekitar USD 80 per barrel, yang ekivalen dengan harga bensin sebesar Rp. 6.038 (80 : 159 x 12.000 + Rp. 755) per liter.
Sepanjang masa sebelumnya dikatakan bahwa harga bensin harus didasarkan atas harga minyak mentah yang ditentukan oleh NYMEX, walaupun minyak mentahnya miliknya sendiri. Kalau lebih rendah, selisihnya disebut “subsidi”. Lantas kata “subsidi” ditafsirkan sebagai uang tunai yang benar-benar dikeluarkan, dan angkanya digembar-gemborkan sebagai faktor yang membuat APBN jebol.
Logika matematik anak SMA akan mengatakan kok aneh ? Untuk minyak mentah yang oleh Pemerintah disedot dari perut bumi Indonesia kan tidak perlu dibayar ? Uang tunai yang dikeluarkan untuk lifting, refining dan transporting kalau kita anggap yang paling boros sebesar USD 10 per barrel, atau per liternya sama dengan (10 : 159 x Rp. 12.000) = Rp. 755 per liter. Kalau dijual dengan harga Rp. 4.500 saja, Pemerintah sudah kelebihan uang tunai sebesar Rp. 4.500 – Rp. 755 = Rp. 3.745 per liternya. Maka dengan harga sebelumnya yang Rp. 6.500 per liter, untuk bensin premium yang berasal dari minyak mentah dari dalam perut bumi Indonesia sendiri, Pemerintah sudah kelebihan uang tunai sebesar Rp. 5.745 per liternya. Kabinet Kerja menaikkannya menjadi Rp. 8.500 per liter, sehingga kelebihan uang tunainya menjadi Rp. 8.500 – Rp. 755 = Rp. 7.745 per liter.
Kalau berpegang pada prinsip bensin yang berasal dari perut bumi Indonesia harus dijual dengan nilai atau harga keekonomian, yang ketika itu USD 80 per barrel, atau per liternya = (80 : 159 x 12.000) = Rp. 6.038 seperti yang telah dihitung diatas.
Setelah itu segera saja harga minyak mentah NYMEX turun terus yang saat ini sudah di bawah USD 65 per barrel. Katakanlah bahwa Indonesia harus membeli dengan harga USD 75 CIF, maka harga minyak mentah CIF Indonesia yang dibeli dari mana saja dengan harga NYMEX per liternya sebesar (75 : 159 x 12.000) = Rp. 5.660. Ditambah dengan biaya-biaya refining dan transporting yang Rp. 755 per liter, uang tunai yang harus dikeluarkan untuk menyediakan bensin premium kepada rakyat Indonesia sama dengan Rp. 5.660 + Rp. 755 = Rp. 6.415. Dijual dengan harga Rp. 8.500, sehingga kelebihan uang tunai per liternya untuk penjualan bensin premium sama dengan Rp. 8.500 – Rp. 6.415 = Rp. 2.085.
Apa artinya ini buat pengusaha minyak swasta ? Andaikan saya pengusaha besar yang punya banyak modal. Saya bisa mengadakan bensin premium dengan harga Rp. 8.000 per liter, dan masih untung Rp. 8.000 – Rp. 6.415 = Rp. 1.585 per liternya.
Konsumsi bensin premium Indonesia diperkirakan 90% dari 70 juta kiloliter atau 63 juta kiloliter per tahun. Per harinya sama dengan 63.000.000.000 liter : 365 = 173 juta liter per hari.
Konon kabarnya ada 10 konglomerat yang berperan besar dalam memenangkan Bapak Ir. Jokowi menjadi Presiden RI. Kalau saja mereka diberi imbalan menjual bensin premium kepada Pemerintah dengan harga miring sebesar Rp. 8.000 per liter versus Rp. 8.500 per liter, masing-masing dari 10 konglomerat itu akan untung 17.300.000 liter x Rp. 1.585 = Rp. 27 milyar per hari.
Maka seandainya Pemerintah membeli seluruh kebutuhan bensin premium yang 17,3 juta liter per harinya itu dari 10 konglomerat sebagai imbalan atas jasa-jasanya memenangkan Jokowi, Pemerintah untung Rp. 500 x 173.000.000 = Rp. 86,5 per harinya atau Rp. 52 trilyun per tahun. 10 konglomerat itu masing-masing akan untung Rp. 27 milyar per hari atau Rp. 10 trilyun per tahun (Rp. 27 milyar x 365).
Karena Pemerintah tidak perlu lagi memproses minyak mentah yang disedot dari perut bumi Indonesia untuk dijadikan bensin premium, minyak mentahnya dijual dengan harga USD 75 CIF per barrel. Per hari mendapat uang tunai sebesar (75 x 320.000 x 12.000)= Rp. 288 milyar atau per tahunnya Rp. 105 trilyun. Jumlah perolehan uang tunai dari bensin premium Pemerintah per tahunnya sebesar Rp. 105 trilyun + Rp. 32 trilyun = Rp. 137 trilyun.
Rangkumannya per hari sebagai berikut.
- Lifting 800.000 barrel/hari.
- Hak Indonesia 40% = 320.000 barrel/hari
- Ini dijual di pasar internasional dengan harga
USD 75/barrel.
Hasil Penjualannya per hari :
(320.000 x 75 x 12.000) = Rp. 288 milyar atau
per tahun = Rp. 288 x 365 = Rp. 105 trilyun
Karena tidak punya minyak mentah lagi, bensin premium dibeli dari 10 konglomerat dengan harga Rp. 8.000 per liter, dijual dengan harga Rp. 8.500. Untungnya Rp. 500/liter.
kiloliter /tahun = 63 juta kiloliter. |
|
63 juta kiloliter x Rp. 500 = |
32 trilyun |
Pemerintah mendapat keuntungan dalam bentuk kelebihan uang tunai sebesar |
Rp. 137 trilyun ========== |
KEUNTUNGAN 10 KONGLOMERAT
- Konsumsi bensin premium : 90% dari 70 juta kiloliter/tahun = 63 juta kiloliter/tahun.
- Konsumsi per hari : (63 juta kiloliter : 365) = 173.000.000 liter.
- Keuntungan per liter Rp. 1.585 (lihat atas).
- Keuntungan buat 10 konglomerat (173.000.000 x Rp. 1.585) = Rp. 274 milyar per hari.
- Keuntungan setiap konglomerat per hari : 274 milyar : 10 = Rp. 27 milyar per hari.
Dengan keuntungan tunai sebesar ini, para konglomerat telah dibayar sangat mahal untuk jasa-jasanya.
Perlu saya tegaskan bahwa kesemuanya ini dengan asumsi ‘SEANDAINYA”
RAKYAT BUNTUNG
Dengan kenaikan harga bensin premium yang demikian drastisnya, yaitu dengan Rp. 2.000 atau 31 %, rakyat banyak sangat merasakan dampak negatifnya. Ini disebabkan karena bensin adalah barang yang strategis dalam arti bahwa dampaknya menjangkau sangat banyak (kalau tidak semua) sekor kehidupan. Rincian intinya sebagai berikut:
- Biaya angkutan, termasuk angkutan sembako meningkat, yang meningkatkan harga, sehingga daya beli masyarakat menyusut.
- Imbalan dalam bentuk 3 jenis kartu tidak dinikmati oleh banyak orang yang terkena dampak kenaikan hampir semua barang dan jasa yang dibutuhkan. Tidak semua orang sakit sehingga membutuhkan pengobatan dengan kartu sehat, tetapi semua orang kena dampak kenaikan harga dan penurunan daya beli.
- Dalam penggunaan kelebihan uang tunai dalam Kas Negara yang disebabkan oleh kenaikan harga bensin premium, perbandingannya tidak jelas antara 3 kartu dan infra struktur. Infra struktur apa dan di mana juga tidak jelas.
- Kenaikan harga bensin premium yang menjadikan nilai keekonomiannya menjadi lebih rendah dari harga yang dikenakan pada konsumen premium jelas tidak adil.
Koreksi
Semuanya bisa dikoreksi dengan menurunkan kembali harga bensin atas dasar harga minyak mentah di pasar internasional. Dengan melakukan kebijakan yang demikian, untuk bensin premium yang harus diimpor Pemerintah tidak perlu nombok uang, sedangkan minyak mentah milik sendiri yang diolah menjadi bensin premium masih memberikan kelebihan uang tunai yang cukup besar.
CATATAN
Harga minyak mentah turun terus dan kemarin sudah mencapai harga USD 55 per barrel. Ketika artikel ini ditulis harganya sekitar USD 65.
Pemburu07 Desember 31st, 2014 05:27 am
Menjadi tamu d negri sendiri,apes!
Rangga Winata Desember 31st, 2014 10:19 am
Selamat Pagi Pak Kwik,
Saya sangat tertarik dengan penjelasan bapak mengenai harga BBM yang “pantas” untuk rakyat Indonesia. Setelah saya membaca ulasan bapak sebelumnya hingga artikel ini, saya ingin menanyakan bagaimana caranya kita rakyat Indonesia mendapatkan harga yang “pantas” tersebut, setidaknya mendekati perhitungan dari Bapak, jika ternyata pemerintah tidak ada transparansi mengenai biaya atau harga sebenarnya BBM itu sendiri.
Mohon penjelasannya Pak,
Terima kasih.
Salam,
Firman
helmi Desember 31st, 2014 10:59 am
itu kan harga minyak mentah. memangnya minyak mentah bisa langsung diisikan ke dalam tangki mesin?
Mashadi Juli 30th, 2015 11:22 am
pak helmi, hitungan diatas kyknya sudah ditambah ongkos pengolahan dari penambangan, pengilangan dan pendistribusian, di paragraf ketiga ” Uang tunai yang dikeluarkan untuk lifting, refining dan transporting kalau kita anggap yang paling boros sebesar USD 10 per barrel, atau per liternya sama dengan (10 : 159 x Rp. 12.000) = Rp. 755 per liter.”
Tiana Januari 2nd, 2015 13:17 pm
Bukti bahwa jargon BBM di subsidi adalah bohong belaka! Malah negara sudah untung!! Kmn keuntungannya?! Turunkan segera rezim jokoYap china item PKI. Kenaikan BBM adalah untuk membayar balas jasa kpd 10 konglomerat sebesar 27 milyard perhari yg ditanggung oleh seluruh Rakyat Indonesia! Yg untung adalah si jokoYap jdi Presiden. Knp rakyat indonesia yg nanggung?’n
aneka masakan Januari 23rd, 2015 13:58 pm
wahhh mau dong jadi konglomerat
santi dtg Februari 10th, 2015 16:53 pm
Pemerintah indonesia memang aneh juga sih, sekarang harga bensin kualitas pertamax di singapore katanya dibawah 6000, tapi bensin premium di indonesia di atas 6000. Alasannya karena kilang pengolahan minyak di Indonesia sudah tua jadi biaya produksinya mahal beda dengan singapore. Dan alasan ini tidak pernah sebelumnya di ungkapkan klo harga minyak di singapore lebih mahal, alasannya adalah menyamakan harga supaya tidak rugi
Azka Zakia Februari 21st, 2015 22:49 pm
Sebagai rakyat kecil sangat terasa sekali segala kebutuhan pokok mengalami kenaikan harga Pusiiiiiiing
Sonic 150R September 9th, 2015 07:43 am
bener azka
Hayoh November 5th, 2015 17:43 pm
Seharusnya pak, di pikir-pikir dulu. kasihan rakyat kecil yang kehidupan sehari-hari hanya cukup sesuap nasi. terimakasih Harga Motor
seni November 5th, 2015 17:47 pm
harga dimana mana naik pak, tak cuma BBM saja. barang sembako meroket di pasaran dan juga harga pajak tol yang mau dinaikan juga gak sesuia dengan kenyaman pengguna tol sendiri. mohon di pertimbangkan dan bantuannya dari bapak. terimakasih sebelumnya Harga Motor
Dian Saputri Januari 21st, 2016 03:12 am
Haduh,,,, sabar,,,,
Kata Kata Ramadhan April 16th, 2016 14:31 pm
treimakasih infonya gan kata kata ramadhan